Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

Tuesday, April 9, 2024

Khutbah - Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan

 Khutbah - Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan

 Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan


 

Khutbah I

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أَكْبَرُ ٩ xكَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهْ، صَدَقَ وَعْدَهْ، وَنَصَرَ عَبْدَهْ، وَأَعَزَّ جُنْدَهْ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهْ. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الْعِيْدَ مِنْ أَكْبَرِ شَعَائِرِ الْإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْعَلَّامِ، رَبَّنَا الَّذِي أَعْطَانَا السَّلَامْ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَمَرَ اُمَّتَهُ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامْ، عَلَى مَنْ دَعَا لِهُدَى الْإِسْلَامٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِىِّ الْإِسْلَامِ، مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِالْإِيْمَانِ وَ الْإِسْلَامْ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ رَحِمَكُمُ اللهِ: اُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. اللهُ أَكْبَرْ، وَللهِ الْحَمْدُ

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Di hari yang berbahagia ini kami berwasiat kepada diri kami pribadi dan jamaah Shalat Idul Fitri sekalian, marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Kita juga berharap mudah-mudahan puasa kita, ibadah ramadaniyah kita, dan zakat kita diterima oleh Allah swt sehingga kita betul-betul kembali fitri dan digolongkan sebagai hamba Allah yang muttaqin. Amin Ya Mujibas Sailin.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Dalam momentum hari raya Idul Fitri yang suci dan mulia ini, kita sangat dianjurkan untuk menyucikan diri dari segala dosa kepada Allah swt dengan taubat dan istighfar. Kita juga disarankan untuk menyucikan diri dari segala kesalahan kepada manusia dengan saling memaafkan. Karena selaku manusia biasa, kita tidak dapat lepas dari segala kesalahan. Terkadang, kita tidak sengaja menyakiti hati orang lain dengan ucapan. Kita juga tidak menyadari ternyata perbuatan kita telah menyinggung perasaan orang lain. Oleh karena itu, meminta dan memberi maaf adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan pada suasana Idul Fitri ini. Hal ini kita lakukan agar amal ibadah selama bulan Ramadan menjadi lebih bermakna untuk diri kita, bermanfaat kepada sesama, dan bernilai di sisi Allah swt.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Anjuran saling memaafkan memiliki hikmah dan keutamaan, 3 diantaranya adalah sebagaimana berikut:

 

Hikmah Pertama:

Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut

 

Kita tidak ingin menjadi hamba yang bangkrut, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, kita tidak ingin harta kekayaan kita habis untuk membayar kesalahan-kesalahan kita. Begitu pula di akhirat, kita sangat tidak ingin pahala kita habis untuk menenus kesalahan-kesalahan kita terhadap orang lain. Kerugian seperti ini telah digambarkan oleh Rasulullah saw, sebagai orang yang bangkrut, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebagai beikut:

 

قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ  

 

Artinya,

"Nabi berkata: "Tahukah kamu siapa orang bangkrut?" Sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya dirham dan harta benda." Kemudian Nabi berkata: "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, zakat, puasa, dan haji. Di sisi lain, ia juga membawa dosa karena memaki, memukul, dan mengambil harta benda orang lain. Lalu kebaikannya diambil dan diberikan kepada orang yang dizaliminya. Ketika kebaikannya habis padahal kezalimannya belum dibayarkan semua, maka dosa orang-orang yang dizaliminya akan diberikan kepadanya, dan kemudian ia dihempaskan ke dalam neraka." (HR Muslim).

 

Hadits ini juga memberi pengertian bahwa kesalahan seseorang kepada orang lain tidak bisa diampuni oleh Allah secara langsung karena hal ini terkait dengan hak manusia. Hak manusia harus diselesaikan di antara sesama manusia di dunia atau di akhirat. Di dunia, diselesaikan dengan saling memaafkan, sedangkan di akhirat, diselesaikan dengan perhitungan amal baik dan amal buruk masing-masing manusia.  

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hikmah Kedua saling memaafkan adalah:

Agar mendapat ampunan dari Allah

 

Ampunan Allah adalah jalan selamat untuk mendapatkan rahmatNya. Ampunan Allah juga menjadi penyebab untuk meraih keridhoanNya. Dengan ini maka kita berpotensi mendapatkan bimbinganNya dalam setiap gerak dan langkah kehidupan kita di dunia, sehingga menjadi pribadi muslim yang selamat di dunia dan akhirat.

Namun demikian, ampunan dari Allah masih bergantung pada kemaafan dari saudara kita yang tersakiti karena lisan atau perbuatan kita. Maka dapat diartikan bahwa sikap saling memaafkan adalah kunci dari pintu ampunan Allah. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA sebagai berikut:


تُعْرَضُ الأَعْمَالُ فِي كُلِّ يَوْمٍ خَمِيْسٍ وَ اثْنَيْنِ فَيَغْفِرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ لِكُلِّ امْرِئٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا امْرَأَ كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ ارْكُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا ارْكُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

 

Artinya: "Pada setiap hari senin dan Kamis seluruh amal perbuatan dilaporkan dan diperhitungkan. Maka, Allah mengampuni bagi setiap orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, kecuali seorang yang saat itu sedang ada permusuhan antara ia dengan saudaranya. Kemudian Allah berfirman, 'Tinggalkan kedua orang ini sampai keduanya saling memaafkan.'" (HR. Muslim)


Hadits ini juga memberikan pengertian bahwa permusuhan adalah faktor penghambat diterimanya amal ibadah, dan pembukanya adalah saling memaafkan antar sesama.

 

Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hikmah Ketiga saling memaafkan adalah:

Agar memudahkan proses penghisaban amal.

 

Adanya penantian yang panjang sebelum dihisab di hari kiamat dapat menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanan bagi manusia. Oleh karena itu, semua manusia berkeinginan untuk segera melewati proses ini. Dengan dihisab dengan mudah dan cepat, mereka berharap dapat memperoleh pengampunan dan rahmat dari-Nya. Banyak orang berharap agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Namun ampunan Allah masih tertaut dengan adanya maaf dari orang yang pernah dizalimi.

 

Dalam hal ini Nabi saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak juz I halaman 563, sebagai berikut:

 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ حَاسَبَهُ اللَّهُ حِسَابًا يَسِيرًا وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ. قَالُوا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ، وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ. قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ، فَمَا لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: أَنْ تُحَاسَبَ حِسَابًا يَسِيرًا وَيُدْخِلَكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ  

 

Artinya, “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab oleh Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke dalam surga dengan Rahmat-Nya. Para sahabat bertanya, bagi siapa ya Rasulullah?" Jawabnya, "Engkau memberi orang yang menghalangimu, engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang memutuskan silaturahim denganmu. Lalu ditanyakan: "Jika saya melakukannya, apa yang saya dapat ya Rasulullah?" Jawabnya: "Engkau akan dihisab dengan hisab yang ringan dan Allah akan memasukkanmu ke dalam surga dengan rahmat-Nya”.  

 

Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Saling memaafkan juga dapat membuka pintu damai dan memperbaiki hubungan yang rusak. Dengan saling memaafkan, kita telah memberikan kesempatan bagi sebuah hubungan yang vakum untuk hidup kembali dan saling menuai kemanfaatan. Dan secara emosional, memaafkan dapat membantu mengurangi beban batin yang kita rasakan, seperti kekecewaan, sakit hati, atau kemarahan terhadap orang lain. Hal ini sangat memungkinkan kita untuk merasa lebih ringan dan lebih relax secara emosional.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah,

Setelah kita menyadari potensi perbuatan kesalahan manusia yang belum diselesaikan di dunia, dan dampak berat yang akan ditanggung di akhirat, maka sudah sepatutnya kita saling memaafkan satu sama lain. Oleh karena itu, marilah kita saling berjabatan tangan dengan untaian kata selamat, doa, dan saling memaafkan seraya berharap mudah-mudahan kita termasuk orang yang kembali fitri, berkat moment mulia Idul Fitri di hari yang agung ini. Amin ya Robbal ‘Alamin

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمُ لِي وَلَكُمْ ، وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, اَللّهُمَّ تَقَبَّلْ يَاكَرِيْم. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالآيَاتِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ هَوُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

 

 Khutbah II

 

اللهُ أَكْبَرُ 7x كَبِيْرًا

 الْحَمدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالى: إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا   ،اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَا، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِوَالطُّغْيَانْ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ .

Share:

0 comments:

Post a Comment