Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Wednesday, May 12, 2021

Khutbah Jum'at - Memantapkan Orientasi Hidup Pasca Ramadhan

Judul: Memantapkan Orientasi Hidup Pasca Ramadhan

Kategori: Khutbah

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Alhamdulillah, kita semua diberikan nikmat oleh Allah SWT, nikmat iman, nikmat sehat dan sempat , sehingga bisa menjalankan ibadah shalat Jumat sembari menggalakkan silaturrahim di bulan Syawal dengan keluarga kita, kerabat kita, tetangga kita, dan saudara seiman seagama. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat kita harapkan syafaatnya kelak di hari kiamat.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, kami mengingatkan diri kami pribadi dan kita semua, agar selalu berupaya meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi larangaNnya; Menerapkan takwa di mana pun kita berada: di tempat kerja, di jalan raya, di tempat-tempat umum, di tempat sepi, dan dimana saja, semoga kita tetap menjalankan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dan merasa selalu dalam pantauan Allah SWT.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Selama sebulan penuh kita telah menjalani puasa Ramadhan sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an, yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah, ayat 183)

Di dalam bulan Ramadhan banyak hal yang dalam kondisi normal kita boleh melakukannya karena hukumnya mubah. Tetapi selama puasa di siang hari kita dilarang melakukannya seperti makan, minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Semua itu untuk melatih kita menjadi manusia yang mampu menahan diri.

Jika terhadap hal-hal yang pada hari-hari biasa kita boleh melakukannya namun kita sanggup menahan diri pada saat berpuasa, maka terhadap hal-hal yang memang dilarang, tentu kita mampu meninggalkan larangan itu. Dan apabila hal ini sudah menerap dalam diri, berarti tujuan ibadah puasa yang paling puncak, yakni agar menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah, sudah kita raih. Dan mudah-mudahan kita termasuk dari orang-orang yang beruntung, kembali kepada fitrah. (Minal ‘aaidiin wal faaiziin).

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Ramadhan sudah kita lewati. Dan sekarang kita sedang berada di bulan Syawal, di tahun 1442 H. Di bulan inilah kita perlu memantapkan orientasi hidup kita ke depan agar hidup ini lebih terarah, mempunyai nilai di sisi Allah serta bermanfaat bagi sesama. Allah SWT berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (Al-Insyirah, Ayat 7).

Urusan kita bermacam-macam. Baik urusan pribadi, usaha, bisnis, keluarga, kelompok, organisasi, instansi, dlsb. Membuat berbagai perencanaan-perencanaan yang bersifat duniawi, In Syaa allah sudah tersusun rapi di agenda pemikiran. Namun sudahkah kita merencanakan urusan keakhiratan sebagaimana urusan keduniaan? Apapun kenyataannya, sekaranglah saatnya kita menyusun rencana keakhiratan tersebut, khususnya untuk sebelas bulan kedepan, demi mencapai kualitas Ramadaniyah tahun depan yang lebih bagus lagi.

Kita semestinya mengevaluasi bagaimana kualitas dan kuantitas amal ibadah kita selama ini. Setelah itu kita rencanakan upaya terbaik yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah kita demi mendapatkan kebahagiaan hakiki di akhirat nanti. Dan suatu hal yang harus selalu kita ingat ialah agar kita senantiasa mengarahkan semua urusan dan aktivitas hidup kita untuk kepentingan ukhrawi. Karena sebenar-benarnya kehidupan adalah kehidupan akhirat. Allah SWT berfirman:

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. (QS. Al-'Ankabut Ayat 64)

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,
Apabila urusan- urusan kita di dunia berhasil diarahkan untuk kehidupan yang abadi di akhirat, maka aktifitas yang kita lakukan sehari-hari akan menjadi lebih bermakna karena bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Hal inilah yang Allah maksudkan di dalam tujuan penciptaan jin dan manusia. Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Aku (kata Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat, 56)

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,
Oleh karena itu marilah kita melakukan Tajdiidun Niyaat, memperbaharui niat, mengubah orientasi hidup, dan memperbaharui orientasi duniawi menjadi orientasi ukhrawi. Dalam kitab Ta’limul Muta’allim disebutkan:

كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِيَّة مِن أَعْمَالِ الآخِرَة، كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة

“Banyak sekali amal duniawi kita yang seakan-akan merupakan amal dunia semata, seperti makan dan minum, berkerja dan beraktifitas sehari hari yang seakan-akan merupakan amalan duniawi namun menjadi amalan ukhrawi karena didasari niat yang baik, yakni niat melakukan sesuatu perbuatan karena Allah.” Tapi sebaliknya, banyak sekali amalan kita lakukan yang seakan-akan itu amalan akhirat namun dengan niat yang tidak tepat, maka semua itu hanya menjadi amalan duniawi belaka. Subhaanallaah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Share:

Khutbah Idul Fitri 2021 Hakikat Hari Raya

Judul: Khutbah Idul Fitri 2021

Tema: Hakikat Hari Raya

Durasi: 10/5menit



Khutbah 1

اللهُ أَكْبَرُ ٩X

اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا هَلَّلَ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِبُكْرَةُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ ،

 الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ سَهَّلَ لِلْعِبَادِ طَرِيْقَ الْعِبَادَةِ وَيَسَّرَ ، وَأَفَاضَ عَلَيْهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ الَّتِيْ لَا تُحْصَرْ ، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْدًا يَعُوْدُ فِيْ كُلِّ عَامٍ وَيَتَكَرَّرَ ، نَقَّاهُمْ بِهِ مِنْ دُوْنِ الذُّنُوْبِ وَطَهَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ خَلَقَ الْخَلْقَ فَقَدَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اللِّوَاءِ وَالْكَوْثَرْ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْبَشَرِ ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمُطَهَّرِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ جَزَاءِ الْأَكْبَرِ ، أَمَّا بَعْدُ
فَيآأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ، اتَّقُوا اللهَ ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Di hari yang berbahagia ini kami wasiatkan kepada diri sendiri dan kita semua, marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, dengan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan menjauhi semua larang-laranganNya.

Termasuk melaksanakan perintah Allah, ialah berkumpul bersama dalam rangka menunaikan sunnah Rasul, yaitu Shalat Idul Fitri. Semoga dengan ini kita termasuk ke dalam pengamalan ketakwaan sebagaimana yang Allah perintahkan.

Rasulullah SAW. Bersabda:


أُمِرْنَا أَنْ نَخْرُجَ فَنُخْرِجَ الحُيَّضَ، وَالعَوَاتِقَ، وَذَوَاتِ الخُدُورِ فَأَمَّا الحُيَّضُ؛ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ، وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلْنَ مُصَلَّاهُم

Artinya: “Kami memerintahkan untuk keluar (ketika hari raya), dan mengajak keluar wanita haid, para gadis, dan wanita pingitan. Adapun para wanita haid, mereka menyaksikan kegiatan kaum muslimin dan khutbah mereka, dan menjauh dari tempat shalat.” (HR. Bukhari No.981, Muslim No.890).

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Satu bulan penuh kita menjalankan ujian kesabaran; Menahan lapar dan dahaga serta mengekang hawa nafsu. Puasa di siang hari, tarawih dan witir di malam hari. Maka pada hari ini, kita bersuka cita, merayakan Hari Raya Idul Fitri sembari berharap ampunan Allah dengan ungkapan: Minal ‘Aaidiin Walfaa-iziin. Semoga kita termasuk orang yang kembali kepada fitrah dan termasuk orang-orang yang beruntung.

Dari Abu Hurairah ra ., Rasulullah SAW. Bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Kemudian untuk menyempurnakan Hari Raya Idul Fitri, yaitu dengan mengeluarkan zakat fitrah. Karena salah satu fungsi zakat fitrah selain untuk menunaikan kewajiban, juga sebagai penyempurna pahala puasa Ramadhan yang telah kita jalani selama sebulan.

Nabi Muhammad SAW. telah bersabda :


صَوْمُ شَهْرِ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَلاَ يُرْفَعُ إلاَّ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ». رَوَاهُ أَبُوْ حَفْصِ بْنِ شَاهِيْنٍ فِيْ فَضَائِلِ رَمَضَانَ ، وَقَالَ : حَدِيْثٌ غَرْيْبٌ جَيِّدُ الْإِسْنَادِ

Puasa Ramadhan masih menggantung diantara langit dan bumi, belum dinaikkan (belum diterima) kecuali dengan Zakat Fitrah. (HR. Abu Hafsh Bin Syahin)

Dalam hadits lain, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas berkata:

فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صَدَقَةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، رواه أبو داود وابن ماجه والحاكم ، وقال: صحيح على شرط البخاري . [ الترغيب والترهيب

Rasuluullah SAW. telah mewajibkan Shodaqoh Fitri untuk membersihkan orang yang berpuasa dari kesalahan dan perkataan kotor, dan untuk memberi makan terhadap orang-orang miskin. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Ada satu lagi anjuran Syariat yang sangat besar fadilahnya, sebagai penutup dari semua kegiatan ibadah puasa kita selama satu bulan Ramadhan, yaitu meneruskannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Hal ini sebagaimana junjungan kita Nabi Muhammad SAW. bersabda :

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَه سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ»  

Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun. (HR. Muslim)

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Hari raya bukan untuk seseorang yang memakai baju baru, akan tetapi hari raya hakikatnya hanya untuk seseorang yang kadar ketakwaannya bertambah. Hari raya bukan untuk seseorang yang berhiaskan diri dengan pakaian dan kendaraan, akan tetapi hari raya hakikatnya untuk seseorang yang berhasil mendapatkan ampunan. Pepatah Arab mengatakan:

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيْدُ ، لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِّبَاسِ وَ الرُّكُوْبِ ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْبُ

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Semoga dengan hidayah dan pertolongan Allah SWT. perjumpaan kita dengan bulan Ramadan ini dapat menempa kita menjadi pribadi-pribadi yang Muttaqin. Amin, Amin, Amin Ya Robbal Alamin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَ

جعلنا وإياكم من العائدين والفائزين, وأدخلنا وإياكم في زمرة الموحدين والحمد لله رب العالمين
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالآيَاتِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ هَوُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

 

Khutbah 2

اللهُ  7xأَكْبَرُ 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلهِ مُعِيْدِ الْجَمْعِ وَالْأَعْيَادِ ، وَمُبِيْدِ الْأُمَمِ وَالْأَجْنَادِ ، وَجَامِعِ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّهُ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَلَا نِدَّ ، وَلَا مُضَادَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُفَضَّلُ عَلَى جَمِيْعِ الْعِبَادِ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الدَّاعِيْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ السَّادَةِ الْأَمْجَادِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ التَّنَادِ ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَآ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ ، اِتَّقُوا اللهَ ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاحْذَرُوا أَسْبَابَ سَخَطِ الْجَبَّارِ فَإِنَّ أَجْسَامَكُمْ عَلَى النَّارِ لَا تَقْوَى
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَقُوْلُ : «إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًااللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأمْوَاتِ . اللهم أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ ، وَاجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا رَخَاءً سَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ ، اللهم نَوِّرْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ قُبُوْرَهُمْ ، وَيَسِّرْ لَهُمْ أُمُوْرَهُمْ ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ ، وَالْوَبَاءَ ، وَالرِّبَا ، وَالزِّنَا ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ ، عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَا، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِوَالطُّغْيَانْ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،


Share:

Tuesday, May 4, 2021

Hukum, Dalil dan Tata Cara Amalan Shalat Witir

Inilah Hukum, Dalil dan Tata Cara Amalan Shalat Witir Judul: Hukum, Dalil dan Tata Cara Shalat Witir, Label Dalil Agama, Amalan Keagamaan, Tags: #amalan #dalil #hukum #shalat_witir, #jumlah_rakaat, #letak_salam


Hukum, Dalil dan Tata Cara Amalan Shalat Witir

|| Definisi Shalat Witir

Sesuai namanya (وِتْرٌ) berarti ganjil. Maka Shalat Witir dapat didefinisikan sebagai shalat dengn jumlah rakaat ganjil. Boleh satu, tiga, lima, tujuh, sembikan atau sebelas rakaat.

|| Hukum Shalat Witir

Hukum Shalat Witir adalah sunnah.

Dalilnya:

Ibnu Umar berkata:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ قَالَ اجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْراً. متفق عليه

Dari Nabi s.a.w , beliau bersabda: “Jadikanlah akhir sholat kalian di malam hari dengan ganjil, yakni: Witir”. (HR. Imam Bukhari & Muslim)

Ali bin Abi Thâlib r.a, berkata:

الْوِتْرُ لَيْسَ بِحَتْمٍ كَهَيْئَةِ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَلَكِنْ سُنَّةٌ سَنَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Sholat Witir tidak wajib sebagaimana kondisi sholat wajib, namun ia adalah sunnah yang disunnahkan Rasulullah s.a.w.

|| Tata Cara Sholat Witir

Terkait waktu pelaksanaannya,

Abu Bushrah al-Ghifaari berkata:

قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :” إِنَّ اللَّهَ زَادَكُمْ صَلَاةً فَحَافِظُوا عَلَيْهَا ، وَهِيَ الْوَتْرُ ؛ فَصَلُّوْهَا فِيْمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلىَ صَلاَةِ الْفَجْرِ”. أخرجه أحمد.

Sesungguhnya Allah telah menambah utk kalian satu sholat, maka jagalah sholat tersebut. Sholat itu adalah Witir. Maka sholatlah di antara sholat Isya` sampai shalat Fajar, yakni: Shubuh (HR. Imam Ahmad)

Rasulullah s.a.w bersabda:

مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُوْمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ ؛ فَلْيُوْتِرْ أَوَّلَهُ ، وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُوْمَ آخِرَهُ؛ فَلْيُوْتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ ؛ فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُوْدَةٌ ، وَذَلِكَ أَفْضَلُ. أخرجه مسلم.

Barang siapa yang khawatir tidak bangun di akhir malam, maka witrirlah di awalnya. Dan barang siapa yakin akan bangun di akhir malam, maka witirlah di akhir malam; karena shalat di akhir malam disaksikan dan itu lebih utama. (HR. Imam Muslim)

Terkait jumlah rakaatnya,

Rasulullah s.a.w bersabda:

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ ؛ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوْتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى .

Sholat malam dua raka’at dua raka’at; apabila salah seorang di antara kalian khawatir Subuh, maka ia sholat satu raka’at sebagai witir bagi shalat yang telah dilaksanakannya.

Ibnu ‘Umar, beliau radhiyallahu anhu berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْصِلُ بَيْنَ الْوَتْرِ وَالشَّفْعِ بِتَسْلِيمَةٍ وَيُسْمِعُنَاهَا

Dahulu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa salllam memisah antara yang ganjil dan genap dengan salam, dan beliau perdengarkan (salam) kepada kami.

Ibnu ‘Umar mengamalkan:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يُسَلِّمُ بَيْنَ الرَّكْعَةِ وَالرَّكْعَتَيْنِ فِي الْوِتْرِ حَتَّى يَأْمُرَ بِبَعْضِ حَاجَتِهِ

Dahulu, ‘Abdullah bin ‘Umar mengucapkan salam antara satu raka’at dan dua raka’at dalam witir, hingga memerintahkan orang mangambilkan kebutuhannya.

Abu Hurairah berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :” لاَ تُوْتِرُوْا بِثَلاَثٍ تُشَبِّهُوْا بِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ، وَلَكِنْ أَوْتِرُوْا بِخَمْسٍ ، أَوْ بِسَبْعٍِ ، أَوْ بِتِسْعٍ ، أَوْ بِإِحْدَى عَشَرَةَ”. أخرجه الحاكم.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa salllam bersabda: “Janganlah berwitir dengan tiga rakaat menyerupai shalat Maghrib, namun berwitirlah dengan lima raka’at, tujuh, sembilan atau sebelas raka’at”. (HR. Hakim)

Aisyah r.a pernah berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَة ؛ يُوْتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ ، لاَ يَجْلِسُ إِلاَّ فِيْ آخِرِهَا. أخرجه مسلم.

Rasulullah s.a.w pernah shalat malam tiga belas raka’at; berwitir darinya lima raka’at. Beliau tidak duduk kecuali di akhirnya.(HR. Muslim)

Aisyah r.a berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ أخرجه مسلم.

Dahulu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa salllam sholat antara setelah selesai sholat Isya`, yaitu yang disebut oleh orang-orang dengan – al-‘atamah – sampai fajar sebelas rakaat dengan salam setiap dua raka’at dan berwitir satu raka’at. (HR. Muslim)

‘Aisyah r.a pernah berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوْتَرَ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ ؛ لَمْ يَقْعُدْ إِلاَّ فِيْ الثَّامِنَةِ ، فَيَحْمَدُ اللهَ ، وَيَذْكُرُهُ ، وَيَدْعُوْ ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَلَا يُسَلِّم ، ثُمَّ يُصَلِّي التَّاسٍِعَةَ ، فَيَجْلِسُ ، فَيَذْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَيَدْعُوْ ، ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمَةً يُسْمِعُنَا ، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ ، فَلَمَّا كَبُرَ وَضَعُفَ ؛ أَوْتَرَ بِسَبْعِ رَكَعَاتٍ ، لَا يَقْعُدُ إِلاَّ فِيْ السَّادِسَةِ ثُمَّ يَنْهَضُ وِلاَ يُسَلِّمُ ، فَيُصَلِّي السَّابِعَةَ ، ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمَةً ، ثَُّ يُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ. أخرجه مسلم والنسائي.

Apabila Rasulullah s.a.w berwitir sembilan raka’at, beliau tidak duduk kecuali di raka’at kedelapan, lalu memuji Allah, mengingat dan berdoa, kemudian bangkit tanpa salam; kemudian shalat raka’at kesembilan, lalu duduk dan berdzikir kepada Allah dan berdoa; kemudian salam satu kali. Beliau memperdengarkan salamnya kepada kami. Kemudian sholat dua raka’at dalam keadaan duduk. Ketika sudah menua dan lemah, beliau berwitir dengan tujuh raka’at, tidak duduk kecuali pada raka’at keenam kemudian bangkit tanpa salam, lalu shalat raka’at ketujuh kemudian salam; kemudian shalat dua rakaat dalam keadaan duduk.

Rasulullah s.a.w bersabda:

الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

Sholat Witir haq setiap muslim. Barang siapa yang ingin berwitir dengan lima raka’at, maka kerjakanlah. Yang ingin berwitir tiga raka’at, maka kerjkanlah; dan yang ingin berwitir satu raka’at, maka kerjakanlah.

Terkait surah yg dibaca,

Ubai bin Ka’ab yang berbunyi:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَقْرَأُ مِنَ الْوِتْرِ بِـ {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى} ، وَفِيْ الرَّكَعَةِ الثَّانِيَةِ بِـ{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ} ، وَفِيْ الثَّالِثَةِ بِـ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد}، وَلاَ يُسَلِّمُ إِلَّا فِيْ آخِرِهِنَّ”. أخرجه النسائي.

Dahulu, Rasulullah s.a.w membaca dari shalat witirnya surat al-A’la, dan pada raka’at kedua membaca surat al-Kaafirun, dan rakaat ketiga membaca Qul Huwallahu Ahad.

|| Kesimpulan

- Hukum shalat Witir adalah sunnah.
- Waktunya antara sesudah shalat Isya' hingga waktu Subuh.
- Jumlahnya adalah ganjil, 1-11 rakaat.
- Salam boleh perdua rakaat atau di rakaat akhir, selama tidak menyerupai shalat Maghrib.

Semoga shalat malam kita di malam-malam Ramadhan ini, utamanya shalat Witir, diterima dan diridhoi oleh Allah SWT, dan kita mendapatkan pahala amal ibadah Lailatul Qadar sebagaimana harapan seluruh umat Islam.

Share:

Sunday, April 18, 2021

Amalan Dzikir Plus Doa Setelah Sholat Tarawih dan Witir


Inilah Dzikir dan Doa Setelah Sholat Tarawih dan Witir yg umun dibaca oleh penganut Ahlus Sunnah Waljamaah. Bacaannya disertai artinya. Semoga hal ini bisa membawa kepada kekhusyu'an.

♡ Doa Sholat Tarawih

Doa ini dibaca setelah salam kesepuluh bagi yg shalat tarawih 20 rokaat, dan dibaca setelah salam keempat bagi yg shalat tarawih 8 rokaat. Doanya sbb:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِاْلإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّيْنَ، وَعَلَى الصَّلَوَاتِ مُحَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَفِى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرَةِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّيْنِ شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. وَحَسُنَ أُولۤئِكَ رَفِيْقًا. ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ. وَكَفٰى بِاللهِ عَلِيْمًا. اللهُمَّ اجْعَلْنَا فِىْ هٰذِهِ اللَّيْلَةِ اشَّريْفَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُولِيْنَ. وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ المَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَز

Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang beriman sempurna, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mendamba apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk, yang berpaling dari kesia-siaan, yang zuhud pada dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan ketentuan (qidho'), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berjalan di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan pakaian-pakaian sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni, dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, orang-orang jujur, para syuhada' dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah anugerah keutamaan dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami berkat malam yang mulia dan berberkah ini termasuk orang-orang yang bahagia dan amal diterima, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang celaka dan amal ditolak. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

♡ Dzikir Setelah Shalat Witir

Dzikir ini dibaca setelah pelaksanaan shalat Tarawih dan Witir selesai sempurna. Dzikirnya sbb:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ (×٣)
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ (×٣)

Artinya:
“Maha suci Tuhan Yang Maha Raja lagi Maha Suci (3x).
Maha Suci lagi Maha Suci Tuhan Kami, Tuhan para Malaikat, dan ruh (Malaikat jibril)”(3x).

لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ (×١١)

Artinya:
Tiada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang zholim.

* Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan membaca doa Witir.

♡ Doa Setelah Shalat Witir

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya:
“Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu tidak berharap kepada manusia. Wahai Allah, Tuhan kami! Terimalah dari kami; shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, Sempurnakanlah kekurangan kami, wahai Allah (3×). Wahai Dzat Yang Maha Penyayang. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baik makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”

* Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan membaca dzikir lanjutan;

أَشْهَدُ أَنْ لآَ إِلَهَ إِلاَّ اللهْ أَسْتَغْفِرُ اللهَ.
نَسْأَلُكَ رِضَاكَ و الْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ ِ (×٣)

Artinya:
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah. Aku memohon ampun kepada-Nya.
Kami memohon kepadaMu ridhomu dan surga, dan kami berlindung kepadaMu dari murka-Mu dan siksa neraka (3x).

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفَوٌّ كَرِيمْ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا (×٣) يَا كَرِيمَ
Artinya:
Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah kami (3x) wahai Dzat Yang Maha Mulia.

* Setelah itu biasanya membaca Niat Puasa dan rangkaian dzikir ditutup dengan shalawat.

Share:

Saturday, April 17, 2021

Bacaan Nida' atau Seruan Shalat Tarawih dan Arti Amalan

Inilah Bacaan Nida' atau Seruan Shalat Tarawih dan Arti Amalan, Judul Bacaan Nida' atau Seruan Shalat Tarawih dan Artinya, Kategori: Amalan Keagamaan, Tags: #nida' #shalat #tarawih #witir #ramadhan
Share:

Thursday, April 15, 2021

Khutbah Jumat: Hikmah Ramadhan

Judul: Hikmah Ramadhan

Kategori: Khutbah Jumat

Durasi: 7-10 menit 


Khutbah I

   اَلْحَمْدُ للّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكَا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ .الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ .كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Marilah kita selalu menjaga takwa kepada Allah di manapun kita berada dengan senantiasa merasa diawasi oleh Allah. Dan marilah kita senantiasa takut akan adzab Allah, dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Karena inilah esensi dari ketakwaan. Sedangkan meninggalkan perintah-perintah-Nya dan menjalankan larangan-larangan-Nya adalah suatu kemungkaran yang berindikasi bahwa kita tidak takut akan azab Allah. Wal'iyaadzu billaah.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Tak terasa saat ini kita telah berada pada Jumat pertama di bulan Ramadhan. Bulan mulia ini adalah satu-satunya bulan dalam sistem penanggalan Hijriyah yang disebut dalam Al-Qur’an. Kemulian bulan ini disebut secara khusus karena di dalamnya terdapat hikmah dan keistimewaan khusus yang tak didapat pada bulan-bulan lainnya.


Adapun keistimewaan yang pertama ialah:

Kewajiaban untuk menjalankan ibadah puasa.

Perintah kewajiaban menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini semata-mata untuk menyaring kualitas keimanan orang Islam, apakah keimanannya terpanggil untuk menjalankan ibadah puasa atau tidak. Bagi orang Islam yang tulus ikhlas menjalankannya maka ia akan mendapatkan derajat takwa di sisi Allah dan disebut sebagai Muttaqin.

Hal ini tercantum dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 183;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.".

Kemudian di ayat selanjutnya, Allah SWT memberikan keringanan boleh tidak berpuasa bagi orang yang sedang sakit, atau sedang haidh, atau sedang dalam perjalanan jauh dengan tujuan baik. Akan tetapi mereka wajib mengqodho atau mengganti puasa yang ditinggalkan itu di luar bulan Ramadhan.

Hal ini tercantum dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 184;

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang tidak mampu menjalankannya agar membayar fidyah, (yaitu): memberikan makan bagi seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.".


Adapun keistimewaan yang kedua ialah:

Kesempatan untuk menghapus dosa-dosa.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Bulan Ramadhan adalah bulan penebusan dosa-dosa. Maka apabila seseorang betul-betul menjalankan ibadah puasa karena iman dan semata-mata mengharap keridhaan Allah, niscaya ibadah puasanya itu akan menjadi penebusan atas dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Melipatgandakan pahala; Lebih-lebih di bulan Ramadhan ini.  

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

"Sholat lima waktu, antara sholat Jum'at ke Sholat Jum'at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya, jika dijauhinya dosa-dosa besar,". ( HR. Muslim)


Adapun keistimewaan yang ketiga ialah:

Terbukanya jalan-jalan kemudahan.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bulan Ramadhan adalah bulan berkah. Di dalamnya terdapat kemudahan- kemudahan. Maka orang-orang yang bertekad menempuh jalan-jaln kebaikan, niscaya Allah memudahkannya karena penghalang-penghalang kebaikan sedang dikerdilkan.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ. اِفْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ, يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ, وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ, فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan  ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar telah terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)." (HR. Imam Ahmad)

Adapun keistimewaan yang keempat ialah:

Terbukanya pintu-pintu keberkahan.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Di dalamnya terdapat keberkahan-keberkahan. Maka amal ibadah apapun yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dibalas dengan pahala sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Dan pahala puasa lebih Allah istimewakan lagi.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w menyampaikan Firman Allah SWT dalam sebuah hadits qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

"Seluruh amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, "Kecuali puasa. Sebab pahala puasa adalah untuk-Ku. Dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia (orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwatnya dan makannya karena-Ku." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. )

Inilah Khutbah singkat tentang Hikmah dan Keistimewaan Ramadhan yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan khutbah ini dapat memotivasi kita menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, dan dapat menghiasi hari-hari kita dengan amalan-amalan sunnah Ramadhaniyah, seperti: shalat tarawih, sahur, membaca Al Qur’an, infak, sedekah, dan sebagainya.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Share:

Tuesday, April 13, 2021

Bahasan Singkat Tentang Ilmu dan Amalan Tasawuf

Inilah Bahasan Singkat Tentang Ilmu dan Amalan Tasawuf, Judul: Bahasan Singkat Tentang Ilmu dan Amalan Tasawuf, Kategori Amalan Keagamaan Sosial Kemasyarakatan, Tags: #ilmu_tasawuf #sufi #amalan_sufi #dzikir_sufi
Share: