Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Friday, March 18, 2022

HUKUM BERTAWASSUL BESERTA DALILNYA

HUKUM BERTAWASSUL BESERTA DALILNYA, Judul HUKUM BERTAWASSUL BESERTA DALILNYA, Kategori hukum agama, amalan, Tags: #tawassul, #wasilah #sunnah, #bid'ah, #syirik, #khurafat

HUKUM BERTAWASSUL BESERTA DALILNYA

Pengertian Tawassul

Tawassul adalah cara berdo'a kepada Allah dengan melibatkan sesuatu atau perantara, baik sesuatu itu berupa amal shaleh ataupun berupa perantara orang shaleh. Tawassul juga berarti: Wasilah, jalan, atau perantara. Berikut arti tawassul menurut ahli ilmu;

أَلْوَسِيْلَةُ وَهِيَ مَا يُتَقَرَّبُ اِلَى الشَّيْئِ وَتَوَسَّلَ اِلَى رَبِّهِ بِوَسِيْلَةِ تَقَرُّبٍ اِلَيْهِ بِعَمَلِهِ

“Wasilah adalah sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada sesuatu. Dan seseorang berwasilah kepada Tuhannya dengan perantara pendekatan melalui amal ibadahnya.” (Kamus Al-Misbahul Munir)

اَلتَّوَسُّلُ بِأَحْبَابِ اللهِ هُوَ جَعَلَهُمْ وَاسِطَةً إِلَى اللهِ تَعَالَى فِى قَضَاءِ الْحَوَائِجِ لِمَا ثَبَتَ لَهُمْ عِنْدَهُ تَعَالَى مِنَ الْقَدْرِ وَالْجَاهِ مَعَ الْعِلْمِ بِأَنَّهُمْ عَبِيْدٌ وَمَخْلُوْقُوْنَ وَلَكِنَّ اللهَ جَعَلَهُمْ مَظَاهِرَ لِكُلِّ خَيْرٍ وَبَرَكَةٍ وَمَفَاتِيْحَ لِكُلِّ رَحْمَةٍ

“Tawassul adalah memohon terkabul hajat kepada Allah SWT dengan perantara orang-orang yang dicintai Allah, yakni orang yang mempunyai keutamaan atau keagungan dari Allah SWT, seperti para Nabi dan para Wali. Mereka diberi keutamaan menebar kebaikan, keberkahan, dan pembuka Rahmat.” (Fiqh Tradisionalis, Al-Ajwibatul Ghaliyah fii Aqiidatil-Firqoh An-Naajiyah)

Itulah pengertian dari Tawassul. Tawassul bukan berarti berdo'a (memohon) kepada sesuatu atau perantara itu, bukan pula menyamakan sesuatu atau perantara itu dengan Allah. Jadi tawassul jauh berbeda dengan Syirik yang berarti: menyekutukan atau menyamakan sesuatu dengan Allah.

Contoh Doa Tawassul

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh kalimat Tawassul:

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar aku lolos dalam tes ini, berkat guru kami, Syeikh Fulan."

Kemudian bandingkan dengan kalimat Syirik berikut ini:

"Ya Syeikh Fulan, aku mohon kepadamu agar aku lolos dalam tes ini, berkat keagunganmu."

Dalil Tawassul

Tawassul dianjurkan oleh Allah, sedgkan Syirik sangat dilarang oleh Allah. Dalil anjuran utk tawassul dan dalil larangan syirik sebagaimana berikut:

Landasan tawassul adalah firman Allah SWT berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِتَّقُوْا اللهَ وَاْبَتُغْوا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِي سَبِيْلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah swt dan carilah jalan (tawassul) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”.(Al-Maidah, 35)

Landasan dilarang syirik adalah firman Allah SWT sbb:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا ...

Artinya:
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. (An Nisaa', 36).

Praktek Amaliyah Tawassul

:: Nabi Adam bertawassul dengan nama Nabi Muhammad.

حدثنا : أبو سعيد عمرو بن محمد بن منصور العدل ، ثنا : أبو الحسن محمد بن إسحاق بن إبراهيم الحنظلي ، ثنا : أبو الحارث عبد الله بن مسلم الفهري ، ثنا : إسمعيل بن مسلمة : ، أنبأ : عبد الرحمن بن زيد بن أسلم ، عن : أبيه ، عن : جده ، عن : عمر إبن الخطاب (ر) قال : قال رسول الله (ص) : لما إقترف آدم الخطيئة قال : يا رب أسألك بحق محمد لما غفرت لي فقال الله : يا آدم وكيف عرفت محمداً ولم أخلقه ؟ قال : يا رب لأنك لما خلقتني بيدك ونفخت في من روحك رفعت رأسي فرأيت على قوائم العرش مكتوباً لا إله إلا الله محمد رسول الله فعلمت أنك لم تضف إلى إسمك إلا أحب الخلق إليك فقال الله : صدقت يا آدم إنه لأحب الخلق إلي إدعني بحقه فقد غفرت لك ولولا محمد ما خلقتك ، هذا حديث صحيح الإسناد ،وهو أول حديث ذكرته لعبد الرحمن بن زيد بن أسلم في هذا الكتاب. (مستدرك الحاكم - كتاب تواريخ المتقدمين - ومن كتاب آيات... - رقم الحديث : ٤٢٢٨)
Artinya:
Dari Umar bin Khattab berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ketika Nabi Adam melakukan suatu dosa beliau berkata:'Ya Rabb, berkat Nabi Muhammad, aku mohon Engkau mengampuni dosaku'. Allah berfirman: 'Bagaimana kau tau Muhammad, padahal belum diciptakan?' Adam berkata:'Ya Rabb, ketika Engkau selesai menciptakanku aku, aku angkat kepalaku. Maka aku melihat di penyangga 'Arasy tertulis: Laa ilaaha illallaah, Muhammad rasuulullaah. Aku yakin nama yang disandingkan dengan nama-Mu itu adalah orang yang Engkau cintai.' Allah berfirman: 'Kamu benar, hai Adam. Berkat Nabi Muhammad maka Aku ampuni dosamu. Dan kalau bukan karena Nabi Muhammad maka Aku tidak menciptakanmu.' (HR. Imam Al Hakim).

:: Rasulullah SAW bertawassul melalui orang yang telah wafat.

عَنْ سَيِّدِنَا عَلِى كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ لَمَّا دُفِنَ فَاطِمَةُ بِنْتِ أَسَدٍ أُمِّ سَيِّدِنَا عَلِى رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اَلَّلهُمَّ بِحَقِّىْ وَحَقِّ الْاَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِى أَغْفِرُ لِاُمِّىْ بَعْدَ أُمِّىْ

Artinya: “Dari sayyidina ‘Ali k.w. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW ketika Fatimah binti Asad, ibunda sayyidina ‘Ali, dimakamkan, beliau berdo’a: “Ya Allah, dengan (perantara) hakku, dan hak para Nabi sebelumku, ampunilah ibu setelah ibuku. (Fatimah binti Asad).” (HR. Imam Thabari, Abu Nu’aim dan Ibnu Hajar Al-Haitami).

:: Umar bin Khattab bertawassul dengan orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah SWT.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ عُمَرَ اْبنَ اْلخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ اِذَا قُحِطُوْا اِسْتَسْقَىْ بِالْعَبَّاسِ اْبنِ عَبْدِالْمُطَلِّبْ فقال أَللَّهُمَّ كُنَّا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا وَأَنَا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَأَسْقِنَا فَيُسْقُوْنَ

Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwasanya Sahabat Umar bin Khattab ketika mengalami kemarau, maka beliau meminta hujan dan bertawassul dengan Abbas bin Abdul Muthollib, beliau berkata “Ya Allah bahwasanya kami telah bertawassul kepada Engkau dengan Nabi kami, maka Engkau turunkan hujan dan sekarang kami bertawassul kepada Engkau dengan paman Nabi kami, maka turunkanlah hujan itu.” (HR. Bukhari).

:: Nabi mengajarkan cara bertawassul dengan do'a ketika ada sahabat yang menderita sakit mata. Sahabat tersebut meminta doa kepada Rasulullah SAW agar diberi kesembuhan. Rasulullah tidak berkenan mendoakannya, akan tetapi beliau mengajarkan doa tawassul agar dibacanya sendiri, sbb:

أَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدِ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ إِنِّى تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّكَ فِى حَاجَتِىْ هَذِهِ لِتَقْضِى لِى فَشَفَّعْتَ فِيَّ

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon dan berdoa kepada-Mu dengan (bertawassul melalui) Nabi-Mu Muhammad, Nabi yang penuh kasih sayang. (Wahai Nabi), sesungguhnya aku telah bertawajjuh kepada Tuhanku dengan (bertawassul melalui) Engkau agar hajatku ini terkabul. Ya Allah, terimalah syafa’at beliau untukku”. (HR. Imam Tirmidzi, Nasa’i, dan Baihaqi).

::. Tawassul dengan amal shaleh.

عن عبد الله بن عمر -رضي الله عنهما- قال: سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: «انطلق ثلاثة نفر ممن كان قبلكم حتى آواهم المبيت إلى غار فدخلوه، فانحدرت صخرة من الجبل فسدت عليهم الغار، فقالوا: إنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ من هذه الصخرة إلا أن تدعوا الله بصالح أعمالكم. قال رجل منهم: اللهُمَّ كان لي أبوان شيخان كبيران، وكنتُ لاَ أَغْبِقُ قبلهما أهلا، ولا مالا فنأى بي طلب الشجر يوما فلم أَرِحْ عليهما حتى ناما، فحلبت لهما غَبُوقَهُمَا فوجدتهما نائمين، فكرهت أن أوقظهما وأَنْ أغْبِقَ قبلهما أهلا أو مالا، فلبثت -والقدح على يدي- أنتظر استيقاظهما حتى بَرِقَ الفَجْرُ والصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْن عند قدمي، فاستيقظا فشربا غَبُوقَهُما، اللَّهُمَّ إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فَفَرِّجْ عنا ما نحن فيه من هذه الصخرة، فانفرجت شيئا لا يستطيعون الخروج منه. قال الآخر: اللَّهُمَّ إنَّهُ كانت لي ابنة عم، كانت أحب الناس إليَّ -وفي رواية: كنت أحبها كأشد ما يحب الرجال النساء- فأردتها على نفسها فامتنعت مني حتى أَلَمَّتْ بها سَنَةٌ من السنين فجاءتني فأعطيتها عشرين ومئة دينار على أنْ تُخَلِّيَ بيني وبين نفسها ففعلت، حتى إذا قدرت عليها -وفي رواية: فلما قعدت بين رجليها- قالتْ: اتَّقِ اللهَ ولاَ تَفُضَّ الخَاتَمَ إلا بحقه، فانصرفت عنها وهي أحب الناس إليَّ وتركت الذهب الذي أعطيتها، اللَّهُمَّ إنْ كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافْرُجْ عَنَّا ما نحن فيه، فانفرجت الصخرة، غير أنهم لا يستطيعون الخروج منها. وقال الثالث: اللَّهُمَّ استأجرت أُجَرَاءَ وأعطيتهم أجرهم غير رجل واحد ترك الذي له وذهب، فَثمَّرْتُ أجره حتى كثرت منه الأموال، فجاءني بعد حين، فقال: يا عبد الله، أدِّ إِلَيَّ أجري، فقلت: كل ما ترى من أجرك: من الإبل والبقر والغنم والرقيق، فقال: يا عبد الله، لا تَسْتَهْزِىءْ بي! فقلت: لاَ أسْتَهْزِئ بك، فأخذه كله فاستاقه فلم يترك منه شيئا، الَلهُمَّ إنْ كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافْرُجْ عَنَّا ما نحن فيه، فانفرجت الصخرة فخرجوا يمشون».

Artinya:
Dari Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu 'anhumā, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tiga orang dari umat sebelum kalian pernah bepergian, hingga mereka harus bermalam di sebuah goa. Mereka pun memasukinya. Lalu sebongkah batu besar dari gunung bergelinding hingga menutup mereka di dalam goa itu. Mereka pun berkata, “Sesungguhnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dari batu ini kecuali jika kalian berdoa kepada Allah dengan amal-amal saleh kalian." Seorang dari mereka berdoa, “Ya Allah! Aku mempunyai dua orang tua yang lanjut usia. Dan aku tidak memberikan minuman susu kepada keluarga dan budakku sebelum mereka. Pada suatu hari, aku pergi jauh mencari pohon, hingga saat aku pulang ke rumah mereka berdua telah tertidur. Maka akupun memerahkan susu untuk keduanya, namun aku menemui mereka telah tertidur. Tapi aku tidak mau membangunkan mereka atau memberikan susu itu kepada keluarga dan budakku. Maka akupun tetap menunggu mereka bangun dengan wadah susu itu di tanganku-, hingga waktu fajar menyingsing dan anak-anakku menangis-nangis di kedua kakiku karena lapar. Lalu kedua orangtuaku bangun, kemudian meminum susunya. Ya Allah! Jika apa yang aku lakukan itu karena mengharap rida-Mu, maka bebaskan kami dari keadaan (himpitan) batu ini.” Maka batu itu bergeser sedikit, dan mereka belum dapat keluar darinya. Lalu yang lain berdoa, “Ya Allah! Sesungguhnya aku punya seorang saudari sepupu. Ia adalah wanita yang paling kucintai –dalam riwayat lain: aku mencintainya sedemikian rupa sebagaimana pria mencintai wanita-. Aku sangat ingin berzina dengannya, namun ia menolakku. Hingga terjadilah tahun paceklik. Ia datang menemuiku, kemudian aku memberinya 120 dinar dengan syarat ia membiarkan aku melakukan hubungan suami-istri dengannya. Dan ia pun menyetujuinya. Hingga ketika aku hampir melakukannya (dalam riwayat lain): ketika aku telah duduk di antara kedua kakinya-, ia berkata, “Takutlah kepada Allah! Janganlah engkau merusak segel kecuali dengan (cara) semestinya.” Aku pun meninggalkannya meskipun ia adalah orang yang sangat kucintai, dan aku relakan emas yang kuberikan padanya. Ya Allah! Jika aku melakukan itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka bebaskan kami dari kondisi ini.” Lalu batu itu bergeser, namun mereka belum dapat keluar darinya. Lalu yang ketiga berdoa, “Ya Allah! Aku pernah mempekerjakan beberapa orang dan membayarkan upah mereka, kecuali satu orang yang pergi meninggalkan upahnya. Akupun mengembangkan upah itu hingga harta itu menjadi banyak. Beberapa waktu kemudian, ia datang menemuiku. Ia berkata, “Wahai hamba Allah, berikanlah upahku.” Aku pun berkata, “Semua yang engkau lihat ini adalah upahmu, berupa: unta, sapi, kambing dan budak.” Ia berkata, “Wahai hamba Allah, jangan memperolok-olokku!” Aku menjawab, “Aku tidak memperolokmu.” Maka ia pun mengambil semuanya tanpa menyisakannya sedikit pun. Ya Allah! Jika aku melakukan itu karena mengharapkan rida-Mu, maka bebaskan kami dari kondisi ini.” Lalu batu itupun bergeser, lalu mereka pun keluar dari goa tersebut. (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Share:

Monday, March 14, 2022

Doa Nisfu Sya'ban untuk Amalan Pribadi dan Jamaah

Inilah Doa Nisfu Sya'ban untuk Amalan Pribadi dan Jamaah, JudulDoa Nisfu Sya'ban untuk Pribadi dan Jamaah, Kategori Amalan keagamaan, Tags: #nisfu_syaban, #sya'ban, #doa

Amalan Doa Nisfu Sya'ban untuk Pribadi dan Jamaah dibaca setiap selesai membaca surah Yasin di malam Nisfu Sya'ban.

Yasin pertama: Mohon panjang umur dan berkah utk beribadah kepada Allah.
Yasin kedua: Mohon rizki yg halal dan bermanfaat utk pribadi, keluarga, kerabat, dan yg memerlukan.
Yasin ketiga: Mohon tetap iman dan husnul khatimah.

Doa tersedia dalam bentuk tulisan, gambar, dan PDF utk disimpan di HP atau di download supaya mudah digunakan.

دعاء نصف شعبان المعظم
Download 1

Doa Nisfu Sya'ban untuk Amalan Pribadi dan Jamaah

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يُمَنُّ عَلَيْه،ِ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ مَأْمَنَ اْلخَائِفِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتِتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ.

اِلٰهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ، أَسْألُكَ أنْ تَكْشِفَ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا أَعْلَمُ وَ مَا لَا أَعْلَمُ وَمَا اَنْتَ بِهٖ أعْلَمْ، إِنَّكَ أنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ. بِرَحْمَتِكَ يا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمْ. آمِيْنْ.
Cara bacanya:
ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ALAIHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WAL IN 'AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ZHAHRAL LAAJIIN, WA JAARAL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANAL KHAA IFIIN,

ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTANAA 'INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAAHUMMA BI FADHLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII 'INDAKA FII UMMIL KITAABI SA'IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQAN LIL KHAIRAAT.

FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI 'ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHULLAAHU MAA YASYAA U WA YUTSBITU, WA 'INDAHUU UMMUL KITAAB.

ILAAHII BITTAJALLIL A'ZHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYAWAAL AL MUKARRAM ALLATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF 'ANNII MINAL BALAA I MAA A'LAMU WA MAA LAA A'LAM WA ANTA 'ALLAAMUL GHUYUUBI. BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN. BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Artinya:

Ya Allah, Dzat Pemilik nikmat, bukan penerima nikmat. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat yang memiliki kekuasaan dan memberi kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah penolong para pencari perlindungan, pelindung para pencari keselamatan, pemberi tempat aman bagi yang ketakutan.

Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan.

Sungguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab."

Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat diuraikan (dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, yang kuketahui dan tidak kuketahui, dan tentu Engkau lebih mengetahuinya. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala rahasia.

Dengan Rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.

-----

Download 2

Doa Nisfu Sya'ban untuk Amalan Jamaah

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ، ولا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يا ذَا الْجَلالِ والإكْرَامِ، يا ذَا الطَّوْلِ والإنْعَامِ، لا إلَهَ إلاَّ أَنْتَ، ظَهْرُ اللاَّجِيْنَ، وجَارُ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وأَمَانُ الْخَائِفِيْنَ،

اَللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ في أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا، أَوْ مَحْرُومًا، أَوْ مَطْرُوْدًا، أَوْ مُقَتَّراً عَلَيْنَا في الرِّزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتَنَا، وَحِرْمَانَنَا، وطَرْدَنَا، واقْتِتارَ رِزْقِنَا، وأَثْبِتْنَا عِنْدَكَ في أُمِّ الْكِتَاب سَعِيْدًا مَرْزُوقًا، مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فإنَّكَ قُلْتَ وقَوْلُكَ الْحَقُّ في كِتَابِكَ الْمُنَـزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ، يَمْحُو اللهُ ما يَشَاءُ ويُثْبِتُ وعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَاب.

إلٰهَنَا بالتَّجَلِّي الأَعْظَمِ في لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ، ويُبْرَمُ. إِكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَء ما نَعْلَمُ ومَا لا نَعْلَمُ، وأَنْتَ بهِ أَعْلَمُ، إنَّكَ أَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ. وصَلَّى اللهُ على سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأَصْحَابهِ وسَلَّمَ. والْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Artinya:
Ya Allah, Dzat Pemilik Anugerah, bukan penerima anugerah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat yang memiliki kekuasaan dan memberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah penolong para pencari perlindungan, pelindung para pencari keselamatan, pemberi tempat aman bagi yang ketakutan.

Ya Allah, jika Engkau telah mencatat kami di sisi Engkau sebagai orang yang celaka atau terhalang (dari rahmat) atau tersingkir, atau disempitkan rezeki, maka hapuskanlah wahai Allah dengan anugrah-Mu ketetapan celaka kami, keterhalangan kami, ketersingkiran kami, dan kesempitan kami dalam hal rezeki.

Dan tetapkanlah kami di sisi Engkau, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sungguh Engkau telah berfirman dan firman Engkau pastilah benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan melalui lisan nab utusan Engkau: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki. Dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab."

Wahai Tuhan kami, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat diuraikan (dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, kami memohon kepada Engkau agar dihindarkan dari bencana, baik yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, serta yang Engkau lebih mengetahuinya. Engkaulah Yang Maha Luhur dan Maha Mulia. Dan Engkau Maha Mengetahui segala rahasia.

Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Download 3


(2 lembar)
Link:
https://drive.google.com/file/d/1lCdC57B9eZGwR1mWwHie07duOAWqgm_S/view?usp=sharing


Share:

Tuesday, March 8, 2022

Khutbah: Menggali Makna Syukur dan Keutamaannya,

Kategori: Khutbah Jum'at
Judul: Menggali Makna Syukur dan Keutamaannya,
Durasi: 8+4 menit
Tags: #khutbah_jumat,, #makna_syukur, arti_syukur #jenis_syukur, #keutamaan_bersyukur


Khutbah l

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ القُرأَنَ هُدًى و َرَحْمَةً، وجَعَلَ نَبِيِّنَا صَلَى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ أُسْوَةً حَسَنَةً، وَجَعَلَ دِيْنَ الإِسْلاَمِ رَحْمَةً وَاسِعَةً، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَا اللهُ وأَشْهَدُ أَنَّ محمدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ الى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ . فَيَا عِبَادَ الله أوُْصِيْكُمْ وَنَفْسِــيْ بِتَقْــوَى الله فَقَــدْ فَازَا الْمُتَّقُــــوْنَ. وَ قَال اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتابِهِ الكَرِيْم: أَعُوْذُ بِاللهِ منَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ. (البقرة،١٥٢)

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Mengawali khutbah pada Jum'at siang ini kami mengajak kita semua untuk terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Menjalankan perintah Allah tidak selamanya mudah namun tidak semuanya sulit. Diantara perintah Allah yang mudah dilakukan tetapi mudah dilupakan yaitu ibadah syukur. Maka melalui khutbah ini kami akan mengangkat tema tentang makna syukur dan keutamaannya dengan harapan semoga kedepan kita termasuk hamba Allah yang banyak bersyukur. Amin.

Maa'asyiral muslimin rahimakumullah,
Syukur dapat dilakukan dengan tiga hal:

Pertama, Asy-Syukru bil Qalbi, yaitu bersyukur di dalam hati, yakni merasa yakin bahwa suatu nikmat datang dari Allah SWT sehingga hati berterima kasih kepada-Nya.

Kedua, Asy-Syukru bil Lisan, yaitu bersyukur dengan mengucapkan: Alhamdulillah atau: Asy Syukru Lillah, dan semacamnya, yg intinya adalah memuji Allah atas suatu nikmat yg semata datang dari Allah swt.

Ketiga, Asy-Syukru bil Af’al, yaitu bersyukur dengan amal perbuatan. Misalnya: berinfak karena mendapat rezeki tertentu, bersedekah karena terlepas dari musibah, menjamu tamu karena terkabul hajat, dll., sebagai tanda syukur atas nikmat yg diberikan oleh Allah swt.

Dan syukur paling utama adalah syukur yang melibatkan hati, lisan, dan perbuatan. Artinya, hati mengakui bahwa suatu nikmat darang dari Allah, lisan mengucakan: Alhamdulillah, kemudian kaki segera melangkah. Hal ini senada dengan makna syukur yang dikemukakan oleh Imam Al-Qusyairi bahwa:

الشُّكرُ هُوَ الإعتِرافُ بنعمةِ المُنْعِمِ على وجه الخُضوعِ

“Syukur adalah pengakuan atas nikmat Allah, Dzat pemberi nikmat, dengan cara ketundukan".

Maa'asyiral muslimin rahimakumullah,
Perintah untuk bersyukur banyak terdapat di dalam Al Quran. Salah satunya adalah sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al Baqarah ayat 172:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika kalian hanya menyembah kepada-Nya. (Al Baqarah, 172)

Maa'asyiral muslimin rahimakumullah,
Ibadah syukur merupakan ibadah favorite para nabi dan salafus shalih sebagai adab dan penghargaan mereka terhadap Allah atas limpahan nikmat yang Allah karuniakan kepada mereka. Diketahui, cara bersyukur Nabi Muhamad SAW sebagaimana hadits berikut:

عن عائشة -رضي الله عنها- والمغيرة بن شعبة -رضي الله عنه-: أن النبي -صلى الله عليه وسلم- كان يقوم من الليل حتى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فقلت له: لم تَصْنَعُ هذا يا رسول الله، وقد غفر اللهُ لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر؟ قال: «أَفَلَا أحب أن أكونَ عبدا شَكُورًا».

Dari Aisyah RA dan Mughirah Ibn Syu'bah RA bahwa Nabi SAW shalat malam sampai kedua kakinya bengkak. Aku pun bertanya kepadanya, "Kenapa engkau lakukan sampai seperti ini wahai Rasulullah, padahal telah diampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?" Beliau menjawab: "Tidak bolehkah aku senang bila menjadi hamba yang bersyukur!". (HR. Imam Bukhari -Muslim)

Maa'asyiral muslimin rahimakumullah,
Dengan bersyukur, maka Allah SWT menjanjikan keutamaan-keutamaan:

Keutamaan Pertama:
Allah akan memberi balasan pahala kepada orang yang bersyukur. Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۚ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَابَ الْاٰخِرَةِ نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۗ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِيْنَ

Artinya:
.... Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali Imran, 145)

Keutamaan Kedua:
Allah akan memberi tambahan atas nikmat yang disyukuri. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahin, 7)

Keutamaan Ketiga:
Allah akan meridhai orang yang bersyukur. Allah SWT berfirman:

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ

Artinya:
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya. Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu;... (Az-Zumar: 7)

Hadirin Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Demikianlah khutbah singkat ini kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat. Semoga kita dapat mensyukuri segala macam nikmat, baik yg kecil apalagi yg besar, dan kita menjadi insan-insan yang selalu istiqamah bersyukur. Allah SWT. berfirman yang artinya: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (An-Nahl, 18)

أَعُوْذُ بِاللهِ منَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُم فِيْ القُرانِ العَظِيْمْ ونَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْم. أَقًوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُوا اللهَ العَظِيْمْ، إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرّحِيْم.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ إلَى صِرَاطِكَ المْسْتَقِيْمِ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَوات. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْن وَالرَّخَاءَ لَهُمْ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا أندُونِيسِيَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللَّهُمَّ أَعِنِّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،

Share:

Tuesday, February 8, 2022

Khutbah: Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia

Kategori: Khutbah Jumat
Judul: Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia
Durasi: 8 menit +3
Tags: khutbah, rumah di surga, akhlak mulia, akhlakul karimah
Ilustrasi Gambar: Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاَۗ ( الأحزاب: ٢١ )

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah ini kami berwasiat kepada diri kami dan seluruh jamaah, untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan upaya melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua keharaman.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Termasuk ke dalam bukti upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah adalah menjaga akhlak di dalam setiap perilaku sehari-hari. Maka pada Khutbah Jum'at kali ini, kami akan menyampaikan khutbah dengan tema: “Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia”.

Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Kata akhlak merupakan jama’ dari kata: (خُلُقٌ) khuluqun yang mengandung arti: tabi’at (sifat sejak lahir), adat (sifat melalui latihan), dan watak (mencakup keduanya).

Imam Al-Ghazali mengartikan bahwa:

الْخُلُقُ عبَارَةٌ عَنْ هَيْئَة فِي النَّفْسِ رَاسخَةٌ عَنْهَا، تَصْدُرُ الْأَفْعَالُ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ إلَى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.

Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir, diproses dengan latihan pembiasaan, dilakukan secara sadar, bersumber dari dorongan jiwa, dan terjadi secara spontan. Sifat itu bisa tampak berupa perbuatan baik, kemudian disebut akhlak mulia. Bisa juga tampak berupa perbuatan buruk, kemudian disebut akhlak tercela.

Sebagai orang Islam kita diperintah untuk berakhlak mulia sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

عنْ أبِي ذَزّ رضي الله عنه قال، قال رسولُ اللهِ صلعم: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya:
“Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan maka kebaikan itu akan menghapus keburukan. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang bagus.” (HR. At-Tirmidzi).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Secara global, penerapan akhlak cukup dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari Al Quran atau mencontoh prilaku Rasulullah SAW. Hal ini sesuai dengan hadits beliau sebagaimana berikut:

عنْ عائشة رضي اللَّه عَنْهَا قَالَتْ: "كَانَ خُلُقُ نَبِيِّ اللَّه ﷺ الْقُرْآنَ" رواهُ مُسْلِم في جُمْلَةِ حدِيثٍ طويلٍ.
Artinya:
Dari Aisyah RA berkata bahwa akhlak Nabiyullah Muhammad SAW adalah Al Quran. (HR. Muslim dalam kalimat hadits yang panjang).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dan secara rinci, Akhlak mulia setidaknya ada tiga penerapan; 1. Berakhlak kepada Allah, 2. Berakhlak kepada sesama manusia, 3. Berakhlak kepada diri sendiri.

Contoh Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya: bertakwa di dalam setiap keadaan, ikhlas di dalam beramal dan beribadah, bersyukur atas segala macam nikmat, bertawakkal setelah berusaha dan berdoa, berharap ketentuan yang disenangi Allah, merasa takut akan siksaan Allah, dan bertaubat atas perbuatan buruk yang pernah dilakukan.

Adapun contoh akhlak mulia terhadap sesama manusia diantaranya: saling menyayangi, saling menjaga hubungan baik, saling tolong menolong dalan kebaikan, saling memberi jika ada rezeki, saling menasehati, saling memaafkan, berkata benar, berprasangka baik, bersikap santun, tidak meremehkan orang lain, dan suka menepati janji.

Sedangkan contoh akhlak mulia terhadap diri sendiri diantaranya: menjaga kesucian dan kehormatan diri, rendah hati, jujur, amanah, tanggung jawab, senantiasa berharap kepada Allah, qana’ah atau menerima pemberian dari Allah, sabar atas berbagai ujian, dan tawakal dengan ketentuan Allah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemulian akhlak seseorang akan dikenang sepanjang waktu, bahkan setelah ia wafat. Namun ada hal yang lebih penting dari pada itu yaitu derajat agung setara ahli puasa dan shalat malam. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Artinya:
Dari Aisyah dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya dengan akhlak yang bagus, seseorang itu akan mendapatkan derajat ahli puasa dan shalat malam.” (HR. Ahmad No. 24361).

Kemudian di hadits lain disebutkan bahwa orang yang berakhlak mulia dijamin sebuah rumah di surga yang tinggi. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda::

وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Artinya:
Dan dari Abu Umamah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku menjamin dengan suatu rumah di tepian syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia berhak, menjamin dengan rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda, dan aku menjamin dengan rumah di puncak syurga bagi orang yang memperbagus akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dengan uraian singkat di atas, marilah kita berusaha memperbagus akhlak kita, baik akhlak kepada Allah, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri, sehingga kita mendapatkan derajat yang tinggi seperti yang dijanjikan dan dijaminkan oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT. Selanjutnya, marilah kita berharap semoga Allah menutup akhir hayat kita kelak dalam keadaan husnul khuluq dan husnul khatimah. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ اِنْعَامِهِ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ . فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى . وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ اَجْمَعِيْنَ وَالْمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات.ِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُخْلِصِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Share:

Thursday, January 13, 2022

Khutbah Jumat: Perintah dan Larangan Berobat Ketika Sakit

Judul: Perintah dan Larangan Berobat Ketika Sakit
Kategori: Khutbah Jumat
Durasi: 8 + 5 menit
Tags: #khutbah anjuran berobat #perintah dan larangan berobat ketika sakit #sabar ketika sakit 


Khutbah 1

اَلْحَمْدُ للهِ. وَاَلشُّكْرُ للهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، فَاللّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله. وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ. قالَ اللهُ تَعالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا (الإسراء ٨٢)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah!
Mengawali khutbah kali ini, kami berpesan kepada kami pribadi dan kita semua untuk senantiasa memelihara keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan bersungguh-sungguh menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Hadirin, Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah!
Di antara perintah Allah adalah mengikuti perintah Rasul, dan di antara perintah Rasul adalah berobat ketika sakit.

Allah SWT berfirman:

...ْۗ وَمَآ اٰتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ

Artinya:
"... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarang Rasul bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al Hasyr , 7).

Ayat ini memberikan pengertian bahwa Allah mengajarkan prinsip dalam mengamalkan Islam, yakni: Apa yang datang dari Rasul, baik berupa perintah maupun anjuran dalam ibadah dan muamalah, maka harus diterima sebagai pedoman dalam ber-Islam. Dan sebaliknya, apa yang dilarang oleh Rasul, maka harus ditinggalkan. Karena di balik perintah dan larangan itu pasti ada hikmah yang sangat berharga bagi manusia, dunia akhirat.

Hadirin, Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah!
Mengenai perintah berobat ketika sakit, diantaranya sebagaimana diriwayatkan oleh 4 imam perawi hadits, bahwa Rasulullah SAW bersabada sebagai berikut:

عَنْ أُسَامَةَ بنِ شَرِيْكٍ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهٗ قَالَ: " تَدَاوُوْا يَا عِبَادَ اللهِ ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهٗ شِفَاءً ، إِلَّا دَاءً وَاحِدًا ، اَلْهَرَمَ " رواه الأربعة

Artinya:
Berobatlah hai para hamba Allah! Sungguh Allah SWT tidak menciptakan penyakit melainkan Allah ciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa`i, dan Ibnu Majah).

Hadits ini secara jelas menganjurkan agar kita berobat ketika sakit. Mengamalkannya adalah termasuk ibadah dan bernilai pahala sunnah, sebagaimana telah disampaikan oleh Imam Nawawi di dalam kitab Majmu’, Jilid V, halaman 106;

ومَنْ مَرِضَ اُسْتُحِبَّ له اَنْ يَصْبِرَ وَيُسْتَحَبُّ انْ يَتَدَاوَى

Artinya:
Barang siapa sakit, sunnah baginya untuk bersabar, dan sunnah pula ia berobat.

Hadirin, Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah!
Terkait pilihan bersabar ketika sakit, Imam Ahmad RA berkata bahwa tawakkal bagi orang yang sanggup melakukannya adalah lebih baik karena Nabi Muhamnad SAW bersabda:

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِيْ سَبْعُوْنَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ ، قَالُوْا : مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : هُمُ الَّذِيْنَ لَا يَسْتَرْقُوْنَ ، وَلَا يَتَطَيَّرُوْنَ ، وَلَا يَكْتَوُوْنَ ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

Artinya:
Tujuh puluh ribu orang dari ummatku akan masuk surga tanpa hisab. Mereka (Para sahabat) berkata, ‘Siapa mereka wahai Rasûlullâh ?’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak bertathayyur (merasa sial dengan sesuatu), tidak melakukan kayy (berobat dengan besi panas), dan mereka bertawakkal kepada Rabb mereka. (HR. Al-Bukhâri dan Abu Dâwud).

Dalam riwayat lain Nabi Muhamnad SAW juga bersabda:

عن أبي موسى الأشعري -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: «إذا مَرِض العَبد أو سافر كُتِب له مثلُ ما كان يعمل مُقيمًا صحيحًا

Artinya:
Jika seorang hamba sakit atau sedang bepergian, maka ditulis baginya pahala amalannya sebagaimana ketika ia sedang sehat dan tidak bepergian” (HR. Imam Al Bukhari & Abu Daud).

Hadirin, Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah!
Berobat adalah suatu bentuk ikhtiyar sekaligus pilihan bagi setiap orang. Akan tetapi hasil akhirnya akan kembali kepada izin/ketentuan Allah SWT. Hal ini bersesuaian dengan sabda Rasulullah SAW bersabda: berikut:

عن جابر بن عبد االله لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بـَرَأَ بِإِذْنِ االلهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya:
“Setiap penyakit ada obatnya. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim).

Hadirin, Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah!
Dalam berobat, ada juga batasan pelarangannya. Dan berobat yang dilarang adalah mengkonsunsi sesuatu dan atau menggunakan cara tertentu yang diharamkan. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

عَنِ ابنِ عبّاس رضي الله عنه قال، قال رسولُ اللهِ صلعم: الشِّفَاءُ فِيْ ثَلَاثَةٍ: فِيْ شَرْطَةِ مِحْجَمٍ اَوْ شُرْبَةِ عَسَلٍ اَوْ كيَّةٍ بِنَارٍ وَاَنْهٰى اُمَّتِيْ عَنِ الْكَيِّ

Artinya:
"Penyembuhan itu dengan tiga macam cara, yaitu melalui sayatan bekam, atau meminum madu, atau menyetrika dengan api; Tetapi Aku melarang umatku berobat memakai cara setrika." (HR. Al Bukhari).

Rasulullah SAW juga bersabda:

عَن أبِي الدرداء قال. قال رسول الله صلعم. إنَّ الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداوُوْا ولا تداوُوْا بالحَرام

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya dan menjadikan setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan janganlah kalian berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud).

Di dalam sebuah Atsar, Ibnu Mas’ud RA berkata:

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِيمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ

Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan kesembuhan bagi kalian yang di dalamnya terdapat sesuatu yang diharamkan atas kalian.” (HR. Bukhari).

Hadirin, Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah!
Mudah-mudahan dengan uraian singkat di atas, kita bisa menentukan sikap yang terbaik, bagaimana seharusnya mengobati sakit yang dialami kita atau keluarga dan kerabat kita. Selanjutnya kita berharap semoga Allah memberikan kesembuhan bagi mereka yang sakit dan menganugerahkan kepada mereka kesehatan yang prima, sehingga leluasa menunaikan ibadah dan normal menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya. Aaamiiin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذيْ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ . عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Share:

Tuesday, December 14, 2021

Khutbah: Amal Shaleh Tangga Menuju Puncak Bahagia

Judul: Khutbah Amal Shaleh Tangga Menuju Puncak Bahagia
Kategori: Khutbah Jum'at
Durasi: 7 menit + 5 menit
Tags: #khutbah_jumat #amal_shaleh #menuju_bahagia #khutbah_singkat


Khutbah: Amal Shaleh Tangga Menuju Puncak Bahagia

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ. .


Hadirin, jamaah shalat Jum'at rahimalumullah,

Marilah kita selalu menjaga syukur kita kepada Allah atas limpahan nikmat zahir dan batin, khususnya nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam marilah sering-sering kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sembari berharap limpahan rahmat dari Allah SWT dan syafaat dari Rasulullah SAW.


Selanjutnya, marilah kita rawat iman dan Islam kita dengan upaya melakukan ketakwaan, yakni
melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Melaksanakan perintah-perintah Allah berarti berbuat amal shaleh, dan meninggalkan larangan-larangan Allah berarti menjalankan ketaatan. Berbuat Amal Shaleh karena taat, takwa, dan iman adalah Tangga Menuju Puncak Bahagia.

 

Hadirin, jamaah shalat Jum'at rahimalumullah,

Kebahagiaan adalah tujuan hidup rata-rata setiap orang. Dan semua orang berhak mencapai kebahagiaan itu, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat. Kiranya, untuk mencapai kebahagiaan di dunia sudah dimiliki oleh masing-masing individu sesuai kemampuannya di dalam berpikir, berdaya upaya dan berkarya. Namun untuk mencapai kebahagiaan di akhirat harus ditempuh melalui tatanan agama yang diatur di dalam syariat.


Allah SWT berfirman:

رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَٱعْبُدْهُ وَٱصْطَبِرْ لِعِبَٰدَتِهِۦ ۚ هَلْ تَعْلَمُ لَهُۥ سَمِيًّا

Artinya:
Artinya: Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribada
h kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? (Surat Maryam Ayat 65)

 

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ طُوْبٰى لَهُمْ وَحُسْنُ مَاٰبٍ

Artinya:
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan (amal shaleh) mereka mendapat kebahagiaan dan sebaik-baiknya tempat kembali. (QS Ar Ra'd, 29).

Hadirin, jamaah shalat Jum'at rahimalumullah,

2 ayat tadi memberikan pengertian bahwa untuk mendapatkan kebahagian sejati harus ditempuh dengan berbuat amal-amal shaleh yang didasari keimanan, kesabaran, keteguhan, dan ketakwaan. Sehubungan dengan banyaknya perbuatan yang tergolong sebagai amal saleh, maka Allah SWT menjabarkannya di sejumlah ayat Al Quran, diantaranya terdapat pada Surah Al Furqan ayat 63 sampai 77. Pada ayat-ayat tersebut Allah SWT menyanjung orang-orang yg beramal shaleh sebagai "'ibaadur rahman", yakni hamba Dzat Yang Maha Pengasih, yang mana sifat-sifatnya ada 15, sbb:


1. Memiliki sifat rendah hati
2. Apabila ada orang menghina, mereka membalas dengan “Salam,”
3. Menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Allah
4. Senantiasa berdoa agar dijauhkan dari azab Jahanam
5. Membelanjakan harta secara wajar, tidak berlebihan dan tidak kikir
6. Tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain
7. Tidak membunuh orang yang diharamkan Allah
8. Tidak berzina
9. Senang bertaubat
10. Memperbanyak kebaikan
11. Tidak memberikan persaksian palsu
12. Apabila mereka bertemu dengan orang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya
13. Apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Allah, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta
14. Selalu berdoa:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kam dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
15. Kelak mereka diberi balasan yang tinggi (surga) atas kesabaran mereka, di sana mereka disambut dengan penghormatan dan salam. Mereka kekal di dalamnya.”


Hadirin, jamaah shalat Jum'at rahimalumullah,

Begitu banyak macam-macam amal shaleh yg bisa kita lakukan demi mencapai kebaikan dan kebahagiaam. Tapi hidayah dan taufiq dari Allah hanya dianugerahkan kepada orang-orang yg sungguh2 mendambakannya.

Maka marilah kita memohon kepada Allah supaya gemar beramal seperti amalannya orang shaleh sehingga digolongkan sebagai orang shaleh serta mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Aaamiiin.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم. مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedgkan ia dalam keadaan beriman, niscaya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS An Nahl, 97)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ َالْإِحْتِرَام،ِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْن رَبَّنَاَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْ
كُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Share:

Tuesday, December 7, 2021

Hukum Makmum Menjawab Surah Al A'laa yang Dibaca Imam


Inilah Hukum Makmum Menjawab Surah Al A'laa yang Dibaca Imam, Judul Hukum Makmum Menjawab Surah Al A'laa atas bacaan Imam, Kategori Hukum agama, Amalan keagamaan, Tags: surah_al_a'laa

Hukum Makmum Menjawab Surah Al A'laa yang Dibaca Imam

Dalam shalat berjamaah, khususnya yg jahriyah, baik di dalam shalat fardhu maktubah ataupun shalat Jum'at sering dijumpai imam membaca Surah Al A'la; Yaitu surah yg diawali: sabbihisma robbikal a'laa dan diakhiri: shuhufi ibroohiima wamuusaa.

Pada awal dan akhir surah tersebut sering dijumpai juga ada makmum yg membaca dzikir tertentu dan ada pula yg tidak membaca apa2. Keadaan ini tak pelak menimbulkan tanda tanya bagi makmum lain yg belum mengetahui dzikir apa yg dibaca hatta bagaimana hukum membaca dzikir di saat itu.

Melalui tulisan ini, admin akan mencoba meniadakan tanda tanya di benak makmum sebagaimana di atas, dengan ulasan singkat tapi padat beserta dalil pendukungnya. Diharapkan, dalil pendukung ini cukup dijadikan landasan pengamalan bacaan dzikir ketika makmum mendengar imam membaca awal dan akhir surah Al A'laa.

Memang sejatinya, menyimak dan menghayati bacaan imam dengan khusyu itu sudah cukup bagi makmum. Tetapi apabila makmum ingin mendapatkan keutamaan lebih dari shalat berjamaah maka perlu memanfaatkan peluang lain. Misalnya sebagaimana pada tema ini atau sebagaimana terdapat pada judul sebelum ini.

Pernah diulas sebelumnya, bahwa ketika makmum mendengar imam membaca ayat yang berkaitan dengan azab, maka makmum meminta perlindungan. Saat mendengar ayat tentang rahmat, maka makmum memohon karunia, dll.

Lalu dzikir apa yg perlu dibaca makmum ketika mendengar ayat pertama surah Al A'laa? Jawabannya sebagaimana hadits berikut:

عن ابن عباس أن النبي كان إذا قرأ سبح إسم ربك الأعلى قال سبحان ربي الأعلى ( رواه أحمد وأبو داود )

Dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Nabi s.a.w apabila membaca: sabbihisma robbikal a'laa, beliau mengikuti dengan bacaan: subhaana robbiyal a'laa. (HR. Ahmad & Abu Daud)

Maka membaca: subhaana robbiyal a'laa setelah ayat pertama Surah Al A'la dihukumi sunnah, baik bagi orang yg shalat sendiri, imam maupun makmum.

Kemudian apa yg dibaca makmum ketika mendengar imam membaca ayat terakhir surah Al A'laa? Setelah imam selesai membaca surat al-A'laa, maka makmum membaca: " 'alaihimas salaam. "

Dan bagaimana hukum membaca bacaan tersebut? Jawabannya sebagaimana qaul Imam Asy Syafi'i berikut ini:

وقال الشافعية : إذا قال : صدق اللَّه العظيم عند سماع آية ، أو قال : لا حول ولا قوة إلا بالله عند سماع خبر سوء فإن صلاته لا تبطل به مطلقا ، إذ ليس فيه .سوى الثناء على اللَّه تعالى ، وإذا سمع المأموم إمامه يقول " إياك نعبد وإياك نستعين " فقال المأموم مثله محاكاة له ، أو قال : استعنا باللَّه ، أو نستعين باللَّه ، بطلت صلاته إن لم يقصد تلاوة ولا دعاء ، وإلا بأن قصد التلاوة أو الدعاء فلا تبطل ، والإتيان بها بدعة منهى عنها .

Imam Asy Syafi'i berkata: Jika makmum mengatakan: "shodaqolloohul 'azhiim" ketika selesai mendengar ayat, atau dia mengatakan: "laa hawla walaa quwwata illaa billaah" ketika mendengar ayat tentang keburukan, maka shalat makmum tidak batal karena bacaan itu secara mutlak, karena maksud dari bacaan itu utk tilawah atau memuji Allah s.w.t atau berdoa kepada-Nya. Tetapi jika makmum membaca bacaan itu dgn maksud menjawab imam atau dgn maksud lain selain ketentuan, maka shalat makmum tersebut batal. Dan bacaan di luar ketentuan termasuk bid'ah yg dilarang. (Fataawaa Al-Azhaar IX 24)

Demikian ulasan singkat tentang Hukum Makmum Menjawab Surah Al A'laa yang Dibaca Imam ini, semoga bermanfaat.

Share: