Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Friday, November 8, 2024

Khutbah Jum'at - Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Kategori    : Khutbah Jum'at 

Judul    : Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Durasi    : 10 menit 


Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّࣸهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّࣸهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهٌ بِهُدَاهُ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ. (البقرة،٤٣)

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

 

Alhamdulillah, kita ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan hingga saat ini. Salah satu nikmat yang perlu disyukuri adalah kemampuan memenuhi kewajiban shalat Jumat yang Insya Allah akan kita laksanakan setelah khutbah ini.

 

Kuantitas shalawat beserta salam teruntuk baginda Rasulullah saw. marilah kita tingkatkan sebagai sebagai pemuliaan hari Jum’at sembari berharap semoga shalawat dan salam yang kita ucapkan dapat menambah keberkahan hidup dan memudahkan untuk mendapatkan syafa’at agung kelak di akhirat. Amin yra.

 

Selanjutnya, marilah kita terus menjaga takwa kepada Allah agar selalu beriringan dengan aksi melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, kapan dan dimanapun kita berada. Hanya kepada Allah kita mengalamatkan takwa dan hanya kepada-Nya kita memohon ketetapan takwa hingga ajal tiba.

 

Hadirin rahimakumullah,

 

Khutbah yang akan kami sampaikan pada Jum’at kali ini adalah mengenai Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, yakni shalat yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu, kecuali setelah shalat Ashar dan Subuh. Karena shalat sunnah pada dua waktu ini merupakan kemakruhan yang terlarang.

 

Larangan tersebut dikuatkan oleh hadits yang diriwayatan oleh Umar R.A., yang artinya “Nabi SAW melarang melakukan shalat setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam”.   Dalam hadits tersebut tidak menjelaskan secara tegas mengapa sholat tersebut dilarang. Namun pada hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A, beliau mengatakan, “Umar masih kurang jelas, Rasulullah melarang shalat yang dilakukan sambil menanti – nanti matahar terbit atau tenggelam”. Itu dilarang oleh Rasulullah agar kaum muslimin tidak mengikuti tradisi para penyembah matahari, yakni kaum Majusi saat beribadah.

 

Hadirin rahimakumullah,

 

Keutamaan atau manfaat melakukan shalat sunnah rawatib ada banyak sekali, namun pada khutbah ini akan disebutkan 3 yang terpenting sebagaimana berikut ini:

 

1. Menyempurnakan shalat wajib dan menutupi kekurangannya. Dalam hal ini Rasulullah saw. Bersabda:

 

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صلاَته فَإِنْ كَانَ أَتَمَّهَا كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ لَمْ يكن أَتَمَّهَا قَالَ الله -عز و جل- لِمَلائِكَتِهِ: انْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَتُكْمِلُونَ بِهَا فَرِيضَتَهُ ثُمَّ الزَكَاة كذلك ثُمَ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى حَسَبِ ذَلِكَ

 

“Amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya tidak sempurna Allah Ta’ala berkata pada malaikat-Nya, “Lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah, maka sempurnakanlah shalat wajibnya? Kemudian zakat pun demikian. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud, no. 864, dan Ibnu Majah, no. 1425 dan Ahmad, no. 103.)

 

Dengan ini maka shalat sunnah penting dilakukan untuk menyempurnakan shalat fardhu yang kurang sempurna bacaannya, gerakannya, atau kekhusyu’annya.

 

2. Shalat Sunnah yang dilakukan di rumah akan mendatangkan keberkahan. Dalam hal ini Jabir r.a berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

 

إِذَا قَضَى أَحَدُكُمُ الصَّلاَةَ فِـي مَسْجِدِهِ فَلْيَجْعَلْ لِبَيْتِهِ نَصِيْباً مِنْ صَلاَتِهِ، فَإِنَّ اللهَ جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلاَتِهِ خَيْرًا

“Jika salah seorang di antara kalian telah menunaikan shalat di masjidnya, maka hendaklah ia memberi jatah shalat di rumahnya. Karena sesungguhnya Allah menjadikan keberkahan di dalam rumahnya melalui shalatnya.” (HR. Muslim)

 

Berdasarkan hadits ini maka sebaiknya shalat sunnah ada yang dilakukan di rumah agar keberkahannya dapat dirasakan di rumah itu beserta penghuninya.

 

3. Shalat Sunnah akan menghadirkan kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Mengenai ini, Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata; Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits qudsi yang panjang, dan potongannya sebagai beikut:

 

وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ،

Allah swt. berfirman:“.. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. al-Bukhari)

 

Potongan hadits ini mengandung dua maksud, yang pertama dimaksudkan bahwa cara terbaik untuk bertaqarrub kepada Allah adalah melalui shalat sunnah. Yang kedua Bertaqarrub kepada Allah melalui shalat sunnah dapat mendatangkan kecintaan-Nya.

 

Hadirin rahimakumullah,

 

Itulah 3 Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib yang dapat kami sampaikan. Semoga dengan ini, kita semakin bersemangat untuk melakukan shalat sunnah, mendapatkan keutaman-keutamaannya, sehingga kita dicintai oleh Allah swt.. Amin yra.

 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

 

“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” [Huud: 114]

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 


Khutbah 2

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ اِنْعَامِهِ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ . فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ اَجْمَعِيْنَ وَالْمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات.ِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُخْلِصِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Share:

Khutbah Jum'at - Hikmah Berjabatan Tangan

Kategori: Khutbah Jum'at

Judul: Hikmah Berjabatan Tangan

Durasi    : 10 menit

Hikmah Berjabatan Tangan

 

Khutbah 1 

اَلْحَمْدُ للهِ . وَاَلشُّكْرُ للهِ . وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا َرَسُوْلُ اللهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهتَدَى بِهُدَاهُ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْن.  قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اِنْ تُبْدُوْا خَيْرًا اَوْ تُخْفُوْهُ اَوْ تَعْفُوْا عَنْ سُوْۤءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيْرًا (النِّسَاء ١٤٩)

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah!

Mengawali khutbah Jum’at ini, kami berpesan kepada kami pribadi dan kita semua agar selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa-Ta’ala dengan cara menjalankan semua perintahnya-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. 

 

Termasuk dari perintah Allah adalah mengikuti perintah Rasul-Nya, baik yang berupa kewajiban atau kesunnahan. Dan salah satu sunnah yg dianjurkan adalah berjabatan tangan antar sesama. Laki-laki berjabatan tangan dengan saudaranya yang muslim, dan perempuan berjabatan tangan dengan saudarinya yang muslimah. Anjuran ini tentu mempunyai nilai dan manfaat tersendiri bagi yg melakukannya.

 

Hikmah dan keutamaannya pun barangkali sudah kita rasakan begitu dahsyat terutama dikala berjabatan tangan dengan orang yang sudah sekian lama terpisah dengan kita atau berjabatan tangan dengan orang yang baru akur dengan kita. Di samping itu, tentu kita masih berharap semoga kebiasaan berjabatan tangan yang kita lakukan akan memberi makna yg lebih mendalam lagi sehingga mendapatkan nilai kesunnahan karena mengikuti perintah Nabi SAW. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, kami akan menyampaikan khutbah tentang: Anjuran Berjabatan Tangan dan Keutamaannya agar kita lebih khidmat menjalaninya.

 

Hadirin Rahimakumullah,

Hikmah yang pertama berjabatan tangan adalah untuk menghilangkan rasa sakit hati.

 

Berjabatan tangan sangat dianjurkan karena dengan berjabaat tangan, maka rasa sakit hati akan berkurang sehingga menghilang, bergantung niatan, kesungguhan atau keseringan kita berjabatan tangan. Maka kesungguhan kita berjabatan tangan dengan maksud mengikuti sunnah Rasulullah dan mengharap berkah beserta hikmahnya merupakan suatu pokok penting yang perlu kita tanamkan ketika hendak berjabatan tangan. Keumuman hikmah pertama ini dipaparkan dalam sebuah hadits Rasul, sebagai berikut:

 

عَنْ عَطَاء ابْنِ عبْدِ اللّٰهِ قَالَ ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، تَصَافَحُوْا يَذْهَبْ الْغِلُّ، وَتَهَادُوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ. (رواه مالك)


Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kalian saling berjabat tangan, niscaya akan hilanglah sakit hati. Dan hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya akan saling mencintai dan akan hilang permusuhan.” (HR.Malik dari ‘Atha’ bin Abdullah al-Khurasani)

 

Hadirin Rahimakumullah,

Hikmah yang kedua berjabatan tangan adalah untuk menggugurkan dosa-dosa.

 

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menggugurkan dosa-dosa. Salah satu diantaranya adalah dengan berjabatan tangan. Dan berjabatan tangan yang paling dianjurkan pada hikmah kedua ini adalah dilakukan ketika kita atau saudara kita baru datang dari perjalanan. Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda sebagaimana berikut:

 

   مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا  

Artinya: “Tidaklah kedua muslim bertemu dan saling berjabat tangan, kecuali diampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah.” (HR Abu Daud).

 

Hadirin Rahimakumullah,

Hikmah yang ketiga berjabatan tangan adalah untuk menambah kedekatan antar sesama dan menampakkan kesatuan antar sesama umat Islam.

 

Hikmah berjabatan tangan yang ketiga dianjurkan untuk disertai doa Mengenai hal ini, Imam Muhyidin an-Nawawi berkata :

 

 اَنَّ اْلمُصَا فحَة بَعْدَ الصَّلاة وَدُعَاء المُسْلِمِ لآخِيْهِ اْلمُسْلِمِ بِأنْ يَّتقبَلَ الله مِنهُ صَلاتهُ بِقوْلِهِ (تقبَّلَ الله) لاَ يَخفى مَا فِيْهِمَا مِنْ خَيْرٍ كَبِيْرٍ وَزِيَادَةِ تَعَارُفٍ وَتألُفٍ وَسَبَبِ رِبَطِ القلوْبِ وَاِظهَارِ الْوَحْدَةِ وَالترَابُطِ بَيْنَ اْلمُسْلِمِينْ

 

Artinya: Sesungguhnya mushafahah setelah shalat dan mendoakan saudara muslim supaya shalatnya diterima oleh Allah, dengan ungkapan (semoga Allah menerima shalat anda), adalah di dalamnya terdapat kebaikan yang besar dan menambah kedekatan (antar sesama) dan menjadi sabab eratnya hati dan menampakkan kesatuan antar sesama umat Islam.

 

Demikianlah khutbah Jum’at yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan khutbah singkat ini bermanfaat, memberi maslahat terhadap diri kita, dan mendatangkan kebaikan-kebaikan dalam sendi-sendi kehidupan kita. Amin.

 

.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمِا فِيْهِ مِنَ الآَيَاتِ والذِّكْرِالحَكِيْمٍ، وتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَه إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

 

 

 

 

 

 

 

Khutbah 2

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ َالْإِحْتِرَام،ِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْن رَبَّنَاَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

 

Share:

Tuesday, April 9, 2024

Khutbah - Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan

 Khutbah - Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan

 Hari Raya Fitri Moment Terbaik Tuk Saling Memaafkan


 

Khutbah I

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أَكْبَرُ ٩ xكَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهْ، صَدَقَ وَعْدَهْ، وَنَصَرَ عَبْدَهْ، وَأَعَزَّ جُنْدَهْ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهْ. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الْعِيْدَ مِنْ أَكْبَرِ شَعَائِرِ الْإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْعَلَّامِ، رَبَّنَا الَّذِي أَعْطَانَا السَّلَامْ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَمَرَ اُمَّتَهُ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامْ، عَلَى مَنْ دَعَا لِهُدَى الْإِسْلَامٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِىِّ الْإِسْلَامِ، مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِالْإِيْمَانِ وَ الْإِسْلَامْ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ رَحِمَكُمُ اللهِ: اُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. اللهُ أَكْبَرْ، وَللهِ الْحَمْدُ

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Di hari yang berbahagia ini kami berwasiat kepada diri kami pribadi dan jamaah Shalat Idul Fitri sekalian, marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Kita juga berharap mudah-mudahan puasa kita, ibadah ramadaniyah kita, dan zakat kita diterima oleh Allah swt sehingga kita betul-betul kembali fitri dan digolongkan sebagai hamba Allah yang muttaqin. Amin Ya Mujibas Sailin.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Dalam momentum hari raya Idul Fitri yang suci dan mulia ini, kita sangat dianjurkan untuk menyucikan diri dari segala dosa kepada Allah swt dengan taubat dan istighfar. Kita juga disarankan untuk menyucikan diri dari segala kesalahan kepada manusia dengan saling memaafkan. Karena selaku manusia biasa, kita tidak dapat lepas dari segala kesalahan. Terkadang, kita tidak sengaja menyakiti hati orang lain dengan ucapan. Kita juga tidak menyadari ternyata perbuatan kita telah menyinggung perasaan orang lain. Oleh karena itu, meminta dan memberi maaf adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan pada suasana Idul Fitri ini. Hal ini kita lakukan agar amal ibadah selama bulan Ramadan menjadi lebih bermakna untuk diri kita, bermanfaat kepada sesama, dan bernilai di sisi Allah swt.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Anjuran saling memaafkan memiliki hikmah dan keutamaan, 3 diantaranya adalah sebagaimana berikut:

 

Hikmah Pertama:

Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut

 

Kita tidak ingin menjadi hamba yang bangkrut, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, kita tidak ingin harta kekayaan kita habis untuk membayar kesalahan-kesalahan kita. Begitu pula di akhirat, kita sangat tidak ingin pahala kita habis untuk menenus kesalahan-kesalahan kita terhadap orang lain. Kerugian seperti ini telah digambarkan oleh Rasulullah saw, sebagai orang yang bangkrut, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebagai beikut:

 

قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ  

 

Artinya,

"Nabi berkata: "Tahukah kamu siapa orang bangkrut?" Sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya dirham dan harta benda." Kemudian Nabi berkata: "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, zakat, puasa, dan haji. Di sisi lain, ia juga membawa dosa karena memaki, memukul, dan mengambil harta benda orang lain. Lalu kebaikannya diambil dan diberikan kepada orang yang dizaliminya. Ketika kebaikannya habis padahal kezalimannya belum dibayarkan semua, maka dosa orang-orang yang dizaliminya akan diberikan kepadanya, dan kemudian ia dihempaskan ke dalam neraka." (HR Muslim).

 

Hadits ini juga memberi pengertian bahwa kesalahan seseorang kepada orang lain tidak bisa diampuni oleh Allah secara langsung karena hal ini terkait dengan hak manusia. Hak manusia harus diselesaikan di antara sesama manusia di dunia atau di akhirat. Di dunia, diselesaikan dengan saling memaafkan, sedangkan di akhirat, diselesaikan dengan perhitungan amal baik dan amal buruk masing-masing manusia.  

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hikmah Kedua saling memaafkan adalah:

Agar mendapat ampunan dari Allah

 

Ampunan Allah adalah jalan selamat untuk mendapatkan rahmatNya. Ampunan Allah juga menjadi penyebab untuk meraih keridhoanNya. Dengan ini maka kita berpotensi mendapatkan bimbinganNya dalam setiap gerak dan langkah kehidupan kita di dunia, sehingga menjadi pribadi muslim yang selamat di dunia dan akhirat.

Namun demikian, ampunan dari Allah masih bergantung pada kemaafan dari saudara kita yang tersakiti karena lisan atau perbuatan kita. Maka dapat diartikan bahwa sikap saling memaafkan adalah kunci dari pintu ampunan Allah. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA sebagai berikut:


تُعْرَضُ الأَعْمَالُ فِي كُلِّ يَوْمٍ خَمِيْسٍ وَ اثْنَيْنِ فَيَغْفِرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ لِكُلِّ امْرِئٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا امْرَأَ كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ ارْكُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا ارْكُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

 

Artinya: "Pada setiap hari senin dan Kamis seluruh amal perbuatan dilaporkan dan diperhitungkan. Maka, Allah mengampuni bagi setiap orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, kecuali seorang yang saat itu sedang ada permusuhan antara ia dengan saudaranya. Kemudian Allah berfirman, 'Tinggalkan kedua orang ini sampai keduanya saling memaafkan.'" (HR. Muslim)


Hadits ini juga memberikan pengertian bahwa permusuhan adalah faktor penghambat diterimanya amal ibadah, dan pembukanya adalah saling memaafkan antar sesama.

 

Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hikmah Ketiga saling memaafkan adalah:

Agar memudahkan proses penghisaban amal.

 

Adanya penantian yang panjang sebelum dihisab di hari kiamat dapat menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanan bagi manusia. Oleh karena itu, semua manusia berkeinginan untuk segera melewati proses ini. Dengan dihisab dengan mudah dan cepat, mereka berharap dapat memperoleh pengampunan dan rahmat dari-Nya. Banyak orang berharap agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Namun ampunan Allah masih tertaut dengan adanya maaf dari orang yang pernah dizalimi.

 

Dalam hal ini Nabi saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak juz I halaman 563, sebagai berikut:

 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ حَاسَبَهُ اللَّهُ حِسَابًا يَسِيرًا وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ. قَالُوا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ، وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ. قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ، فَمَا لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: أَنْ تُحَاسَبَ حِسَابًا يَسِيرًا وَيُدْخِلَكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ  

 

Artinya, “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab oleh Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke dalam surga dengan Rahmat-Nya. Para sahabat bertanya, bagi siapa ya Rasulullah?" Jawabnya, "Engkau memberi orang yang menghalangimu, engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang memutuskan silaturahim denganmu. Lalu ditanyakan: "Jika saya melakukannya, apa yang saya dapat ya Rasulullah?" Jawabnya: "Engkau akan dihisab dengan hisab yang ringan dan Allah akan memasukkanmu ke dalam surga dengan rahmat-Nya”.  

 

Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Saling memaafkan juga dapat membuka pintu damai dan memperbaiki hubungan yang rusak. Dengan saling memaafkan, kita telah memberikan kesempatan bagi sebuah hubungan yang vakum untuk hidup kembali dan saling menuai kemanfaatan. Dan secara emosional, memaafkan dapat membantu mengurangi beban batin yang kita rasakan, seperti kekecewaan, sakit hati, atau kemarahan terhadap orang lain. Hal ini sangat memungkinkan kita untuk merasa lebih ringan dan lebih relax secara emosional.

 

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah,

Setelah kita menyadari potensi perbuatan kesalahan manusia yang belum diselesaikan di dunia, dan dampak berat yang akan ditanggung di akhirat, maka sudah sepatutnya kita saling memaafkan satu sama lain. Oleh karena itu, marilah kita saling berjabatan tangan dengan untaian kata selamat, doa, dan saling memaafkan seraya berharap mudah-mudahan kita termasuk orang yang kembali fitri, berkat moment mulia Idul Fitri di hari yang agung ini. Amin ya Robbal ‘Alamin

 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمُ لِي وَلَكُمْ ، وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, اَللّهُمَّ تَقَبَّلْ يَاكَرِيْم. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالآيَاتِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ هَوُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

 

 Khutbah II

 

اللهُ أَكْبَرُ 7x كَبِيْرًا

 الْحَمدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالى: إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا   ،اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَا، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِوَالطُّغْيَانْ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ .

Share: