Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Showing posts with label KHUTBAH. Show all posts
Showing posts with label KHUTBAH. Show all posts

Tuesday, April 9, 2024

Khutbah - Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan

 Khutbah - Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan

 Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan


 

Khutbah I

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أَكْبَرُ ٩ xكَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهْ، صَدَقَ وَعْدَهْ، وَنَصَرَ عَبْدَهْ، وَأَعَزَّ جُنْدَهْ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهْ. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الْعِيْدَ مِنْ أَكْبَرِ شَعَائِرِ الْإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْعَلَّامِ، رَبَّنَا الَّذِي أَعْطَانَا السَّلَامْ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَمَرَ اُمَّتَهُ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامْ، عَلَى مَنْ دَعَا لِهُدَى الْإِسْلَامٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِىِّ الْإِسْلَامِ، مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِالْإِيْمَانِ وَ الْإِسْلَامْ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ رَحِمَكُمُ اللهِ: اُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. اللهُ أَكْبَرْ، وَللهِ الْحَمْدُ

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Di hari yang berbahagia ini kami berwasiat kepada diri kami pribadi dan jamaah Shalat Idul Fitri sekalian, marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Kita juga berharap mudah-mudahan puasa kita, ibadah ramadaniyah kita, dan zakat kita diterima oleh Allah swt sehingga kita betul-betul kembali fitri dan digolongkan sebagai hamba Allah yang muttaqin. Amin Ya Mujibas Sailin.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Dalam momentum hari raya Idul Fitri yang suci dan mulia ini, kita sangat dianjurkan untuk menyucikan diri dari segala dosa kepada Allah swt dengan taubat dan istighfar. Kita juga disarankan untuk menyucikan diri dari segala kesalahan kepada manusia dengan saling memaafkan. Karena selaku manusia biasa, kita tidak dapat lepas dari segala kesalahan. Terkadang, kita tidak sengaja menyakiti hati orang lain dengan ucapan. Kita juga tidak menyadari ternyata perbuatan kita telah menyinggung perasaan orang lain. Oleh karena itu, meminta dan memberi maaf adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan pada suasana Idul Fitri ini. Hal ini kita lakukan agar amal ibadah selama bulan Ramadan menjadi lebih bermakna untuk diri kita, bermanfaat kepada sesama, dan bernilai di sisi Allah swt.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Anjuran saling memaafkan memiliki hikmah dan keutamaan, 3 diantaranya adalah sebagaimana berikut:

 

Hikmah Pertama:

Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut

 

Kita tidak ingin menjadi hamba yang bangkrut, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, kita tidak ingin harta kekayaan kita habis untuk membayar kesalahan-kesalahan kita. Begitu pula di akhirat, kita sangat tidak ingin pahala kita habis untuk menenus kesalahan-kesalahan kita terhadap orang lain. Kerugian seperti ini telah digambarkan oleh Rasulullah saw, sebagai orang yang bangkrut, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebagai beikut:

 

قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ  

 

Artinya,

"Nabi berkata: "Tahukah kamu siapa orang bangkrut?" Sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya dirham dan harta benda." Kemudian Nabi berkata: "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, zakat, puasa, dan haji. Di sisi lain, ia juga membawa dosa karena memaki, memukul, dan mengambil harta benda orang lain. Lalu kebaikannya diambil dan diberikan kepada orang yang dizaliminya. Ketika kebaikannya habis padahal kezalimannya belum dibayarkan semua, maka dosa orang-orang yang dizaliminya akan diberikan kepadanya, dan kemudian ia dihempaskan ke dalam neraka." (HR Muslim).

 

Hadits ini juga memberi pengertian bahwa kesalahan seseorang kepada orang lain tidak bisa diampuni oleh Allah secara langsung karena hal ini terkait dengan hak manusia. Hak manusia harus diselesaikan di antara sesama manusia di dunia atau di akhirat. Di dunia, diselesaikan dengan saling memaafkan, sedangkan di akhirat, diselesaikan dengan perhitungan amal baik dan amal buruk masing-masing manusia.  

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hikmah Kedua saling memaafkan adalah:

Agar mendapat ampunan dari Allah

 

Ampunan Allah adalah jalan selamat untuk mendapatkan rahmatNya. Ampunan Allah juga menjadi penyebab untuk meraih keridhoanNya. Dengan ini maka kita berpotensi mendapatkan bimbinganNya dalam setiap gerak dan langkah kehidupan kita di dunia, sehingga menjadi pribadi muslim yang selamat di dunia dan akhirat.

Namun demikian, ampunan dari Allah masih bergantung pada kemaafan dari saudara kita yang tersakiti karena lisan atau perbuatan kita. Maka dapat diartikan bahwa sikap saling memaafkan adalah kunci dari pintu ampunan Allah. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA sebagai berikut:


تُعْرَضُ الأَعْمَالُ فِي كُلِّ يَوْمٍ خَمِيْسٍ وَ اثْنَيْنِ فَيَغْفِرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ لِكُلِّ امْرِئٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا امْرَأَ كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ ارْكُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا ارْكُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

 

Artinya: "Pada setiap hari senin dan Kamis seluruh amal perbuatan dilaporkan dan diperhitungkan. Maka, Allah mengampuni bagi setiap orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, kecuali seorang yang saat itu sedang ada permusuhan antara ia dengan saudaranya. Kemudian Allah berfirman, 'Tinggalkan kedua orang ini sampai keduanya saling memaafkan.'" (HR. Muslim)


Hadits ini juga memberikan pengertian bahwa permusuhan adalah faktor penghambat diterimanya amal ibadah, dan pembukanya adalah saling memaafkan antar sesama.

 

Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hikmah Ketiga saling memaafkan adalah:

Agar memudahkan proses penghisaban amal.

 

Adanya penantian yang panjang sebelum dihisab di hari kiamat dapat menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanan bagi manusia. Oleh karena itu, semua manusia berkeinginan untuk segera melewati proses ini. Dengan dihisab dengan mudah dan cepat, mereka berharap dapat memperoleh pengampunan dan rahmat dari-Nya. Banyak orang berharap agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Namun ampunan Allah masih tertaut dengan adanya maaf dari orang yang pernah dizalimi.

 

Dalam hal ini Nabi saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak juz I halaman 563, sebagai berikut:

 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ حَاسَبَهُ اللَّهُ حِسَابًا يَسِيرًا وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ. قَالُوا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ، وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ. قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ، فَمَا لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: أَنْ تُحَاسَبَ حِسَابًا يَسِيرًا وَيُدْخِلَكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ  

 

Artinya, “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab oleh Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke dalam surga dengan Rahmat-Nya. Para sahabat bertanya, bagi siapa ya Rasulullah?" Jawabnya, "Engkau memberi orang yang menghalangimu, engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang memutuskan silaturahim denganmu. Lalu ditanyakan: "Jika saya melakukannya, apa yang saya dapat ya Rasulullah?" Jawabnya: "Engkau akan dihisab dengan hisab yang ringan dan Allah akan memasukkanmu ke dalam surga dengan rahmat-Nya”.  

 

Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Saling memaafkan juga dapat membuka pintu damai dan memperbaiki hubungan yang rusak. Dengan saling memaafkan, kita telah memberikan kesempatan bagi sebuah hubungan yang vakum untuk hidup kembali dan saling menuai kemanfaatan. Dan secara emosional, memaafkan dapat membantu mengurangi beban batin yang kita rasakan, seperti kekecewaan, sakit hati, atau kemarahan terhadap orang lain. Hal ini sangat memungkinkan kita untuk merasa lebih ringan dan lebih relax secara emosional.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah,

Setelah kita menyadari potensi perbuatan kesalahan manusia yang belum diselesaikan di dunia, dan dampak berat yang akan ditanggung di akhirat, maka sudah sepatutnya kita saling memaafkan satu sama lain. Oleh karena itu, marilah kita saling berjabatan tangan dengan untaian kata selamat, doa, dan saling memaafkan seraya berharap mudah-mudahan kita termasuk orang yang kembali fitri, berkat moment mulia Idul Fitri di hari yang agung ini. Amin ya Robbal ‘Alamin

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمُ لِي وَلَكُمْ ، وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, اَللّهُمَّ تَقَبَّلْ يَاكَرِيْم. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالآيَاتِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ هَوُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

 

 Khutbah II

 

اللهُ أَكْبَرُ 7x كَبِيْرًا

 الْحَمدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالى: إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا   ،اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَا، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِوَالطُّغْيَانْ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ .

Share:

Thursday, December 28, 2023

Khutbah Jumat - Shalawat dan Keutamaannya

Shalawat dan Keutamaannya

 Khutbah I

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصحابِهِ وَمَنْ تَبِعَهٌ بِهُدَاهُ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ،  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ  (الجمعة،٩)

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah kita ucapkan, sebagai ungkapan rasa syukur qauli kita kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang diberikan hingga saat ini. Salah satu nikmat yang perlu disyukuri adalah kemampuan memenuhi kewajiban shalat Jumat dalam keadaan sehat wal afiyat dan penuh khidmat.

 

Shalawat beserta salam marilah kita tingkatkan kuantitas dan kualitasnya teruntuk Nabi Muhammad SAW, sebagai sanjungan atas keluhuran dan keagungan beliau, sembari berharap semoga shalawat dan salam yang kita ucapkan dapat menambah keberkahan hidup dan memudahkan kita mendapatkan syafa’at uzhma di akhirat. Amin.

 

Selanjutnya, marilah kita terus menjaga takwa kepada Allah, beriring dengan aksi melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, kapan dan dimanapun kita berada. Karena hanya kepada Allah kita harus bertakwa dan hanya kepada-Nya kita memohon ketetapan takwa hingga ajal tiba.

 

Hadirin rahimakumullah,

Khutbah yang akan kami sampaikan pada khutbah kali ini mengenai shalawat dan keutamaannya. Secara bahasa, sholawat berasal dari kata (صَلَاةٌ) sholah yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, membaca sholawat untuk Nabi Muhammad SAW berarti mendoakan atau memohonkan rahmat dan keselamatan dari Allah SWT untuk kesejahteraan Nabi SAW beserta keluarga, sahabat, kerabat beliau, yang akhirnya melimpah kepada kita.

 

Sholawat merupakan ibadah yang sangat khusus, karena Allah sendiri yang mencontohkan, sebagaimana yang diabadikan dalam bacaan tahiyat dalam shalat. Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat untuk turut bershalawat. Para malaikat pun mengikuti dan bershalawat bersama-sama. Setelah itu, shalawat diperintahkan kepada kita, kaum muslimin, muslimat, mukminin dan mukminat agar dibaca setiap saat.

 

Allah SWT berfirman:

 

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah, salam penghormatan kepadanya. (QS. Al Ahzab: 56).

 

Hadirin rahimakumullah,

Sholawat jika datangnya dari Allah SWT, diartikan sebagai pemberian rahmat. Jika berasal dari malaikat, diartikan permohonan ampunan, dan jika datang dari orang mukmin, diartikan sebagai doa atau permohonan agar diberi rahmat.

 

Diterangkan dalam Kitab Kifayatul Atqiya’.

 

وأن جميع الأعمال منها المقبول و منها المردود الا الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم فإنها مقطوع بقبولها إكراما له صلى الله عليه و سلم و حكى اتفاق العلماء على ذلك

 

Sesungguhnya sebagian dari amal itu ada yang diterima, ada juga yang tertolak, kecuali shalawat kepada Nabi, maka ia dipastikan diterima karena sebagai bentuk pemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan kesepakatan ulama tentang hal ini. (Kifayatul Atqiya’ halaman 48)

 

Keterangan tentang tetapnya pahala bagi orang yang bershalawat sekalipun karena riya’. Ini juga dipertegas oleh Imam As-Syatibi dan Imam As-Sanusi.

 

Tetapi pendapat ini ditahqiq (dijelaskan) oleh Allamah Al-Amir bahwa dalam hal ini ada dua ijtihad, sebagaimana dikutip dalam Kitab Bahjatul Wasail pada halaman 3. Disebutkan bahwa tentang sampainya shalawat kepada Rasulullah itu tidak dapat diragukan. Akan tetapi pahala shalawat tidak serta merta bisa sampai pada yang membaca, karena secara umum, setiap ibadah akan diberi pahala hanya ketika dilakukan dengan ikhlas.

 

Hadirin rahimakumullah,

Bagi orang yang shalawatnya diterima oleh Allah SWT maka ia diberi banyak keutamaan, diantaranya:

 

1. Dibalas langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

 

عن أبي هريرة: أن رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: ” مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ؛ إلَّا رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوْحِيْ، حَتَّى أرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ “.رواه أبو داود والطبراني

 

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Tidaklah salah seorang mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah akan mengembalikan ruhku sampai aku bisa membalas salam kepada orang tersebut.” (Hadits hasan, Riwayat Imam Abu Dawud dan Imam Thabrani).

 

Diketahui, bahwa ruh orang yg meninggal telah berpisah dari jasadnya. Adapun ruhnya akan tetap hidup di Alam Barzah dan jasadnya dikuburkan di dalam tanah. Dan Allah memperlakukan ruh para Nabi dengan perlakuan yang khusus. Dalil yg menunjukkan tentang hal ini adalah sebagai berikut:

 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَ» أخرجه أبو يَعْلَى والبَزَّار وغيرُه بإسناد جيد.

 

Artinya: Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “(Arwah) Para Nabi hidup di kubur mereka, mereka shalat.” (HR. Imam Al-Bazzar, Imam Abu Ya’la, dll).

 

Oleh karena itu, sebaiknya shalawat selalu disertai salam supaya dibalas langsung oleh Rasulullah SAW.

 

2. Dimohonkan ampunan oleh malaikat

 

عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَقُولُ: ” مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا صَلَّى عَلَيَّ، فَلْيُقِلَّ عَبْدٌ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ.رواه أحمد وأبو داود الطَّيالِسِي

 

Artinya: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa bersholawat kepadaku, maka akan ada malaikat yg senantiasa bersholawat (dgn mendoakan) kepadanya, selama orang tsb masih mengucapkan shalawat (kepadaku), maka dari itu hendaknya orang tsb senantiasa bershalawat baik sedikit maupun banyak”. (Hadits Hasan Lighairihi, Riwayat Imam Ahmad dan Imam at-Thayalisi).

 

Maka beruntunglah orang-orang yang sering membasahi lisannya dengan ucapan shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW. karena akan sering mendapatkan doa malaikat.

 

3. Dibalas 10 rahmat, Dihapus 10 dosa, dan diangkat 10 derajat di sisi Allah.

 

عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله : «مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ» رواه النسائي وأحمد وغيرهما وهو حديث صحيح.

 

Artinya: Dari Anas bin malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah menurunkan sepuluh rahmat baginya, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat.” (Hadits Shahih, Riwayat An-Nasa’I, Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan al-Hakim).

 

Hadirin rahimakumullah,

Itulah sebagian dari keutamaan shalawat yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan dengan ini kita semakin istiqamah bershalawat, mengiringi dzikir dan wiridan yang telah kita atur waktu-waktunya. Akhir kalam, semoga kita mendapatkan berkah berupa keutamaan-keutamaan shalawat, mendapatkan syafaat Rasulullah, dan masuk surga bersama orang-orang yang dimuliakan Allah. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ َالْإِحْتِرَام،ِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْن رَبَّنَاَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.

Share:

Thursday, October 5, 2023

Khutbah - Keistimewaan Nabi Muhammad SAW Menurut Sahabat ra.

Inilah khutbah tentang keistimeaan Nabi Muhammad saw. berdasarkan penuturan para Sahabat dan tercatat dalam hadits marfu' ataupun mauquf. Selamat membaca.

Keistimewaan Nabi 

 


Khutbah 1

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّࣸهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّࣸهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهٌ بِهُدَاهُ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا، وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُم مِّنَ اللهِ فَضْلًا كَبِيرًا. (الأحزاب ٤٥-٤٦)


Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah, kita ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur qauli kita kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan hingga saat ini. Salah satu nikmat yang perlu disyukuri adalah kemampuan memenuhi kewajiban shalat Jumat di bulan kelahiran nabi agung, Nabi Muhammad saw.

Maka kuantitas shalawat beserta salam marilah kita tingkatkan sebagai tambahan syukur nikmat, sekaligus penanda keluhuran cinta kepada beliau, sembari berharap semoga shalawat dan salam yang kita ucapkan dapat menambah keberkahan hidup dan memudahkan untuk mendapatkan syafa’at uzhma di akhirat. Amin yra.

Selanjutnya, marilah kita terus menjaga takwa kepada Allah agar selalu beriringan dengan aksi melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, kapan dan dimanapun kita berada. Hanya kepada Allah kita mengalamatkan takwa dan hanya kepada-Nya kita memohon ketetapan takwa hingga ajal tiba.

Hadirin rahimakumullah,

Khutbah yang akan kami sampaikan pada suasana bulan kelahiran Nabi ini sepintas keterangan tentang ciri-ciri fisik Nabi Muhammad saw dan keistimewaan beliau berdasarkan penuturan sejumlah Sahabat Nabi yang termaktub dalam hadits marfu' ataupun mauquf. Diantaranya sbb.

عن كعب بن مالك رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا سُرَّ اِسْتَنَارَ وَجْهُهٗ حَتّٰى كَأنَّهٗ قِطْعَةُ قَمَرٍ. (رواه البخاري ومسلم)

Ka'ab bin Malik menuturkan bahwasanya Rasulullah ﷺ di saat gembira wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. (HR. Bukhari Muslim).

وعن أبي إسحاق قال: سُئِلَ الْبَـرَّاءُ أكَانَ وَجْهُ النَّبِي صلى الله عليه وسلم مِثْلَ السَّيْفِ؟ قال: لَا، بَلْ مِثْلَ الْقَمَرِ. (رواه البخاري)

Dari Abu Ishaq berkata bahwa Barra' pernah ditanya: 'Apakah wajah Nabi seperti kilatan pedang? Maka Barra' berkata: 'Tidak, tetapi seperti cahaya purnama.'" (HR. Al Bukhari).

وقال أبو هريرة: مَا رَأيْتُ شَيْئًا أَحْسَنَ مِنْ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلم، كَأنَّ الشَّمْسَ تَجْرِيْ فِي وَجْهِهٖ.

Abu Hurairah berkata: "Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih rupawan daripada Rasulullah saw. Seakan-akan wajahnya dilintasi matahari."

عَنْ اَنَسٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اَزْهَرَ اللَّوْنِ كَاَنَّ عَرَقَةُ اللُّؤْلُؤُ، اِذَا مَشَى تَكَفَّأَ وَ لاَ مَسِسْتُ دِيْبَاجَةً وَ لاَ حَرِيْرَةً اَلْيَنَ مِنْ كَفِّ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَ لاَ شَمِمْتُ مِسْكَةً وَ لاَ عَنْبَرَةً اَطْيَبَ مِنْ رَائِحَةِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم. (رواه مسلم)

Dari Anas, ia berkata, "Adalah Rasulullah SAW berkulit seperti kembang (putih kemerahan), seolah-olah mutiara yang berkilauan. Apabila berjalan, beliau berjalan tegap. Dan aku belum pernah menyentuh sutra tebal atau sutra tipis yang selembut telapaj tangan Rasulullah SAW, dan aku belum pernah mencium aroma minyak wangi misk, maupun ambar yang lebih harum dari pada aroma harumnya Rasulullah SAW. (HR. Muslim)

Hadirin rahimakumullah,

Lebih rinci, Ali bin Abi Thalib ra. bertutur bahwa:
"Rambut Rasulullah itu lurus dan sedikit berombak. Dia tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu besar, beliau berperawakan bagus dan tegak. Warna kulit beliau cerah, bola mata beliau hitam pekat dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat, dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tetapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai ke pusar.

Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut dengan penuh perhatian. Di antara tulang belikat beliau ada tanda kenabian. Beliau adalah orang yang paling baik hati, paling jujur, paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan.

Siapa saja mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan segan. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintai. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau. (Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib).

Hadirin rahimakumullah,

Itulah sepintas keterangan tentang keistimewaan Nabi Muhammad saw dari segi fisik dan sifat beliau berdasarkan penuturan sejumlah Sahabat Nabi yang termaktub dalam hadits marfu' ataupun mauquf. Semoga dengan keterangan tersebut, kita semakin mencintai beliau, semakin banyak bershalawat kepada beliau dan semakin menekuni ajaran-ajaran dari beliau. Sehingga kita diakui sebagai umat beliau, mendapat kan syafaat beliau, dan diberi kesempatan bertemu dengan beliau di akhirat nanti. Amin yra.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ، وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا. (الأحزاب: ٤٠

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ اِنْعَامِهِ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ . فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ اَجْمَعِيْنَ وَالْمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات.ِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُخْلِصِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ



Share:

POPULER

KATEGORI