Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Thursday, September 22, 2022

Khutbah Jumat: 5 Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Judul : 5 Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Kategori : Khutbah Jumat

 

Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيِّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ. قَال اللهُ تَعالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم، يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقال أَيًضا: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ [يونُس ٥٧] أَمَّا بَعْدَهٌ
,

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Kiita ucapkan Alhamdulillah, sebagai 
ungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Karna berkat Rahmat, Taufiq dan Hidayah–Nya kita diberikan ketakwaan serta kemampuan untuk menjalankan berbagai kewajiban sebagai orang Islam, misalnya menunaikan shalat Jumat, seperti sekarang ini. Dan berkat pertolongan Allah, kita diberi kemampuan melaksanakan berbagai amal kebaikan, misalnya membaca Al-Qur’an. Maka marilah kita terus berusaha istiqamah memelihara ke-taqwa-an dan ketaatan supaya kita termasuk orang-orang yang beruntung.


Selajutnya, kita ucapkan Allahumma Sholli ‘alaa Muhammad, sebagai shalawat dan salam kita kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan beliau hingga hari Kiamat. Karena berkat perjuangan beliau, kita termudahkan untuk mengenal Islam, sebuah agama yang berpedoman pada Al-Qur’an.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Untuk memelihara ketakwaan dan memperkokoh ketaatan perlu diketuk dengan pemahaman yang benar. Dan pemahaman yang benar diperoleh dari sumber yang benar, yakni Al-Quran dan Al-Hadits, dengan pemahaman yang benar. Maka pada khutbah Jum'at kali ini kami akan mengangkat beberapa keutamaan membaca Al-Qur’an, agar kita semakin gemar membaca Al-Qur’an, kemudian memahami dan mengamalkan isi kandugannya demi meningkatkan ketakwaan yang semestinya.

Hadirin rahimakumullah,
Keutamaan membaca Al-Qur’an sangat banyak sekali. Baik yg disebutkan di dalam Al-Qur'an maupun di dalam Al-Hadits. Adapun diantara keutamaannya adalah sbb:

Pertama:
Agar kita mendapatkan petunjuk dan rahmat dari Allah.

Allah SWT berfirman:

وَ إنَهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ للْمُؤمِنينَ

Artinya:
Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman. ( QS. An-Naml, ayat 77 ).

Dengan kita membaca Al-Quran, maka kita akan diberi petunjuk dan rahmat dalam setiap urusan kita. Apabila kita mengimani dan mau mengambilnya, niscaya petunjuk dan rahmat Allah akan diturunkan. Baik berupa kemudahan-kemudahan di dalam urusan dunia lebih-lebih di dalam urusan keakhiratan.

Hadirin Rahimakumullah!
Keutamaan kedua dari membaca Al-Quran yaitu:
Sebagai penawar/obat penyembuh

Allah SWT berfirman:


قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا هُدًى وَشِفَاءٌ . وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِى آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمَى . أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيْدٍ

Artinya:
Katakanlah (Muhammad): “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Sementara orang-orang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) dipanggil dari tempat nan jauh.” ( QS. Fushshilat, ayat 44 ).

Bagi orang beriman, Al-Quran adalah sebagai petunjuk dan penawar hati. Dengan kata lain, apabila seorang mukmin betul-betul menjalankan petunjuk-petunjuk Alqur’an maka ia akan menemukan obat penawar hati pelipur lara dalam setiap permasalahan yang tengah ia hadapi.

Hadirin Rahimakumullah!
Keutamaan ketiga yaitu:
Setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca, dicatat dengan satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh.

Rasulullah SAW bersabda:


عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Artinya:
“Dari ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatgandakan mejadi sepuluh kebaikan serupa. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Ini merupakan salah satu dari kelebihan mukjizat Al-Qur'an. Pahala bagi pembacanya, pembelajarnya, pengajarnya, penghafalnya, pengamalnya, pewarisnya, dan orang2 yg mempunyai keterlibatan positif dengan Al-Qur'an disediakan pahala tersendiri dengan balasan yang berlipat-lipat. Maka alangkah menyesalnya kita jika tidak mengambil salah satunya saja.

Keutamaan keempat yaitu:
Mendatangkan ketenangan, rahmat, dan pujian para malaikat.
Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ » رَوَاهُ مُسْلِمُ

Artinya:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul bersama dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim)

Keutamaan kelima yaitu:
Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda:

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم

Artinya:
Dari Abu Umamah ra, aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim);
Oleh karena itu, marilah kita luangkan waktu setidaknya 15 menit dalam sehari semalam untuk membaca atau memahami Al-Qur’an, agar keberadaannya betul-betul menjadi petunjuk dalam setiap langkah kehidupan kita, sebagai penawar hati dalam setiap kesedihan, juga sebagai penyembuh dari setiap penyakit yang menimpa.


Itulah diantara keutamaan membaca Al-Qur'an yg dapat kami sampaikan pada khutbah singkat ini. Apabila kita tidak sanggup mengamalkan semuanya, marilah kita usahakan supaya tidak meninggalkan semuanya.


Akhirnya kita berharap semoga Allah merahmati kita, menggolongkan kita sebagai ahli Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai pedoman terdepan dalam hidup, sehingga terang-benderanglah jalan-jalan kehidupan kita di dunia hingga akhirat. Amin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُم فِيْ القُرانِ العَظِيْمْ ونَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْم. أَقًوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمْ، إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرّحِيْم.

 

Khutbah II


الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الشكرُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والشدائد وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ للَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالقُرْءَانِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً. اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِينَا. وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا. وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ ءَانَآءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Share:

Friday, August 26, 2022

Khutbah 3 Keutamaan Shalat Berjamaah

Khutbah Tentang 3 Keutamaan Shalat Berjamaah

Khutbah 3 Keutamaan Shalat Berjamaah

Keutamaan Shalat Berjamaah

Khutbah 1

 

ألْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإيْمَانِ وَالإسْلاَمِ وَعَلَّمَنَا دَقَائِقَ الْعُلُوْمَ بِالْقَلَمِ. وَجَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلّى الله عليه وسلّم. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ الْأَنَامِ؛ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صلّى الله عليه وسلّم، وَعَلٰى أَهْلِ بَيْتِهِ الْكِرَامِ، وَأَصْحَابِهٖ الَّذين يُوَلُّوْنَ الْحِكَمَ، وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ بِالاِحْتِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنْجِبْنَا بِهَا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَة, وأَشْهَدُ اَنَّ محمّدًا عبدُه ورسوله لاَنَبِيَ بَعْدَهُ، أمابعد: فَيَٰأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ،

 

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Marilah kita selalu berupaya meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan semua laranganNya. Karena di saat menjaga takwa berarti kita sedang menjaga iman dan Islam kita. Dan menjaga iman serta Islam agar tetap terawat hingga akhir hayat lalu wafat dalam keadaan husnul khatimah merupakan cita-cita segenap orang Islam yang selalu dipinta di dalam setiap doa.

Hadirin, jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Salah satu cara meningkatkan nilai ketakwaan adalah dengan meningkatkan kualitas shalat. Dan salah satu cara meningkatkan kualitas shalat adalah dengan shalat berjamaah. Semakin banyak jamaahnya, maka semakin tinggi nilai dan kualitasnya dalam pandangan Allah SWT. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan shalat berjamaah sebagaimana maksud hadits ini:

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: صَلَاةُ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ, وَصَلَاتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ الرَّجُلِ, وَمَا كَانَ أَكْثَرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى الله عَزَّ وَجَلَّ
(رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان)

 

Artinya:

“Shalat seorang bersama seseorang lebih baik daripada shalat sendirian, shalat seorang bersama dua orang lebih baik daripada shalat bersama seorang, dan semakin banyak lagi, semakin disukai oleh Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i). Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

 

Hadirin rahimakumullah,

Keutamaan atau fadhilah dari shalat berjamaah sangatlah bamyak sekali. Baik yang dinyatakan dengan dalil naqli maupun yg ditampakkan dengan bukti. Namun pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan 3 keutamaan terpenting dari shalat berjamaah sebagai berikut:

 

1. Shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendirian.

 

Keutamaan pertama dari shalat berjamaah adalah bahwa derajat satu kali shalat berjamaah berbanding dengan dua puluh tujuh kali shalat tanpa berjamaah. Dengan kata lain, anugerah pahala dari Allah bagi orang yang shalat berjama’ah adalah dua puluh tujuh derajat, sedangkan anugrah pahala bagi orang yang shalat sendirian adalah satu derajat. Kemudian pada puncaknya, Allah akan lebih menyayangi orang yang shalat berjamaah sebesar 27 tingkat kesayangan daripada orang yang shalat sendirian. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

 

عنْ عبدِ اللهِ بنِ عُمَر -رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: صَلاَة الْجَمَاعَة اَفْضَلُ مِنَ صَلاَةِ الفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَة. (متفق عليه)

 

Artinya:

"Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian, dengan keutamaan dua puluh tujuh derajat."  (HR. Bukhari dan Muslim)

 

2. Menjadi sebab diampuninya dosa-dosa.

 

Keutamaan kedua bagi orang yang shalat berjamaah adalah peluang untuk mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya. Peluang ini bisa terjadi pada setiap ia melakukan shalat berjamaah dan bisa terjadi kadang-kadang. Karena ketentuannya adalah apabila ada orang yang shalat berjamaah mengucapkan: "Aaamiiin" serentak (bersamaan) dengan ucapan malaikat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya. Melihat ketentuan ini maka semakin sering melakukan shalat berjamaah, semakin besar pula peluang mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

 

Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagaimana hadits berikut:

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: إِذَا قال اْلإِمَامُ (غَيْرِ اْلمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضّآلّين) فَقُوْلوُا: آمين, فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ اْلمَلاَئِكَةِ غَفِرَ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه البخارى و مسلم)

Artinya:

Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdhooolliin”, maka ucapkanlah: "Aamiin". Karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

3. Melatih disiplin dan berakhlak mulia.

 

Keutamaan ketiga dari shalat berjama’ah adalah untuk membiasakan seorang berdisiplin mematuhi perintah pemimpinnya. Pembinaan sikap ini diperoleh dari pembiasaan mengikuti gerakan imam di dalam shalat. Ketika imam bertakbir maka makmum ikut bertakbir, ketika imam rukuk maka makmum ikut rukuk, ketika imam sujud maka makmum pun ikut sujud, dst. hingga salam. Kendati demikian, makmum diberikan hak untuk tidak mengikuti imam ketika ia salah, akan tetapi makmum menegurnya dengan kalimat: Subhanallah. 

 

Hal ini tentu akan membawa dampak yang luar biasa di dalam kehidupan seseorang untuk melatih kedisiplinan dalam bekerja, ketaatan terhadap aturan, menghargai perbedaan pendapat, santun dalam bertutur kata, bijak dalam menyampaikan teguran, dan melahirkan kerendahan hati. Di samping itu, shalat berjamaah dapat menghilangkan sifat kesewenang-wenagan dalam bertindak, angkuh, egoisme, dan tinggi hati.

 

Megenai hal ini Rasulullah SAW bersabda:

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: اِنَّمَاجُعِلَ اْلإِمَامُ لِيُؤْتَمٌ بِهِ, فَلاَ تَحْتَلِفُ عَلَيْهِ, وَإِذَا كَبُرَ فَكَبِّرُوْا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَإذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَإذَا صَلّىَ جَالِسًا فَصَلّو جُلُوْساً أجْمَعِيْنَ. (رواه البخارى و مسلم)

Artinya:

Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti, maka janganlah kamu menyelisihinya. Jikalau ia bertakbir maka bertakbirlah kalian, jikalau ia ruku' maka ruku'lah kalian. Jikalau dia sujud maka  sujudlah kalian. Dan jikalau dia shalat duduk maka shalatl duduklah kalian semuanya. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Hadirin, jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,

Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya shalat berjama’ah. Fadhilah dan keutamaanya ada yang bermanfaat di dunia, ada pula yang akan diperlukan nanti di akhirat. Oleh sebab itu marilah kita sama-sama berharap semoga Allah senantiasa menuntun kita untuk mengedepankan shalat berjama’ah daripada shalat sendirian, baik di masjid, mushalla, ataupun di rumah-rumah. Selanjutnya, mudah-mudahan kita bisa istiqamah dan memperoleh manfaat dan keutamaanya di dunia dan di akhirat kelak. Amin yra.

 أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْاٰخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ (التوبة,١٨)

“Adalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah ayat 18)

 

 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمِا فِيْهِ مِنَ الآَيَاتِ والذِّكْرِالحَكِيْمٍ، وتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَه إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَرِيْفُ الْمَقَام،ِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْن رَبَّنَاَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْاَمْرَاضَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

Share:

Friday, July 22, 2022

Khutbah - Konsekwensi bagi yang meninggalkan shalat Jumat

Kategori: Khutbah

Judul: Konsekwensi bagi yang meninggalkan shalat Jumat

Tags: #khutbah_jumat #meninggalkan_shalat_jumat

Khutbah - Konsekwensi bagi yang meninggalkan shalat Jumat

Khutbah 1

 

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ. اما بعد 

 

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Kita bersyukur kepada Allah SWT, dan bershalawat atas Rasulullah SAW, karena berkat rahmat Allah dan wasilah Rasulullah, kita bisa melaksanakan kewajiban shalat Jum'at dalam keadaan sehat wal afiat. Alhamdulillah. Selanjutnya, marilah kita selalu bertakwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, kapan dan dimanapun kita berada. 

 

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Bagi orang yang melaksanakan shalat Jum'at ada keutamaan-keutamaan yg akan dianugerahkan, diantaranya dihapus dosa-dosanya antara Jum'at satu dan berikutnya, diberi pahala seperti bersedekah seekor unta, hingga dikaruniai derajat ahli surga. Akan tetapi bagi orang yang meninggalkan shalat Jum'at ada akibat atau konsekwensi yang akan diterima, sebagaimana yang akan kami sampaikan dalam khutbah ini, sebagai berikut:

 

1. Allah akan menutup hatinya

 

Allah akan menutup hati orang yang meninggalkan shalat Jum'at sebanyak tiga kali karena lalai atau meremehkan. Apabila hati seseorang telah tertutup, maka kebaikan tidak akan sampai kepadanya. Padahal Allah tidak menghendaki menutup hati mereka, tetapi merekalah yang memilih untuk menutup hati mereka, akibat dari perbuatan mereka. Allah juga tidak pernah menzalimi hamba-Nya tetapi hamba-Nyalah yg menzalimi dirinya sendiri. 

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْن

Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri. (Yunus, 44)

Mengenai akibat pertama bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at diriwayatkan oleh Abu Ja'd adh Dhamri sebagai berikut:

 

عن أبـي الجَعْدٍ الضَّمْري قال: مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ (رواه أبوداود والنسائي وأحمد)

Artinya:

Barangsiapa meninggalkan tiga shalat Jumat karena meremehkan, niscaya  Allah akan menutup hatinya,” (HR Abu Dawud, An-Nasai, dan Ahmad). 

 

2. Dicatat sebagai orang munafik

 

Akibat kedua bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at adalah dicatat sebagai orang munafik. Yang dimaksud disini adalah tidak melaksanakan shalat Jum'at sebanyak tiga kali tanpa adanya udzur yg dibenarkan syariat. 

 

Mengenai akibat kedua bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:

 

عن أسامة بن زيد عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمُعَاتٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ كُتْبَ مِنَ المُنَافِقِيْنَ (رواه الطبراني)

Artinya:

Siapa saja yang meninggalkan tiga kali shalat Jumat tanpa uzur, niscaya ia ditulis sebagai orang munafiq. (HR At-Thabarani). 

 

3. Dianggap berpaling dari Islam

 

Akibat ketiga bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at adalah dihitung berpaling dari agama Islam. Mereka yang meninggalkan tiga kali shalat Jumat secara berturut-turut seakan-akan ia telah mencampakkan keislaman mereka. Sebab status mereka sebagai muslim tetapi perbuatan mereka menyerupai orang kafir. Maka Nabi menganggap mereka telah mencampakkan islamnya.

 

Mengenai akibat ketiga bagi orang yg meninggalkan shalat Jum'at ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA sebagai berikut:

 

عنِ ابنِ عباسٍ - رضي اللهُ عنهما - قال : مَنْ تَرَكَ الجُمُعَةَ ثَلَاثَ جُمعات مُتواليات فَقَدَ نَبَذَ الإِسْلَامَ وَرَاءَ ظَهْرِه (رواه البيهقي) 

Artinya:

Barangsiapa yang meninggalkan shalat Jumat tiga kali berturut-tutut, maka ia telah mencampakkan Islam di balik punggungnya,” (HR Al-Baihaqi). 

 

Hadirin rahimakumullah,

Adapun udzur yang dapat menggugurkan kewajiban shalat Jumat adalah sebagai berikut: 

 

1. Sakit (berat) yang membuatnya kesulitan melaksanakan shalat Jumat. 

2. Hujan lebat. 

3. Dingin mencekam. 

4. Salju. 

 

Salah satu dari 4 macam udzur tersebut membolehkan seseorang tidak melaksanakan shalat Jum'at tetapi ia wajib menggantinya dengan shalat Zhuhur.

 

Hadirin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat tentang Konsekwensi bagi orang yang meninggalkan shalat Jumat. Semoga dengan ini kita semakin istiqamah melaksanakan shalat Jum'at dan terhindar dari dampak buruk yang diakibatkan meninggalkan shalat Jum'at. Amin.

 

أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (الجمعة،٩)

 

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Jumuah ayat 9).

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُم فِيْ القُرانِ العَظِيْمْ ونَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْم. أَقًوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمْ، إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرّحِيْم

 

 

 

 

Khutbah 2

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَوات. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْن وَالرَّخَاءَ لَهُمْ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا أندُونِيسِيَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللَّهُمَّ أَعِنِّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،

 

Share:

Saturday, July 9, 2022

Khutbah Idul Adha - Makna Di Balik Perintah Berqurban

Judul: Makna Di Balik Perintah Berqurban
Kategori: Khutbah Idul Adhaa
Tags: #khutbah #idul_adha #kurban #makna_qurban
Durasi 8 + 3 menit mmmm

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ. كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ:: الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ. ثُمَّ خَصَّ بَعْضَ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَاللَّيَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ الْمُتَنَوِّعَاتِ, وَ يُعَظِّمُ فِيْهَا بِالْأَجْرِ والحَسَنَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى رَسُوْلِكَ الْمُصْطَفَى مُحَمّدٍ صلعم وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بَعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ السَّيِّئَاتِ. وَ قَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ


Hadirin Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa memelihara takwa kita kepada Allah dengan cara mengerjakan ibadah sebagaimana perintahNya dan menjauhi keburukan sebagaimana laranganNya.

Hadirin rahimakumullah,
Hari raya qurban atau Idul Adha merupakan hari raya ummat Islam. Di dalamnya terdapat rangkaian berbagai ibadah sunnah yang perlu kita perhitungkan untuk diamalkan, salah satunya atau semuanya; baik berupa dzikir, puasa, shalat ied, menyembelih hewan qurban, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Banyak keterangan tentang fadhilah keutamaan beribadah pada 10 hari di awal bulan Dzul hijjah. Namun dalam khutbah singkat kali ini mari kita menyoroti “Makna Di Balik Perintah Berqurban.”

Hadirin Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Sejarah berqurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat manusia, yakni praktik berqurban yang dilaksanakan putra Nabi Adam, Qabil dan Habil. Kemudian dikisahkankan bahwa qurban yang diterima adalah qurban dari Habil, bukan dari Qabil karena ketaatan Habil yg semata-mata mengharap ridho Allah. Namun demikian, syariat ibadah qurban bermula dari sejarah Nabi Ibrahim as. yang diperintah oleh Allah untuk menyembelih anak kesayangannya yakni: Ismail as., seorang anak yang ia idam-idamkan bertahun-tahun, sedangkan istrinya sudah sekian lama dianggap mandul.

Atas kehendak Allah, praktek penyembelihan anak manusia itu batal dilaksanakan, karena Allah segera mengganti Ismail as. dengan hewan sembelihan yang besar. Peristiwa agung ini menunjukkan bahwa Allah tidak menghendaki penyembelihan atas manusia. Hal ini tiada lain hanyalah untuk menguji tingkat ketaatan Nabi Ibrahim as. terhadap Allah SWT., sebagaimana firman-Nya dalam ayat ini:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ. سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ.

Artinya:
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Ash-Shaffat ayat 106-110)

Hadirin Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Ibadah qurban yang sudah menjadi syariat bagi seluruh ummat Islam ini selain mengandung nilai ibadah sunnah, juga mengandung makna untuk dijadikan i’tibar/pelajaran di dalam kehidupan. Pelajaran yang dapat kita ambil setidaknya ada tiga, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Totalitas ketaatan kepada Allah SWT.

Lewat perintah untuk menyembelih Nabi Ismail, Allah seolah-olah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipan. Anak, betapapun berharganya dia, tak boleh melengahkan orang tua sehingga mengenyampingkan perintah taat kepada Allah SWT. Karena sebenarnya Allah-lah tujuan akhir dari semua kebanggaan, kesenangan, dan apapun yang dianggap berharga di dunia ini.

Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup mengalahkan egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai ketaatan kepada Allah. Nabi Ibrahim akhirnya mendapatkan julukan “khalilullah” (kekasih Allah) berkat ujian berat yang dilewatinya dengan cermat pada saat rasa bahagianya meluap-luap karena kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya.

Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih muda belia, ternyata mampu membuktikan dirinya sebagai anak berbakti karena patuh kepada perintah Tuhannya. Begitu pula Si Ibu, yakni Siti Hajar, ia mampu mengubur kecintaannya terhadap buah hatinya di atas dasar kesalehan dan kepatuhan memenuhi perintah Tuhannya. Itulah bukti ketaatan nyata yang perlu kita pelajari untuk diterapkan dalam kehidupan beragama demi menuju kualitas diri yang lebih baik.

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Pelajaran kedua, Allah memuliakan manusia.

Dari kisah tersebut, Allah mengingatkan manusia untuk tidak menyepelekan nyawa dan darah manusia lainnya. Dan penebusan atau penggantian Nabi Ismail dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk sesembahan atau ritual dengan tumbal anak manusia yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman dahulu kala, adalah hal yang justru tidak memuliakan manusia.

Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan dari satu bapak, yakni Nabi Adam as. Seluruh manusia ibarat satu tubuh yang diciptakan Allah dalam kemuliaan. Karena itu membunuh satu manusia ibarat membunuh manusia secara keseluruhan. Larangan mengorbankan manusia merupakan penegasan tentang mulianya martabat kemanusiaan di dalam ajaran Islam. Allah SWT berfirman:

مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ

Artinya:
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. (Al-Maidah, 32)

Pelajaran ketiga, Hakikat daging qurban.

Daging hewan qurban yang kemudian disedekahkan kepada orang Islam lainnya merupakan simbol dari makna pengorbanan yang maknanya sangat luas, yaitu mencakup pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya.

Pengorbanan merupakan perwujudan dari kesadaran idividual yang tak terlepas dari makhluk sosial. Karena kelangsungan hidup manusia akan berjalan harmonis hanya apabila interaksi sosial kemanusiaan ditegakkan dan solidaritas sesama manusia dikedepankan. Di sinilah perlunya kita saling memberi, saling menghormati, dan saling menyayangi.

Adapun makna atau hakikat “menyembelih” adalah memutus urat ego kebinatangan yang terdapat di dalam diri kita untuk mencapai kedekatan (al-qurba) kepada Allah dalam rangka takwa dan mengharap keridhaan-Nya. Allah SWT berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Artinya:
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Al-Hajj: 37)

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ.

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ اِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ, وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ,

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ, وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ, وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالشَّدَائِدَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Share: