Kategori: Hukum Agama
Judul: Hukum Shalatnya Makmum Yg Baca Fatihah Tidak Selesai
tags yuqm: hukum, agama, fatihah, makmum
BAGAIMANA HUKUM SHALAT MAKMUM YG BACAAN FATIHAHNYA TIDAK SELESAI?
Imam terlalu cepat membaca surah Al Fatihah atau makmum terlalu lambat membacanya, sehingga bacaan Surah Al Fatihah si makmum tidak selesai / tidak tuntas / tidak utuh, inilah ibarohnya:
وأما لو أسرع الامام حقيقة بأن لم يدرك معه المأموم زمنا يسع الفاتحة للمعتدل فإنه يجب على المأموم أن يركع مع الامام ويتركها لتحمل الامام لها، ولو في جميع الركعات.
“Jika Imam membaca Fatihah dengan cepat, sekiranya makmum tidak menemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah secara komplit dengan bacaan yang tengah-tengah (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lamban) maka wajib bagi makmum untuk ruku’ bersama dengan imam dan meninggalkan bacaan Fatihah-nya, sebab Imam sudah menanggung bacaan Fatihah makmum, meskipun hal ini terjadi di semua rakaat.” (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibien, Juz 2, hal. 40)
Sedangkan ketika bacaan imam biasa-biasa saja, hanya saja bacaan makmum terlalu lamban hingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan Fatihah-nya secara komplet maka dalam keadaan demikian makmum tetap wajib melanjutkan bacaannya sampai selesai selama ia tidak tertinggal dari imam melebihi tiga rukun yang panjang. Sekiranya bacaan Fatihah-nya sudah selesai sebelum imam beranjak dari sujudnya yang kedua. Ketertinggalan makmum dalam hal ini merupakan uzur yang dimaafkan, sebab ia tergolong makmum muwafiq yang mestinya mendapatkan waktu yang cukup untuk menyempurnakan Fatihah. Hal ini ditegaskan dalam kitab Fath al-Wahab:
ـ (والعذر كأن أسرع إمام قراءة وركع قبل إتمام موافق) له (الفاتحة) وهو بطئ القراءة (فيتمها ويسعى خلفه ما لم يسبق بأكثر من ثلاثة أركان طويلة) ـ
“Contoh uzur seperti imam membaca Fatihah dengan cepat dan ruku’ sebelum makmum muwafiq menyempurnakan Fatihah-nya, karena faktor bacaan dia yang pelan. Maka makmum wajib menyempurnakan bacaannya dan melanjutkan rukunnya di belakang imam selama imam tidak mendahuluinya lebih dari tiga rukun yang panjang.” (Syekh Zakaria al-Anshari, Fath al-Wahab, juz 1, hal. 117)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal yang menjadi pijakan adalah apakah ditemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah secara komplit atau tidak. Ketika bacaan imam terlalu cepat sampai-sampai makmum yang bacaannya tengah-tengah (kecepatan sedang) tidak selesai membaca Fatihah secara komplit maka makmum dalam keadaan ini langsung mengikuti imam tanpa perlu meneruskan Fatihah-nya.
Sedangkan ketika bacaan imam tengah-tengah yang mestinya para makmum biasanya dapat menyempurnakan Fatihah-nya secara komplit, tapi karena bacaan salah satu makmum yang terlalu lambat maka dalam keadaan demikian wajib bagi makmum tersebut utk meneruskan dan dimaafkan baginya tertinggal dari imam dengan tiga rukun yang panjang. Sedangkan standar bacaan dianggap cepat atau lambat disesuaikan dgn penilaian masyarakat di wilayah sekitar (‘urf). Wallahu a’lam.
Sedangkan ketika bacaan imam tengah-tengah yang mestinya para makmum biasanya dapat menyempurnakan Fatihah-nya secara komplit, tapi karena bacaan salah satu makmum yang terlalu lambat maka dalam keadaan demikian wajib bagi makmum tersebut utk meneruskan dan dimaafkan baginya tertinggal dari imam dengan tiga rukun yang panjang. Sedangkan standar bacaan dianggap cepat atau lambat disesuaikan dgn penilaian masyarakat di wilayah sekitar (‘urf). Wallahu a’lam.
(Link smber perbandingan: https://islam.nu.or.id/post/read/104766/makmum-belum-selesaikan-fatihah-imam-keburu-ruku-bagaimana)
0 comments:
Post a Comment