Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Thursday, July 13, 2023

Khutbah Jum'at, 3 Keutamaan Istighfar

Khutbah Jum'at, 3 Keutamaan Istighfar, posted by YUQM Sharing


Khutbah 1

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنْ. ( هود, ۵۲ ) 
hud,52

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Tiada ungkapan yang paling pas untuk kita dahulukan kecuali ucapan Alhamdulillah, sebagai ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat dan karuniakan-Nya sehingga kita mampu memenuhi kewajiban shalat Jumat seperti sekarang ini.

Shalawat beserta salam seumpama ucapan: Allahumma sholli 'alaa Muhammad, marilah kita selalu selipkan di lisan, sembari berharap semoga kita mendapat berkah dan syafa’at beliau, di dunia ini dan di akhirat.

Selanjutnya, marilah kita senantiasa menjaga takwa kita kepada Allah beriring perwujudan aksi melaksanakan perintah-perintah-Nya, serta menjauhi larangan-laranganNya.

Hadirin rahimakumullah,
Adalah termasuk suatu keajaiban jikalau kita manusia biasa, tidak pernah berbuat dosa selama hidup di dunia. Karena selaku manusia biasa, kita tak akan pernah lepas dari fitrahnya yakni tempatnya salah dan lupa. Baik kesalahan itu karena disengaja atau memang karena lupa. Jika kesalahan itu kita kerjakan karena betul-betul lupa, maka Allah pasti mengetahui dan sudah mengampuni. Akan tetapi jika kesalahan itu kita kerjakan dalam keadaan sadar/sengaja, maka salah satu jalan menuju ampunan Allah ialah dengan membaca istighfar. Namun ternyata, membaca istighfar itu bukan hanya dapat menghapus dosa-dosa, akan tetapi dapat mendatangkan keutamaan-keutamaan lain, misalnya seperti yang akan disampaikan pada khutbah kali ini.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Keutamaan pertama dari istighfar yaitu agar kita diberikan kenikmatan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Kenikmatan di dunia bisa berupa kesehatan, jabatan, harta benda, anak soleh, dan hal-hal lain yang dapat menentramkan hati. Sedangkan kenikmatan akhirat bisa berupa husnul khatimah, kebebasan dari siksa kubur, naungan di padang mahsyar, hingga masuk surga bersama orang-orang yang diterima taubatnya. Mengenai keutamaan istighfar yang pertama ini, Allah swt berfirman:

وَاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا اِلىَ اَجَلٍ مُسَمىَّ وَيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهْ. وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرْ . ( هود , ۳ )

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakannya), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan, (balasan) atas keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. ( QS. Surah Huud, ayat 3 )

Hadirin yang dirahmati Allah,
Keutamaan kedua dari istighfar yaitu agar kita mendapatkan solusi dari setiap kesulitan dan mendapatkan rizki tanpa diduga-duga. Kesulitan itu bisa berupa kesulitan dalam rumah tangga, kesulitan dalam bertetangga, kesulitan di tempat bekerja, kesulitan untuk taat beribadah, kesulitan dalam menerima kebenaran, dan hal-hal lain yang membuat hati sempit. Solusi kesulitan-kesulitan tersebut adalah istighfar. Semakin banyak semakin bagus, semakin sering semakin afdol. Dalam hal ini, Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ: مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارْ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبْ. ( رواه ابو داود وابن ماجه واحمد والطبراني والبيهقي وغيرهم )

Dari Abdullah Bin Ibnu Abbas radhiyallaahu anhuma berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membiasakn istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar dari setiap kesulitannya dan memberikan rizki dengan cara tak terduga-duga. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Thabrani, Baihaki dan lainnya).

Hadirin rahimakumullah,
Keutamaan ketiga dari membaca istighfar yaitu agar di saat kita menerima catatan amal di akhirat, kita menerimanya dengan penuh kegembiraan. Kegembiraan paling utama adalah terhapusnya dosa-dosa berkat kecintaan terhadap bacaan istighfar sekaligus dinampakkannya balasan pahala setiap kebaikan yang telah dilakukan selama di dunia. Catatan menggembirakan seperti inilah yang didamba setiap insan di hadapan Penciptanya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda:

عن زبير ابن عوّام رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، مَنۡ أَحَبَّ أَنۡ تَسُرَّهُ صَحِيۡفَتُهُ؛ فَلۡيُكۡثِرۡ فِيۡهَا مِنَ الۡاِسْتِغۡفَارِ. (رواه البيهقي)

Dari Sahabat Az-Zubayr Ibnul 'Awwam, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang suka catatan amalnya dapat menyenangkannya (di hari Kiamat nanti), maka hendaklah ia memperbanyak istighfar pada catatan amal tersebut." (HR. Al-Baihaqi)

Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikianlah khutbah singkat yang dapat kami sampaikan pada Jumat kali ini, mudah-mudahan 3 keutamaan istighfar tersebut bisa memberi semangat kepada kita sehingga rajin ber-istighfar. Dan semoga kita mendapatkan keutamaan-keutamaannya serta tergolong kepada ahli taubat yang menjadi asbab kebahagiaan hidup kita di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal 'alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدِنا مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى سيِّدِنا آلِ سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ وَالرَّخَاءَ لَهُمْ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا أندُونِيسِيَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،
Share:

Monday, June 5, 2023

Khutbah Jumat - Islam Rahmatan Lil Alamin

Khutbah Jumat - Islam Rahmatan Lil Alamin

Islam Adalah Rahmat Bagi Semesta Alam


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Hadirin jamaah Shalat Jum’at rahimakumullah,

Marilah kita selalu berupaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan mengerjakan apa-apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa-apa yang dilarangNya. Selanjutnya kita tak boleh berhenti bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang Allah berikan, baik yang kita sadari maupun tidak. Karena nikmat adalah perwujudan dari rahmat kasih sayangNya. Kita juga mesti bershalawat atas Rasulullah karena beliaulah perantara turunnya rahmat tersebut.


Hadirin rahimakumullah,

Allah SWT berfirman, disebutkan di dalam Al-Qur’an Surat ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum, 41)


Ayat ini dengan jelas mengungkapkan bahwa di balik kerusakan yang terjadi di muka bumi maupun di laut adalah karena ulah manusia. Bencana alam tidak datang tiba-tiba, melainkan melalui faktor penyebab, yakni sifat dan perilaku manusia. Kebakaran terjadi karena masifnya alih fungsi lahan dari yang semula terkategori lahan basah lalu dibuatlah kanal-kanal disertai pengeringan buatan tanpa pertimbangan jangka panjang. Padahal kekeringan itu dapat memicu kebakaran, terutama di musim kemarau. Kemudian banjir, terjadi karena kurangnya serapan air dikala musim hujan. Perilaku membuang sampah yang sembarangan lambat laun akan menyebabkan penyumbatan terhadap saluran air. Karena sampah-sampah yang tidak mudah terurai akan dibawa arus air secara serampangan atau menutup saluran drainasenya. Padahal sanitasi yang buruk merupakan pemicu utama terjadinya banjir. Selain itu, praktik penebangan pohon yang membabi buta, dan abai terhadap pentingnya aksi penghijauan, adalah di antara sumber masalah yang patut diperhatikan. Karena semakin sedikit pohon yang terdapat di permukaan bumi maka semakin sedikit pula daya serapnya terhadap air hujan. Sehingga saat hujan datang, air akan meluap karena tidak lagi diserap oleh akar-akar pohon.

Hadirin jamaah Shalat Jum’at rahimakumullah,

Allah adalah rabbul ‘alamîn, yakni Allah adalah tuhan seluruh alam. Dapat juga diartikan bahwa hamba Allah bukan hanya manusia saja, melainkan seluruh makhluk di jagad raya ini. Hewan, tumbuhan, tanah, udara, gunung, laut, dan lain sebagainya adalah hambaNya. Dalam konteks hubungan antara khaliq dan makhluq, Allah memberikan petunjuk dengan konsep rahmatan lil ‘alamin, yakni menebar kasih sayang kepada seluruh alam. Konsep ini merupakan misi utama ajaran Islam. Alhasil, manusia tak hanya dituntut berbuat baik terhadap manusia lainnya saja, tapi juga dituntut berbuat baik terhadap makhluk lainnya. Itulah mengapa saat perang Badar, Rasulullah melarang pasukan Muslim merusak pohon dan membunuh binatang sembarangan. Di sisi lain, Rasulullah Saw bersabda:


قَاطِعُ السِّدْرِ يُصَوِّبُ اللهُ رَأْسَهُ فِي النَّارِ

Orang yang memotong pohon bidara, kepalanya akan dituangkan kepadanya cairan di neraka.” ( HR. Imam Baihaqi, al-Kubro )


Ada 3 pendapat dalam memahami hadis di atas;

Pertama, larangan ini berlaku untuk pohon bidara di tanah haram (Mekah dan Madinah). Sehingga pohon bidara di luar tanah haram, tidak masalah ditebang jika memang diperlukan untuk ditebang. Ini merupakan pendapat as-Suyuthi dalami risalah beliau: “Ra’u al-Hadzar an Qath as-Sidr”.

Kedua, larangan ini telah di-mansukh (dihapus), sehingga hukumnya tidak berlaku. Ini adalah pendapat at-Thahawi. Beliau berdalil dengan riwayat dari Urwah bin Zubair – salah satu perawi hadis – bahwa beliau pernah memotong pohon bidara.

Ketiga, larangan ini hanya berlaku untuk pohon bidara yang ada di jalanan padang pasir karena digunakan masyarakat untuk berteduh. Memotong pohon semacam ini tanpa ada tujuan yang jelas atau karena ingin menghilangkan fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat adalah termasuk dosa besar. Larangan ini dapat dijadikan pengkiasan terhadap pohon selain bidara. Ini adalah pendapat Abu Daud, dalam kitab sunannya.

Hadirin rahimakumullah,

Hal ini menjadi bukti bahwa Islam sangat menyayangi alam. Karena manusia dan alam memiliki hubungan keterkaitan dan timbal balik. Manusia memang diberi kelebihan untuk bisa memanfaatkan alam tapi ia sekaligus berkewajiban pula melestarikan dan melindunginya. Saat alam hanya diposisikan sebagai objek yang dimanfaatkan, maka eksploitasilah yang akan muncul. Sedangkan eksploitasi yang timbul dari sifat serakah akan berdampak pada kerusakan dan mengakibatkan bencana alam. Sebaliknya, bila manusia bersahabat dan berbuat baik terhadap alam, maka alam pun mendatangkan maslahat bagi dirinya. Rasulullah Saw bersabda:


عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ طَيرٌ أَوْ إِنْسَانٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه البخاري ومسلم والترمذي

Artinya, “Dari sahabat Anas ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau menebar bibit tanaman, lalu (hasilnya) dimakan oleh burung atau manusia, melainkan itu akan bernilai sedekah bagi penanamnya,’” (HR Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).


Hadirin jamaah Shalat Jum’at rahimakumullah,

Islam sangat peduli terhadap alam. Islam sangat ramah terhadap lingkungan. Bahkan Islam mengenal konsep rahmatan lil ‘alamin jauh sebelum ada istilah pemanasan global ataupun go green. Maka kita sebagai umat Islam semestinya turut serta dalam program-program pelestarian alam, apapun istilahnya. Karena bagi umat Islam yang mempraktekkannya ia akan mendapatkan manfaat langsung di dunia sekaligus pahala amal shalih atas upayanya mengikuti perintah Allah dan Rasulnya. Akhirnya, kita berharap semoga kita selalu diberi petunjuk dan bimbingan oleh Allah sehingga kita menjadi pribadi yang rahmatan lil ‘alamin, penebar kemanfaatan terhadap seluruh alam. Amin ya rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُم فِيْ القُرانِ العَظِيْمْ ونَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْم،ِ  أَقًوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمْ، إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرّحِيْم


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحابه وتابِعِيْهِ إلى يَوْمِ المَعَادِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَوات. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ وَالرَّخَاءَ لَهُمْ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا أندُونِيسِيَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Share:

Tuesday, April 18, 2023

Khutbah Hari Raya, Menghiasi Idul Fitri dengan Kefitrian

Khutbah Idul Fitri 1444 H / 2023 M

Menghiasi Idul Fitri dengan Kefitrian

 


Khutbah 1

اللهُ أَكْبَرُ ٩x

كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِبُكْرَةُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ

 الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ سَهَّلَ لِلْعِبَادِ طَرِيْقَ الْعِبَادَةِ وَيَسَّرَ ، وَأَفَاضَ عَلَيْهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ الَّتِيْ لَا تُحْصَرْ ، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْدًا يَعُوْدُ فِيْ كُلِّ عَامٍ وَيَتَكَرَّرَ ، نَقَّاهُمْ بِهِ مِنْ دُوْنِ الذُّنُوْبِ وَطَهَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ خَلَقَ الْخَلْقَ فَقَدَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اللِّوَاءِ وَالْكَوْثَرْ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْبَشَرِ ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمُطَهَّرِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ جَزَاءِ الْأَكْبَرِ ، أَمَّا بَعْدُ

فَيآأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ، اتَّقُوا اللهَ ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ،

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم ،

قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ ١٤ وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىَّ ١٥

 

Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (Al A’la,14-15)

Hadirin, Hadirat, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Di hari yang berbahagia ini izinkan kami berwasiat kepada diri sendiri dan kita semua, untuk selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, dengan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan menjauhi semua larang-laranganNya. Apabila kita bertakwa maka Rahmat Allah pasti akan kita dapat, tetapi jika kita bermaksiat maka hanya ampunan Allah-lah yang dapat menghindarkan azab.

 

Termasuk melaksanakan perintah Allah, ialah berkumpul bersama di tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan sunnah Rasul, yaitu Shalat Idul Fitri. Semoga dengan ini kita digolongkan ke dalam orang-orang yang menjalankan ketakwaan sebagaimana yang Allah perintahkan, selaras dengan sabda Rasul-Nya yang agung, sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut:

 

أُمِرْنَا أَنْ نَخْرُجَ فَنُخْرِجَ الحُيَّضَ، وَالعَوَاتِقَ، وَذَوَاتِ الخُدُورِ فَأَمَّا الحُيَّضُ؛ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ، وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلْنَ مُصَلَّاهُم

 

Artinya: “Kami memerintahkan untuk keluar (ketika hari raya), dan mengajak keluar wanita haid, para gadis, dan wanita pingitan. Adapun para wanita haid, mereka (sekedar) menyaksikan kegiatan kaum muslimin dan khutbah mereka, dan menjauh dari tempat shalat.” (HR. Bukhari No.981, Muslim No.890).

 

Hadirin, Hadirat, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Satu bulan penuh kita menjalankan ujian kesabaran; Di siang hari, kita menahan lapar dan dahaga serta mengekang hawa nafsu; Di malam hari kita tarawih dan witir, serta ibadah lain hingga waktu sahur menjelang Subuh. Kemudian tadi malam kita kumandangkan takbir sehingga pagi sebagai ungkapan kemenangan melawan hawa nafsu, semata-mata karena kebesaran dan pertolongan Allah Swt. Maka pada hari ini, kita bersuka cita, merayakan Hari Raya Idul Fitri sembari berharap ampunan Allah dengan pernyataan: Minal ‘Aaidiin Walfaa-iziin. Semoga kita termasuk orang yang kembali kepada fitrah (suci tanpa dosa) dan termasuk orang-orang yang beruntung. Dalam hal ini Abu Hurairah ra ., berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:

 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

Artinya, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Hari Raya Idul Fitri akan lebih sempurna apabila puasa Ramadhan yang kita lakukan selama sebulan dinyatakan maqbul (diterima) oleh Allah Swt. Sedangkan maqbulnya puasa itu masih menggantung diantara dikeluarkan atau tidaknya zakat fitrah. Karena fungsi zakat fitrah selain untuk menunaikan kewajiban, juga sebagai penyempurna pahala puasa Ramadhan yang telah kita jalani selama sebulan. Nabi Muhammad SAW. telah bersabda :

 

صَوْمُ شَهْرِ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَلاَ يُرْفَعُ إلاَّ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ». رَوَاهُ أَبُوْ حَفْصِ بْنِ شَاهِيْنٍ

Artinya:

Puasa Ramadhan masih menggantung diantara langit dan bumi, belum dinaikkan (belum diterima) kecuali dengan Zakat Fitrah. (HR. Abu Hafsh Bin Syahin)

 

Hadirin, Hadirat, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Ada lagi anjuran syariat yang sangat utama dilakukan di Hari Raya Idul Fitri ini, yaitu upaya meraih ampunan dari orang tua. Maka sebelum kita melangkahkan kaki bersilatur rahim ke handai taulan, sungguh lebih baik jika kita mendahulukan untuk mendatangi kedua orang tua kita terlebih dahulu, lalu duduk bersimpuh di hadapan mereka serta memohon ampun dan maaf dari mereka berdua. Gapai eratlah tangan mereka, atau rangkullah tubuh mereka. Semoga dengan ini, mereka bersedia mengampunai segala dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat sepanjang hayat. Dengan ini pula kita berharap kita selamat dari 3 macam laknat Allah, yang disebutkan dalam hadits berikut:

 

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَقِيَ الْمِنْبَرَ فَقَالَ : آمِيْن آمِيْن آمِيْن فَقِيْلَ لَهُ : يَارَسُوْلَ اللهِ مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هٰذَا ؟ فَقَالَ: قَالَ لِي جِبْرِيْلٌ : رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا لَـمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، قُلْتُ: آمِيْن ، ثم قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ لَـمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِيْن ، ثم قَالَ: رَغِمَ أنْفُ اِمْرِئٍ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِيْن

[رَوَاهُ اَحْمَدْ وَابْنُ خُزَيْمَةْ]

Artinya:

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk surga, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.”  (HR Imam Ahmad dan Ibnu Khuzaimah)


Hadirin, Hadirat, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Apabila kita mendapatkan ampunan dari orang tua sehingga mereka ridho terhadap kita, maka Allah pasti ridho kepada kita. Tetapi sebaliknya, apabila kita mendapatkan kebencian orang tua sehingga mereka murka kepada kita, maka Allah pasti akan murka kepada kita. Dan murka Allah dekat dengan azab-Nya. Dan Rasulullah SAW, bersabda:

 

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

 

Artinya: “Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua,”

(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

 

Hadirin, Hadirat, Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Maka marilah kita jadikan Idul Fitri kali ini, Idul Fitri kita yang terbaik, Idul Fitri yang sekiranya akan membawa kebaikan hidup kita kedepan. Karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan bisa bertemu dengan Idul Fitri di tahun yang akan datang, atau tidak. Artinya, kita tidak tahu sampai kapan batas ajal kita. Oleh karena itu, marilah kita hiasi Idul Fitri kali ini dengan kebaikan-kebaikan sebagaimana disebutkan, atau tidak disebutkan di atas, saling memaafkan atas segala dosa yang telah kita lakukan dengan sesama supaya semakin kuatlah kefitrian jiwa kita ini. Seraya berharap hidayah dan pertolongan Allah SWT, semoga perjumpaan kita dengan bulan Ramadan ini dapat menempa kita menjadi pribadi-pribadi yang Muttaqin, orang yang dinyatakan bertakwa di sisi Allah. Amin, Amin, Amin Ya Robbal Alamin.

 

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُـمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ, وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُـمْ فِي زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ ، آمِيْن ،

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ هَوُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ،

 

Khutbah 2

اللهُ أَكْبَرُ (7x)

كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ َالْإِحْتِرَام،ِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالْفِتَنَ وَالْمِحَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ .

Share:

Thursday, April 6, 2023

Khutbah Jumat, 4 Keistimewaan Ramadhan

Khutbah: 4 Keistimewaan Ramadhan


Khutbah I

 

 اَلْحَمْدُ للّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكَا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ،

 

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Marilah kita selalu menjaga takwa kepada Allah di manapun kita berada dengan senantiasa merasa diawasi dan ditatap oleh Allah. Dan marilah kita selalu takut akan adzab Allah, diikuti dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, karena inilah esensi dari ketakwaan yang sebenarnya. Dan sebaliknya, yakni meninggalkan perintah-perintah-Allah dan menjalankan larangan-larangan-Nya adalah suatu kemungkaran yang mengindikasikan bahwa kita tidak takut akan azab Allah, dan ini merupakan suatu kefasikan atau kekufuran. Wal'iyaadzu billaah.



Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,


Tak terasa saat ini kita telah berada pada Jumat ketiga di bulan mulia, bulan Ramadhan. Bulan mulia ini adalah satu-satunya bulan dalam sistem penanggalan Hijriyah yang disebut dalam Al-Qur’an. Kemulian bulan ini disebut secara khusus karena di dalamnya terdapat hikmah dan keistimewaan khusus yang tak didapat pada bulan-bulan lainnya.


Adapun keistimewaan yang pertama ialah:

Kewajiaban untuk menjalankan ibadah puasa.


Perintah menjalankan kewajiaban ibadah puasa Ramadhan ini semata-mata untuk menyaring kualitas keimanan orang-orang Islam; Apakah keimanannya terpanggil untuk menjalankan ibadah puasa atau tidak. Bagi orang Islam yang terpanggil lalu tulus ikhlas menjalankannya maka ia akan mendapatkan derajat takwa di sisi Allah dan disebut sebagai alMuttaqin.

Hal ini tercantum dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 183;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.".( Al Baqarah ,183)


Keistimewaan yang kedua ialah:

Kesempatan untuk menghapus dosa-dosa.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bulan Ramadhan adalah bulan penebusan dosa-dosa. Maka apabila seseorang betul-betul menjalankan ibadah puasa karena iman dan semata-mata mengharap keridhaan Allah, niscaya ibadah puasanya itu akan menjadi penebusan atas dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Melipatgandakan pahala; Lebih-lebih di bulan Ramadhan ini. 

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

"Shalat lima waktu, antara sholat Jum'at ke Sholat Jum'at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya, jika dijauhinya dosa-dosa besar,". ( HR. Muslim)

 

Keistimewaan ketiga ialah:

Terbukanya pintu-pintu keberkahan.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Di dalamnya terdapat keberkahan-keberkahan. Maka amal ibadah apapun yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dibalas dengan pahala sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Dan pahala puasa lebih Allah istimewakan lagi.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w menyampaikan Firman Allah SWT dalam sebuah hadits qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

"Seluruh amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, "Kecuali puasa. Sebab pahala puasa adalah untuk-Ku. Dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwatnya dan makannya karena-Ku." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. )

Keistimewaan keempat ialah:

Diturunkan Malam Lailatul Qadar.

Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من صام رمضانَ إيمانًا و احتسابًا غُفِرَ له ما تقدَّم من ذنبِه ، و من قام ليلةَ القدرِ إيمانًا و احتسابًا غُفِرَ له ما تقدَّم من ذنبِه

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu“[55. HR al-Bukhari (2014), Muslim (760), dan lain-lain].


Inilah Khutbah singkat tentang 4 Keistimewaan Ramadhan yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan khutbah ini dapat memotivasi kita menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, dan dapat menghiasi hari-hari kita dengan amalan-amalan sunnah Ramadhaniyah, seperti: berbuka di awal waktunya, shalat tarawih, mengakhirkan sahur, memperbanyak bacaan Al Qur’an, infak, sedekah, dan sebagainya. Alhasil, kita bisa kembali fitri dan termasuk ke dalam golongan al Aidin walFaizin. Amin.


باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Share: