Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Friday, August 26, 2022

Khutbah 3 Keutamaan Shalat Berjamaah

Khutbah Tentang 3 Keutamaan Shalat Berjamaah

Khutbah 3 Keutamaan Shalat Berjamaah

Keutamaan Shalat Berjamaah

Khutbah 1

 

ألْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإيْمَانِ وَالإسْلاَمِ وَعَلَّمَنَا دَقَائِقَ الْعُلُوْمَ بِالْقَلَمِ. وَجَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلّى الله عليه وسلّم. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ الْأَنَامِ؛ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صلّى الله عليه وسلّم، وَعَلٰى أَهْلِ بَيْتِهِ الْكِرَامِ، وَأَصْحَابِهٖ الَّذين يُوَلُّوْنَ الْحِكَمَ، وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ بِالاِحْتِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنْجِبْنَا بِهَا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَة, وأَشْهَدُ اَنَّ محمّدًا عبدُه ورسوله لاَنَبِيَ بَعْدَهُ، أمابعد: فَيَٰأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ،

 

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Marilah kita selalu berupaya meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan semua laranganNya. Karena di saat menjaga takwa berarti kita sedang menjaga iman dan Islam kita. Dan menjaga iman serta Islam agar tetap terawat hingga akhir hayat lalu wafat dalam keadaan husnul khatimah merupakan cita-cita segenap orang Islam yang selalu dipinta di dalam setiap doa.

Hadirin, jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Salah satu cara meningkatkan nilai ketakwaan adalah dengan meningkatkan kualitas shalat. Dan salah satu cara meningkatkan kualitas shalat adalah dengan shalat berjamaah. Semakin banyak jamaahnya, maka semakin tinggi nilai dan kualitasnya dalam pandangan Allah SWT. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan shalat berjamaah sebagaimana maksud hadits ini:

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: صَلَاةُ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ, وَصَلَاتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ الرَّجُلِ, وَمَا كَانَ أَكْثَرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى الله عَزَّ وَجَلَّ
(رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان)

 

Artinya:

“Shalat seorang bersama seseorang lebih baik daripada shalat sendirian, shalat seorang bersama dua orang lebih baik daripada shalat bersama seorang, dan semakin banyak lagi, semakin disukai oleh Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i). Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

 

Hadirin rahimakumullah,

Keutamaan atau fadhilah dari shalat berjamaah sangatlah bamyak sekali. Baik yang dinyatakan dengan dalil naqli maupun yg ditampakkan dengan bukti. Namun pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan 3 keutamaan terpenting dari shalat berjamaah sebagai berikut:

 

1. Shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendirian.

 

Keutamaan pertama dari shalat berjamaah adalah bahwa derajat satu kali shalat berjamaah berbanding dengan dua puluh tujuh kali shalat tanpa berjamaah. Dengan kata lain, anugerah pahala dari Allah bagi orang yang shalat berjama’ah adalah dua puluh tujuh derajat, sedangkan anugrah pahala bagi orang yang shalat sendirian adalah satu derajat. Kemudian pada puncaknya, Allah akan lebih menyayangi orang yang shalat berjamaah sebesar 27 tingkat kesayangan daripada orang yang shalat sendirian. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

 

عنْ عبدِ اللهِ بنِ عُمَر -رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: صَلاَة الْجَمَاعَة اَفْضَلُ مِنَ صَلاَةِ الفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَة. (متفق عليه)

 

Artinya:

"Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian, dengan keutamaan dua puluh tujuh derajat."  (HR. Bukhari dan Muslim)

 

2. Menjadi sebab diampuninya dosa-dosa.

 

Keutamaan kedua bagi orang yang shalat berjamaah adalah peluang untuk mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya. Peluang ini bisa terjadi pada setiap ia melakukan shalat berjamaah dan bisa terjadi kadang-kadang. Karena ketentuannya adalah apabila ada orang yang shalat berjamaah mengucapkan: "Aaamiiin" serentak (bersamaan) dengan ucapan malaikat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya. Melihat ketentuan ini maka semakin sering melakukan shalat berjamaah, semakin besar pula peluang mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

 

Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagaimana hadits berikut:

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: إِذَا قال اْلإِمَامُ (غَيْرِ اْلمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضّآلّين) فَقُوْلوُا: آمين, فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ اْلمَلاَئِكَةِ غَفِرَ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه البخارى و مسلم)

Artinya:

Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdhooolliin”, maka ucapkanlah: "Aamiin". Karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

3. Melatih disiplin dan berakhlak mulia.

 

Keutamaan ketiga dari shalat berjama’ah adalah untuk membiasakan seorang berdisiplin mematuhi perintah pemimpinnya. Pembinaan sikap ini diperoleh dari pembiasaan mengikuti gerakan imam di dalam shalat. Ketika imam bertakbir maka makmum ikut bertakbir, ketika imam rukuk maka makmum ikut rukuk, ketika imam sujud maka makmum pun ikut sujud, dst. hingga salam. Kendati demikian, makmum diberikan hak untuk tidak mengikuti imam ketika ia salah, akan tetapi makmum menegurnya dengan kalimat: Subhanallah. 

 

Hal ini tentu akan membawa dampak yang luar biasa di dalam kehidupan seseorang untuk melatih kedisiplinan dalam bekerja, ketaatan terhadap aturan, menghargai perbedaan pendapat, santun dalam bertutur kata, bijak dalam menyampaikan teguran, dan melahirkan kerendahan hati. Di samping itu, shalat berjamaah dapat menghilangkan sifat kesewenang-wenagan dalam bertindak, angkuh, egoisme, dan tinggi hati.

 

Megenai hal ini Rasulullah SAW bersabda:

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: اِنَّمَاجُعِلَ اْلإِمَامُ لِيُؤْتَمٌ بِهِ, فَلاَ تَحْتَلِفُ عَلَيْهِ, وَإِذَا كَبُرَ فَكَبِّرُوْا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَإذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَإذَا صَلّىَ جَالِسًا فَصَلّو جُلُوْساً أجْمَعِيْنَ. (رواه البخارى و مسلم)

Artinya:

Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti, maka janganlah kamu menyelisihinya. Jikalau ia bertakbir maka bertakbirlah kalian, jikalau ia ruku' maka ruku'lah kalian. Jikalau dia sujud maka  sujudlah kalian. Dan jikalau dia shalat duduk maka shalatl duduklah kalian semuanya. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Hadirin, jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya shalat berjama’ah. Fadhilah dan keutamaanya ada yang bermanfaat di dunia, ada pula yang akan diperlukan nanti di akhirat. Oleh sebab itu marilah kita sama-sama berharap semoga Allah senantiasa menuntun kita untuk mengedepankan shalat berjama’ah daripada shalat sendirian, baik di masjid, mushalla, ataupun di rumah-rumah. Selanjutnya, mudah-mudahan kita bisa istiqamah dan memperoleh manfaat dan keutamaanya di dunia dan di akhirat kelak. Amin yra.

 أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْاٰخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ (التوبة,١٨)

“Adalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah ayat 18)

 

 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمِا فِيْهِ مِنَ الآَيَاتِ والذِّكْرِالحَكِيْمٍ، وتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَه إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَرِيْفُ الْمَقَام،ِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْن رَبَّنَاَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْاَمْرَاضَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

Share:

Friday, July 22, 2022

Khutbah - Konsekwensi bagi yang meninggalkan shalat Jumat

Kategori: Khutbah

Judul: Konsekwensi bagi yang meninggalkan shalat Jumat

Tags: #khutbah_jumat #meninggalkan_shalat_jumat

Khutbah - Konsekwensi bagi yang meninggalkan shalat Jumat

Khutbah 1

 

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ. اما بعد 

 

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Kita bersyukur kepada Allah SWT, dan bershalawat atas Rasulullah SAW, karena berkat rahmat Allah dan wasilah Rasulullah, kita bisa melaksanakan kewajiban shalat Jum'at dalam keadaan sehat wal afiat. Alhamdulillah. Selanjutnya, marilah kita selalu bertakwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, kapan dan dimanapun kita berada. 

 

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Bagi orang yang melaksanakan shalat Jum'at ada keutamaan-keutamaan yg akan dianugerahkan, diantaranya dihapus dosa-dosanya antara Jum'at satu dan berikutnya, diberi pahala seperti bersedekah seekor unta, hingga dikaruniai derajat ahli surga. Akan tetapi bagi orang yang meninggalkan shalat Jum'at ada akibat atau konsekwensi yang akan diterima, sebagaimana yang akan kami sampaikan dalam khutbah ini, sebagai berikut:

 

1. Allah akan menutup hatinya

 

Allah akan menutup hati orang yang meninggalkan shalat Jum'at sebanyak tiga kali karena lalai atau meremehkan. Apabila hati seseorang telah tertutup, maka kebaikan tidak akan sampai kepadanya. Padahal Allah tidak menghendaki menutup hati mereka, tetapi merekalah yang memilih untuk menutup hati mereka, akibat dari perbuatan mereka. Allah juga tidak pernah menzalimi hamba-Nya tetapi hamba-Nyalah yg menzalimi dirinya sendiri. 

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْن

Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri. (Yunus, 44)

Mengenai akibat pertama bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at diriwayatkan oleh Abu Ja'd adh Dhamri sebagai berikut:

 

عن أبـي الجَعْدٍ الضَّمْري قال: مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ (رواه أبوداود والنسائي وأحمد)

Artinya:

Barangsiapa meninggalkan tiga shalat Jumat karena meremehkan, niscaya  Allah akan menutup hatinya,” (HR Abu Dawud, An-Nasai, dan Ahmad). 

 

2. Dicatat sebagai orang munafik

 

Akibat kedua bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at adalah dicatat sebagai orang munafik. Yang dimaksud disini adalah tidak melaksanakan shalat Jum'at sebanyak tiga kali tanpa adanya udzur yg dibenarkan syariat. 

 

Mengenai akibat kedua bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:

 

عن أسامة بن زيد عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمُعَاتٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ كُتْبَ مِنَ المُنَافِقِيْنَ (رواه الطبراني)

Artinya:

Siapa saja yang meninggalkan tiga kali shalat Jumat tanpa uzur, niscaya ia ditulis sebagai orang munafiq. (HR At-Thabarani). 

 

3. Dianggap berpaling dari Islam

 

Akibat ketiga bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at adalah dihitung berpaling dari agama Islam. Mereka yang meninggalkan tiga kali shalat Jumat secara berturut-turut seakan-akan ia telah mencampakkan keislaman mereka. Sebab status mereka sebagai muslim tetapi perbuatan mereka menyerupai orang kafir. Maka Nabi menganggap mereka telah mencampakkan islamnya.

 

Mengenai akibat ketiga bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA sebagai berikut:

 

عنِ ابنِ عباسٍ - رضي اللهُ عنهما - قال : مَنْ تَرَكَ الجُمُعَةَ ثَلَاثَ جُمعات مُتواليات فَقَدَ نَبَذَ الإِسْلَامَ وَرَاءَ ظَهْرِه (رواه البيهقي) 

Artinya:

Barangsiapa yang meninggalkan shalat Jumat tiga kali berturut-tutut, maka ia telah mencampakkan Islam di balik punggungnya,” (HR Al-Baihaqi). 

 

Hadirin rahimakumullah,

Adapun udzur yang dapat menggugurkan kewajiban shalat Jumat adalah sebagai berikut: 

 

1. Sakit (berat) yang membuatnya kesulitan melaksanakan shalat Jumat. 

2. Hujan lebat. 

3. Dingin mencekam. 

4. Salju. 

 

Salah satu dari 4 macam udzur tersebut membolehkan seseorang tidak melaksanakan shalat Jum'at tetapi ia wajib menggantinya dengan shalat Zhuhur.

 

Hadirin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat tentang Konsekwensi bagi orang yang meninggalkan shalat Jumat. Semoga dengan ini kita semakin istiqamah melaksanakan shalat Jum'at dan terhindar dari dampak buruk yang diakibatkan meninggalkan shalat Jum'at. Amin.

 

أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (الجمعة،٩)

 

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Jumuah ayat 9).

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُم فِيْ القُرانِ العَظِيْمْ ونَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْم. أَقًوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمْ، إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرّحِيْم

 

 

 

 

Khutbah 2

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَوات. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْن وَالرَّخَاءَ لَهُمْ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا أندُونِيسِيَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللَّهُمَّ أَعِنِّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،

 

Share:

Saturday, July 9, 2022

Khutbah Idul Adha - Makna Di Balik Perintah Berqurban

Judul: Makna Di Balik Perintah Berqurban
Kategori: Khutbah Idul Adhaa
Tags: #khutbah #idul_adha #kurban #makna_qurban
Durasi 8 + 3 menit mmmm

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ. كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ:: الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ. ثُمَّ خَصَّ بَعْضَ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَاللَّيَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ الْمُتَنَوِّعَاتِ, وَ يُعَظِّمُ فِيْهَا بِالْأَجْرِ والحَسَنَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى رَسُوْلِكَ الْمُصْطَفَى مُحَمّدٍ صلعم وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بَعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ السَّيِّئَاتِ. وَ قَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ


Hadirin Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa memelihara takwa kita kepada Allah dengan cara mengerjakan ibadah sebagaimana perintahNya dan menjauhi keburukan sebagaimana laranganNya.

Hadirin rahimakumullah,
Hari raya qurban atau Idul Adha merupakan hari raya ummat Islam. Di dalamnya terdapat rangkaian berbagai ibadah sunnah yang perlu kita perhitungkan untuk diamalkan, salah satunya atau semuanya; baik berupa dzikir, puasa, shalat ied, menyembelih hewan qurban, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Banyak keterangan tentang fadhilah keutamaan beribadah pada 10 hari di awal bulan Dzul hijjah. Namun dalam khutbah singkat kali ini mari kita menyoroti “Makna Di Balik Perintah Berqurban.”

Hadirin Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Sejarah berqurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat manusia, yakni praktik berqurban yang dilaksanakan putra Nabi Adam, Qabil dan Habil. Kemudian dikisahkankan bahwa qurban yang diterima adalah qurban dari Habil, bukan dari Qabil karena ketaatan Habil yg semata-mata mengharap ridho Allah. Namun demikian, syariat ibadah qurban bermula dari sejarah Nabi Ibrahim as. yang diperintah oleh Allah untuk menyembelih anak kesayangannya yakni: Ismail as., seorang anak yang ia idam-idamkan bertahun-tahun, sedangkan istrinya sudah sekian lama dianggap mandul.

Atas kehendak Allah, praktek penyembelihan anak manusia itu batal dilaksanakan, karena Allah segera mengganti Ismail as. dengan hewan sembelihan yang besar. Peristiwa agung ini menunjukkan bahwa Allah tidak menghendaki penyembelihan atas manusia. Hal ini tiada lain hanyalah untuk menguji tingkat ketaatan Nabi Ibrahim as. terhadap Allah SWT., sebagaimana firman-Nya dalam ayat ini:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ. سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ.

Artinya:
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Ash-Shaffat ayat 106-110)

Hadirin Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Ibadah qurban yang sudah menjadi syariat bagi seluruh ummat Islam ini selain mengandung nilai ibadah sunnah, juga mengandung makna untuk dijadikan i’tibar/pelajaran di dalam kehidupan. Pelajaran yang dapat kita ambil setidaknya ada tiga, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Totalitas ketaatan kepada Allah SWT.

Lewat perintah untuk menyembelih Nabi Ismail, Allah seolah-olah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipan. Anak, betapapun berharganya dia, tak boleh melengahkan orang tua sehingga mengenyampingkan perintah taat kepada Allah SWT. Karena sebenarnya Allah-lah tujuan akhir dari semua kebanggaan, kesenangan, dan apapun yang dianggap berharga di dunia ini.

Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup mengalahkan egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai ketaatan kepada Allah. Nabi Ibrahim akhirnya mendapatkan julukan “khalilullah” (kekasih Allah) berkat ujian berat yang dilewatinya dengan cermat pada saat rasa bahagianya meluap-luap karena kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya.

Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih muda belia, ternyata mampu membuktikan dirinya sebagai anak berbakti karena patuh kepada perintah Tuhannya. Begitu pula Si Ibu, yakni Siti Hajar, ia mampu mengubur kecintaannya terhadap buah hatinya di atas dasar kesalehan dan kepatuhan memenuhi perintah Tuhannya. Itulah bukti ketaatan nyata yang perlu kita pelajari untuk diterapkan dalam kehidupan beragama demi menuju kualitas diri yang lebih baik.

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Pelajaran kedua, Allah memuliakan manusia.

Dari kisah tersebut, Allah mengingatkan manusia untuk tidak menyepelekan nyawa dan darah manusia lainnya. Dan penebusan atau penggantian Nabi Ismail dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk sesembahan atau ritual dengan tumbal anak manusia yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman dahulu kala, adalah hal yang justru tidak memuliakan manusia.

Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan dari satu bapak, yakni Nabi Adam as. Seluruh manusia ibarat satu tubuh yang diciptakan Allah dalam kemuliaan. Karena itu membunuh satu manusia ibarat membunuh manusia secara keseluruhan. Larangan mengorbankan manusia merupakan penegasan tentang mulianya martabat kemanusiaan di dalam ajaran Islam. Allah SWT berfirman:

مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ

Artinya:
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. (Al-Maidah, 32)

Pelajaran ketiga, Hakikat daging qurban.

Daging hewan qurban yang kemudian disedekahkan kepada orang Islam lainnya merupakan simbol dari makna pengorbanan yang maknanya sangat luas, yaitu mencakup pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya.

Pengorbanan merupakan perwujudan dari kesadaran idividual yang tak terlepas dari makhluk sosial. Karena kelangsungan hidup manusia akan berjalan harmonis hanya apabila interaksi sosial kemanusiaan ditegakkan dan solidaritas sesama manusia dikedepankan. Di sinilah perlunya kita saling memberi, saling menghormati, dan saling menyayangi.

Adapun makna atau hakikat “menyembelih” adalah memutus urat ego kebinatangan yang terdapat di dalam diri kita untuk mencapai kedekatan (al-qurba) kepada Allah dalam rangka takwa dan mengharap keridhaan-Nya. Allah SWT berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Artinya:
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Al-Hajj: 37)

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ.

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ اِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ, وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ,

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ, وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ, وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالشَّدَائِدَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Share:

Thursday, June 30, 2022

Khutbah - Keutamaan Shalat Jum'at

Judul; Keutamaan Shalat Jum'at

Kategori: Khutbah Jumat

Durasi: 8 + 3 menit

Tags: #khutbah #shalat_jumat #keutamaan_shalat_jumat

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (الجمعة،٩)

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Selanjutnya, kita bersyukur kepada Allah SWT, dan bershalawat atas Rasulullah SAW, karena berkat rahmat Allah dan wasilah Rasulullah, kita bisa menghadiri seruan shalat Jum'at dalam rangka mengamallkan firmanNya, khususnya surah Al Jum'ah ayat 9, sebagaimana telah dibacakan di awal, yang artinya sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
(QS. Al-Jumuah ayat 9).

Selain dari itu, kita juga bersyukur bisa melaksanakan shalat Jum'at karena diidasari ketundukan menjalankan kewajiban sebagai umat Islam laki-laki merdeka, baligh, dan tidak dalam keadaan sakit maupun uzur. Peruntukan kewajiban menjalankan shalat Jumat ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Daud sebagai berikut:

َعَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ; أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً: مَمْلُوكٌ, وَاِمْرَأَةٌ, وَصَبِيٌّ, وَمَرِيضٌ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, [وَقَالَ: لَمْ يَسْمَعْ طَارِقٌ مِنَ النَّبِيِّ . وَأَخْرَجَهُ الْحَاكِمُ مِنْ رِوَايَةِ طَارِقٍ الْمَذْكُورِ عَنْ أَبِي مُوسَى]
 
Artinya:
Dari Thariq Ibnu Syihab bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Solat Jum’at itu hak yang wajib bagi setiap Muslim secara berjama’ah kecuali empat orang, yaitu: budak, wanita, anak kecil, dan orang sakit.” (Hadits Riwayat Abu Dawud No. 1067).

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Setiap kewajiban yang Allah perintahkan selalu diiringi dengan pahala yang setimpal bagi orang yang melaksanakannya. Hal ini dimaksudkan supaya timbul adanya dorongan untuk menjalankan kewajiban tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Membalas Budi atau Asy Syakur.

Dan sebaliknya, penyertaan adzab yang setimpal pada setiap adanya kewajiban, kemudian dipersiapkan bagi orang yang sengaja meninggalkan kewajiban, itu dimaksudkan agar manusia terhindar dari kemunkaran ataupun kerugian. Inilah cara Allah menyayangi hamba-hambanya, sekaligus menunjukkan bahwa Allah Maha Penyayang atau Ar Rohiim dan Maha Bijaksana atau Al Hakiim.

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Selaras dengan pembukaan khutbah di atas, maka khutbah Jumat kali ini kami akan menyampaikan tentang beberapa macam pahala yg akan Allah berikan kepada orang yg melaksanakan shalat Jum'at, sebagai karunia dari Allah untuk bekal hidup di akhirat kelak. Saat itu, harta dan anak keturunan tak lagi berguna apa-apa. Yang diperlukan hanyalah pahala dari setiap amal ibadah yg diperjuangkan selama hidup di dunia, diantaranya pahala shalat Jum'at berikut ini.

1. Shalat Jum'at dapat menebus dosa-dosa.

Kurun waktu antara shalat Jum'at yang satu dan shalat Jum'at berikutnya terdapat penebus dosa yang dapat menghapus dosa-dosa kecil. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول: «الصلواتُ الخمسُ، والجمعةُ إلى الجمعةِ، ورمضانُ إلى رمضانَ - مُكفِّراتٌ ما بينهن إذا اجْتَنَبَ الكبائرَ» [رواه مسلم].
 
Dari Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Shalat lima waktu; shalat Jum’at ke shalat Jumat berikutnya; puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya; adalah penepus dosa-dosa yang dilakukan diantara keduanya masing-masing, apabila seseorang menjauhkan diri dari dosa-dosa besar. (HR.Muslim No.233)

2. Shalat Jum'at dapat mendatangkan pahala Fisabilillah dan menjauhkan dari neraka.

Shalat Jum'at merupakan jihad fisabilillah. Setiap langkah menuju shalat Jumat dihitung sebagai jihad. Maka orang yg melaksanakan shalat Jum'at akan dapat terhindar dari sentuhan api neraka. Mengenai ini Rasulullah SAW bersabda:

عن يزيد بن أبي مريم قال: لحقني عَبَايَةُ رِفَاعَةَ بن رافع وأنا ماشٍ إلى الجمعة فقال: أبْشِرْ؛ فإنَّ خطاك هذه في سبيل الله، سمعتُ أبا عَبْسِ يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من اغبرَّت قَدَمَاهُ في سبيلِ اللهِ فَهُمَا حرامٌ على النار» [رواه الترمذى. وقال : هذا حديث حسن صحيح غريب، باب ما جاء فى فضل من اغبرت قدماه فى سبيل الله ، رقم : 1632].

Yazid Ibnu Abi Maryam rahimahullah meriwayatkan: Saya pergi untuk shalat jum’at dengan berjalan kaki, ketika saya berjumpa Abaya Ibnu Rafi rahimahullah ia berkata: Kabar gembira untukmu! Langkah-langkah kakimu adalah langkah-langkah kaki di jalan Allah. Kemudian ia berkata bahwa ia mendengar Abu Absin r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang kakinya berdebu menapaki jalan jihad fi sabilillah niscaya Allah haramkan api neraka menyentuhnya (HR.Tirmdizi No.1632 dan Bukhari No.66).

3. Shalat Jum'at dapat menyamai pahala bersedekah/berkurban.

Pahala shalat Jum'at dapat menyamai pahala bersedekah/berqurban. Dan nilai pahalanya bergantung ketentuan. Dan perinciannya sebagaimana hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال: قال النبى صلعم: إِذَا كانَ يَوْمُ الجُمُعَةِ وقَفَتِ المَلَائِكَةُ علَى بَابِ المَسْجِدِ يَكْتُبُونَ الأوَّلَ فَالأوَّلَ، ومَثَلُ المُهَجِّرِ كَمَثَلِ الذي يُهْدِي بَدَنَةً، ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي بَقَرَةً، ثُمَّ كَبْشًا، ثُمَّ دَجَاجَةً، ثُمَّ بَيْضَةً، فَإِذَا خَرَجَ الإمَامُ طَوَوْا صُحُفَهُمْ، ويَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ. رواه البخارى، باب اإستماع إلى الخطبة يوم الجمعة، رقم : 929

Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila hari Jum’at tiba, para malaikat berdiri pada pintu-pintu mesjid mencatat nama-nama orang-orang yang datang paling awal; kemudian orang-orang yang mengikuti menurut ketibaan mereka. Barangsiapa datang paling awal untuk shalat Jum’at, ia mendapat pahala seperti bersedekah seekor unta, dan orang yang datang sesudahnya mendapat pahala seperti bersedekah seekor lembu, dan sesudahnya pahalanya seperti bersedekah seekor kambing, dan orang sesudahnya seperti bersedekah seekor ayam, dan pahala orang yang sesudahnya seprti bersedekah sebutir telur. Ketika imam datang untuk memberikan khutbah, malaikat-malaikat menggulung lembaran catatannya, kemudian sibuk dalam mendengarkan khutbah. (HR.Bukhari No.929)

4. Shalat Jum'at dapat menjadikan seseorang ahli surga.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول خمسٌ من عَمِلَهُنَّ في يومٍ كَتَبَهُ اللهُ مِن أهل الجنة؛ من عاد مريضا وشهِد جنازةً وصام يوما وراح إلى الجمعة وأعتق رقَبةً (رواه ابن حبان)

Artinya:
”Dari Sa’id al-Khudri RA mendengar bahwa Rasulullah bersabda: Lima hal ini bila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari maka Allah akan mencatatnya sebagai penghuni surga. 1, orang yang menjenguk orang sakit. 2, orang yang mengantarkan jenazah. 3, orang yang berpuasa. 4, orang yang mengerjakan shalat Jum’at. 5, orang yang memerdekakan budak.'” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya).

Hadirin rahimakumullah,
Demikianlah khutbah singkat ini, mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmahnya dan istiqamah mengamalkannya. Akhirnya marilah kita berharap semoga rangkaian ibadah shalat Jum'at yg kita lakukan ini diterima oleh Allah SWT, dicatat sebagai amal shalih, dan dibalas dengan berbagai macam pahala, terutama pahala yang telah diuraikan tadi. Amin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
دَعْوٰىهُمْ فِيْهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلٰمٌۚ وَاٰخِرُ دَعْوٰىهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ


Doa mereka di dalamnya (surga) ialah, "Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam" (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, "Al-hamdu lillahi Rabbil 'alamin" (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam). (QS Yunus, 10)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْن، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلهِ مُقَدِّرِ الْمَقْدُوْرِ وَمُصَرِّفِ اْلأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ، وَأَحْمَدُهُ عَلَى جَزِيْلِ نِعَمِهِ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الشَّكُوْرُ. فأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صَاحِبُ الْبَشِيْرِ وَ النَّذِيْرِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ، اِتَّقُوْاللهَ.
اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُوْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إنْدُوْنِيْسِيَا خَاصَّةً، وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
  
Share:

Tuesday, May 31, 2022

Khutbah Jumat, Ikhlas dan 3 Tingkatannya

Kategori: Khutbah Jumat
Judul: Ikhlas dan 3 tingkatannya
Durasi: 8 + 5menit
Tags: #khutbah_jumat #ikhlas #tingkatan_ikhlas #dalil_ikhlas


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ االَّذِيْ هُوَ إِلهُ الْعَالَمِ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسْوْلُه الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ الْأنَامِ. اَللَّهُمَّ َصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَ صَحْبِهِ وَ كُلِّ مَنْ تَبِعَهُ فٍي الدِّيْنِ. أَما بعد: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى الله بامْتِثَالِ أَوَامِره وَاجْتَاب نَوَاهِيْهِِ، وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرّآنِ الْكَرِيْمِ: أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ (آل عمران، ١٠٢). وَقَالَ أَيْضًا: قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (الأنعام، ١٦٢)

Hadirin jama’ah shalat Jumah rahimakumullah,
Kami berpesan kepada kami pribadi, juga kepada jamaah semuanya supaya kita selalu bertaqwa kepada Allah dengan mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dalam rangka mewujudkan taqwa kepada Allah, kita perlu melakukan ibadah dengan benar dan ikhlas. Maka pada khutbah kali ini kami akan menyampaikan hal-hal penting tentang ikhlas beserta tingkatannya.

Hadirin rahimakumullah,
Kata: إِخْلَاصٌ memiliki arti: murni dan memiliki pengertian:
تَجْرِيْدُ قَصْدِ التَّقَرُّبِ اِلَى اللهِ تَعَالَى عَنْ جَمِيْعِ الشَّوَاهِبِ
yakni: memurnikan tujuan taqarrub kepada Allah ta’âlâ dari segala hal yang mencampurinya.

Penyusun tafsir Al-Mishbah, Prof. Dr. M. Qurais Syihab memberikan satu gambaran tentang ikhlas dengan sebuah gelas yang penuh dengan air putih. Tak ada sedikit pun di dalam gelas itu selain air putih saja, murni tanpa campuran apa pun. Itulah yang gambaran tentang ikhlas.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa seseorang dikategorikan ikhlas melakukan suatu ibadah apabila semata-mata melakukannya karna Allah, tidak ada satu maksud atau niat lain yang mencampuri tujuan ibadah tersebut melainkan murni karena menghamba kepada Allah SWT saja.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Artinya:
Dan mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (QS Al Bayyinsmah, 5)

Hadirin jama’ah shalat Jumah rahimakumullah,
Ikhlas merupakan satu syarat diterimanya amal ibadah seseorang. Tanpa keikhlasan, seperti apapun amal yang dilakukan oleh seorang maka tak akan ada nilainya di sisi Allah SWT.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلعم: إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal ibadah kecuali yang ikhlas hanya kepada Allah, dan yang diharap dari amal ibadah tersebut hanya Allah.” (HR. An-Nasa’i No. 3140)

Hadirin jama’ah shalat Jumah rahimakumullah,
Oleh karena sulitnya pengamalan ikhlas maka Syekh Muhammad Nawawi Al Banteni menjelaskan di dalam kitab beliau, Nashâihul ‘Ibâd، bahwa ikhlas ada 3 tingkatan;

Tingkatan ikhlas pertama yaitu:

فأعلى مراتب الاخلاص: تصفية العمل عن ملاحظة الخلق، بأن لا يريد بعبادته الا امتثال أمر الله والقيام بحق العبودية دون اقبال الناس عليه بالمحبة والثناء والمال ونحو ذلك
Artinya:
"Tingkatan ikhlas yang pertama adalah memurnikan amal ibadah dari perhatian makhluk, tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukannya karena kewajiban sebagai hamba Allah, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta dan sebagainya.” Inilah tingkatan ikhlas yang paling utama.

Tingkatan ikhlas kedua yaitu:
والمرتبة الثانية: أن يعمل لله ليعطيه الحظوظ الأخروية، كالبعاد عن النار وادخاله الجنة وتنعيمه بأنواع ملاذها
Artinya:
“Tingkat ikhlas yang kedua adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian-bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga dan menikmati berbagai macam kelezatannya.”

Tingkatan keikhlasan kedua ini diperbolehkan, karena Allah dan Rasulul-Nya sering memotivasi para hamba dan umatnya untuk melakukan amalan tertentu dengan pahala yang besar dan kenikmatan yang hakiki di akhirat nanti.

Tingkatan ikhlas ketiga yaitu:
والمرتبة الثالثة: أن يعمل لله ليعطيه حظا دنيويا، كتوسعة الرزق ودفع المؤذيات
Artinya:
“Tingkatan ikhlas yang ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian duniawi, seperti kelapangan rizki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.”

Tingkat keikhlasan ketiga ini adalah tingkat keikhlasan yang paling rendah. Namun demikian ini masih tetap dianggap sebagai ikhlas, karena syari'at menawarkan imbalan-imbalan tersebut ketika memotivasi umat untuk melakukan suatu amalan tertentu.

Lalu beliau Syeikh Nawawi Al Banteni menegaskan:
وما عدا ذلك رياء مذموم
Artinya:
“Selain 3 tingkatan ikhlas di atas adalah termasuk riya yang tercela.”

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,
Dengan demikian, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan amal ibadah kita, baik ritual ibadah individual maupun sosial. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan niat sebelum melakukan amal ibadah, menjaga keikhlasan sewaktu melakukan amal ibadah, dan mempertahankannya sekalipun sudah beramal ibadah.

Akhirnya, marilah kita selalu berharap dan berdoa kepada Allah, semoga kita dipermudah dalam melakukan amal ibadah; ringan sewaktu memulai, tenang sewaktu melakukan, dan syukur setelah menyelesaikannya. Dan satu hal yang terpenting yaitu mudah-mudahan kita dapat memulai dan mengakhiri ibadah dengan balutan ikhlas LILLAHI TA'ALA. Syukur-syukur bisa mencapai tingkatan ikhlas yang pertama dan paling utama, yakni beramal ibadah yang murni karena menjalankan perintah Allah, sebagai penghambaan terhadap-Nya. Aaamiiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (المؤمن/غافر ٦٥). وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II

الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُم،ْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Share: