Kategori: Khutbah Jum'at
Durasi: 8+5 menit
Tags: khutbah_jumat, pasca_ramadan, 4_hal_penting_dilakukan
Khutbah Pertama
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah di manapun kita berada. Dan marilah kita senantiasa takut akan adzab Allah, dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Karena inilah esensi dari ketakwaan. Sedangkan meninggalkan perintah-perintah-Nya dan menjalankan larangan-larangan-Nya adalah suatu kemungkaran yang berindikasi tidak takut akan azab Allah. Wal'iyaadzu billaah.
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Baru-baru ini, kita berada di bulan yang penuh berkah. Bulan dimana kaum muslimin berpuasa di siang harinya dan shalat tarawih di malam harinya. Selain itu kaum muslimin mengisinya dengan berbagai amal ketaatan sebagai penyempurna rukun Islam ketiga karena iman dan mengharap pahala berlipat ganda. Kini bulan itu telah berlalu dan akan menjadi saksi di hadapan Allah, mengiringi catatan amalan yang akan diperlihatkan kelak pada hari kiamat.
Allah SWT berfirman sebagaimana yang kami bacakan di atas, yang artinya:
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati (pada catatan amalan) segala kebajikan dihadapannya, begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; sehingga ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya." (Ali ‘Imran, 30)
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Momentum puasa Ramadhan yang berlangsung setiap satu tahun sekali itu tentu menyisakan kesan membahagiakan dan atau menyedihkan. Maka berbahagialah orang yang dapat melewati Ramadhan dengan amal ketaataan. Dan bersyukurlah kepada Allah karena itu merupakan anugerah rahmat, hidayah dan inayah-Nya.
Sebaliknya, bersedihlah orang yang tidak dapat melewati Ramadhan dengan semestinya karena kelalaiannya. Namun demikian bukan berarti sudah tidak ada lagi kesempatan baginya untuk berbenah diri. Karena kesempatan berbenah diri atau bertaubat bukan hanya di bulan Ramadhan saja.
Maka pada pada khutbah kali ini kami akan menyampaikan 4 hal penting yang perlu dilakukan setelah Ramadhan, demi mempertahankan nilai-nilai ketaatan dan membenahi kekurangan-kekurangan:
Pertama: Melanjutkan amal ibadah ramadaniyah.
Ibadah yang sangat identik dengan bulan Ramadhan ialah puasa, tarawih, dan tadarus. Untuk melanjutkan jenis-jenis ibadah tersebut di luar Ramadhan bisa dilakukan dengan ibadah yang serupa. Puasa wajib bisa dilanjutkan dengan puasa sunnah, shalat tarawih bisa dilanjutkan dengan shalat malam, dan tadarus bisa dilanjutkan dengan khataman Al Quran. Karena beribadah kepada Allah adalah tugas hidup yang harus dilakukan oleh setiap orang hingga ajal menjelang.
ุฅَِّู ุงْูุญَู
ْุฏَ ِِููู َูุญْู
َุฏُُู ََููุณْุชَุนُُِْููู ََููุณْุชَุบِْูุฑُُู ََููุนُْูุฐُ ุจِุงِููู ู
ِْู ุดُุฑُْูุฑِ ุฃَُْููุณَِูุง َูู
ِْู ุณَِّูุฆَุงุชِ ุฃَุนْู
َุงَِููุง ู
َْู َْููุฏِِู ุงُููู ََููุง ู
ُุถَِّู َُูู َูู
َْู ُูุถِْْูู ََููุงَูุงุฏَِู َُูู. ุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู، ุงُูููู
َّ ุตَِّู َูุณَِّูู
ْ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู ุฃَุฌْู
َุนَِْูู، ุงَู
َّุง ุจَุนْุฏُ، ََููุงุงََُّููุง ุงْูู
ُุณِْูู
َُْูู، ุงِุชَُّْููุงุงَููู ุญََّู ุชَُูุงุชِู َููุงَุชَู
ُْูุชَُّู ุงِูุงََّูุฃَْููุชُู
ْ ู
ُุณِْูู
َُْูู ََููุฏْ َูุงَู ุงُููู ุชَุนَุงَูู ِูู ِูุชَุงุจِِู ุงَْููุฑِْูู
ِ: ุฃَุนُْูุฐُ ุจِุงِููู ู
َِู ุงูุดَّْูุทَุงِู ุงูุฑَّุฌِْูู
ِ، ุจِุณْู
ِ ุงِููู ุงูุฑَّุญْู
ِٰู ุงูุฑَّุญِْูู
ِ، َْููู
َ ุชَุฌِุฏُ ُُّูู َْููุณٍ ู
َุง ุนَู
َِูุชْ ู
ِْู ุฎَْูุฑٍ ู
ُุญْุถَุฑًุง، َูู
َุง ุนَู
َِูุชْ ู
ِْู ุณُْูุกٍ ุชََูุฏُّ َْูู ุฃََّู ุจَََْูููุง َูุจََُْููู ุฃَู
َุฏًุง ุจَุนِْูุฏًุง، َُููุญَุฐِّุฑُُูู
ُ ุงُููู َْููุณَُู َูุงُููู ุฑَุกٌُْูู ุจِุงْูุนِุจَุงุฏِ (ุขู ุนู
ุฑุงู،ูฃู )
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah di manapun kita berada. Dan marilah kita senantiasa takut akan adzab Allah, dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Karena inilah esensi dari ketakwaan. Sedangkan meninggalkan perintah-perintah-Nya dan menjalankan larangan-larangan-Nya adalah suatu kemungkaran yang berindikasi tidak takut akan azab Allah. Wal'iyaadzu billaah.
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Baru-baru ini, kita berada di bulan yang penuh berkah. Bulan dimana kaum muslimin berpuasa di siang harinya dan shalat tarawih di malam harinya. Selain itu kaum muslimin mengisinya dengan berbagai amal ketaatan sebagai penyempurna rukun Islam ketiga karena iman dan mengharap pahala berlipat ganda. Kini bulan itu telah berlalu dan akan menjadi saksi di hadapan Allah, mengiringi catatan amalan yang akan diperlihatkan kelak pada hari kiamat.
Allah SWT berfirman sebagaimana yang kami bacakan di atas, yang artinya:
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati (pada catatan amalan) segala kebajikan dihadapannya, begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; sehingga ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya." (Ali ‘Imran, 30)
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Momentum puasa Ramadhan yang berlangsung setiap satu tahun sekali itu tentu menyisakan kesan membahagiakan dan atau menyedihkan. Maka berbahagialah orang yang dapat melewati Ramadhan dengan amal ketaataan. Dan bersyukurlah kepada Allah karena itu merupakan anugerah rahmat, hidayah dan inayah-Nya.
Sebaliknya, bersedihlah orang yang tidak dapat melewati Ramadhan dengan semestinya karena kelalaiannya. Namun demikian bukan berarti sudah tidak ada lagi kesempatan baginya untuk berbenah diri. Karena kesempatan berbenah diri atau bertaubat bukan hanya di bulan Ramadhan saja.
Maka pada pada khutbah kali ini kami akan menyampaikan 4 hal penting yang perlu dilakukan setelah Ramadhan, demi mempertahankan nilai-nilai ketaatan dan membenahi kekurangan-kekurangan:
Pertama: Melanjutkan amal ibadah ramadaniyah.
Ibadah yang sangat identik dengan bulan Ramadhan ialah puasa, tarawih, dan tadarus. Untuk melanjutkan jenis-jenis ibadah tersebut di luar Ramadhan bisa dilakukan dengan ibadah yang serupa. Puasa wajib bisa dilanjutkan dengan puasa sunnah, shalat tarawih bisa dilanjutkan dengan shalat malam, dan tadarus bisa dilanjutkan dengan khataman Al Quran. Karena beribadah kepada Allah adalah tugas hidup yang harus dilakukan oleh setiap orang hingga ajal menjelang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َูุงุนْุจُุฏْ ุฑَุจََّู ุญَุชَّู َูุฃْุชََِูู ุงَُِْْููููู
Artinya:Dan beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian mendatangimu. (Al-Hijr: 99)
Kedua: Mempertahankan pahala puasa.
Pahala puasa harus kita pertahankan agar tidak berkurang atau habis apalagi minus. Bahkan bukan hanya pahala puasa saja. Pahala amal ibadah apapun semestinya kita pertahankan sekuat mungkin. Karena banyak sekali perbuatan yang bisa menghapus pahala amal ibadah, seperti: menyekutukan Allah, mendustakan ayat Allah, mengingkari takdir Allah, murtad, ujub, riya', takabbur, dzalim, dengki, dll.
Allah SWT berfirman:
ุฐَِٰูู ุจِุงََُّููู
ُ ุงุชَّุจَุนُْูุง ู
َุงٓ ุงَุณْุฎَุทَ ุงَّٰููู ََููุฑُِْููุง ุฑِุถَْูุงَููٗ َูุงَุญْุจَุทَ ุงَุนْู
َุงَُููู
ْ
Artinya:
Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus segala (pahala) amal mereka. (QS Muhammad, 28)
Ketiga: Mengqadha' puasa yang tertinggal.
Puasa Ramadhan yang tertinggal harus diganti di luar Ramadhan. Perintah mengqadha' atau mengganti puasa termaktub dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 184. Allah SWT berfirman:
ุงََّูุงู
ًุง ู
َّุนْุฏُْูุฏٰุชٍۗ َูู
َْู َูุงَู ู
ُِْููู
ْ ู
َّุฑِْูุถًุง ุงَْู ุนَٰูู ุณََูุฑٍ َูุนِุฏَّุฉٌ ู
ِّْู ุงََّูุงู
ٍ ุงُุฎَุฑَ ۗ َูุนََูู ุงَّูุฐَِْูู ُูุทَُِْْูููููٗ ِูุฏَْูุฉٌ ุทَุนَุงู
ُ ู
ِุณٍِْْูููۗ َูู
َْู ุชَุทََّูุนَ ุฎَْูุฑًุง ََُููู ุฎَْูุฑٌ َّููٗ ۗ َูุงَْู ุชَุตُْูู
ُْูุง ุฎَْูุฑٌ َُّููู
ْ ุงِْู ُْููุชُู
ْ ุชَุนَْูู
َُْูู
Artinya:
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang tertinggal itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat (udzur) menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al Baqarah,184)
Keempat: Bertaubat atas dosa dan kesalahan
Setiap orang pasti pernah berbuat dosa atau kesalahan. Tebusannya adalah istighfar dan taubat. Kendati penebusan atas dosa sangat dianjurkan di bulan Ramadan namun kesempatan bertaubat masih terbuka lebar, selama ajal belum sampai di kerongkongan. Meskipun begitu, bukan berarti bahwa kita leluasa menunda-nundanya. Bahkan semestinya taubat segera dilakukan karena kematian bisa datang secara tiba-tiba pada waktu yang tidak disangka-sangka.
Allah SWT berfirman:
ุฅَِّูู
َุง ุงูุชَّْูุจَุฉُ ุนََูู ุงِููู َِّููุฐَِْูู َูุนْู
ََُْููู ุงูุณُّْูุกَ ุจِุฌََูุงَูุฉٍ ุซُู
َّ َูุชُْูุจَُْูู ู
ِْู َูุฑِْูุจٍ َูุฃَُููุฆَِู َูุชُْูุจُ ุงُููู ุนََِْูููู
ْ ََููุงَู ุงُููู ุนَِْููู
ًุง ุญَِْููู
ًุง. ََْูููุณَุชِ ุงูุชَّْูุจَุฉُ َِّููุฐَِْูู َูุนْู
ََُْููู ุงูุณَِّّูุฆَุงุชِ ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง ุญَุถَุฑَ ุฃَุญَุฏَُูู
ُ ุงْูู
َْูุชُ َูุงَู ุฅِِّูู ุชُุจْุชُ ุงْูุขَู َููุงَ ุงَّูุฐَِْูู َูู
ُْูุชَُْูู َُููู
ْ َُّููุงุฑٌ ุฃَُููุฆَِู ุฃَุนْุชَุฏَْูุง َُููู
ْ ุนَุฐَุงุจًุง ุฃَِْููู
ًุง
Artinya:
Sesungguhnya Allah hanyalah akan menerima taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan karena ketidakhati-hatiannya dan kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang Allah terima taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan sehingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’ Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi mereka itu telah Kami siapkan azab yang pedih.” (An-Nisa`, 17-18)
Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Marilah kita memohon kepada Allah agar berkenan menerima amalan-amalan kita sekaligus memberikan kekuatan agar kita mampu mempertahankannya. Dan mudah-mudahan Allah SWT mengampuni dosa-dosa kesalahan kita sekaligus memberikan pertolongan agar kita mampu menghindarinya lalu mencintai kebaikan-kebaikan. Akhirnya marilah kita selalu berharap semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Aaamiiin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َูู
َْู ุซََُููุชْ ู
ََูุงุฒُِْูููٗ َูุฃُููุۤฆَِู ُูู
ُ ุงْูู
ُِْููุญَُْูู، َูู
َْู ุฎََّูุชْ ู
ََูุงุฒُُِููู َูุฃَُููุฆَِู ุงَّูุฐَِْูู ุฎَุณِุฑُูุง ุฃَُْููุณَُูู
ْ ِْูู ุฌَََّููู
َ ุฎَุงِูุฏَُْูู.
Artinya:Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” (Al-Mu`minun: 102-103)
ุจَุงุฑََู ุงُููู ِْูู ََُูููู
ْ ِูู ุงُْููุฑْุขِู ุงْูุนَุธِْูู
ِ، َََูููุนَِْูู َูุฅَِّูุงُูู
ْ ุจِู
َุง ِِْููู ู
َِู ุงْูุขَูุงุชِ َูุงูุฐِّْูุฑِ ุงْูุญَِْููู
ِ. ุฃَุณْุชَุบِْูุฑُ ุงَููู ุงูุนَุธِْูู
َ ِْูู ََُูููู
ْ َِููุณَุงุฆِุฑِ ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู ุฃَุฌْู
َุนِْูู، َูุงุณْุชَุบِْูุฑُُْูู ุฅَُِّูู َُูู ุงْูุบَُْููุฑُ ุงูุฑَّุญِْูู
ُ. َู ุฅَِّูู
َุง َูุชََูุจََّู ุงُููู ู
َِู ุงْูู
ُุชََِّْููู. َูุชََูุจََّู ุงُููู ู
َِّูุง َูู
ُِْููู
ْ ุฃُّูููู
َّ ุชََูุจَّْู َูุง َูุฑِْูู
ُ،
Khutbah Kedua
ุงูุญَู
ْุฏُ ِِููู ู
َُูุฏِّุฑِ ุงْูู
َْูุฏُْูุฑِ َูู
ُุตَุฑِِّู ุงْูุฃََّูุงู
ِ َูุงูุดُُّْููุฑِ، َูุฃَุญْู
َุฏُُู ุนََูู ุฌَุฒِِْูู ِูุนَู
ِِู ََُููู ุงْูุบَُْููุฑُ ุงูุดَُّْููุฑُ. ูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู ูุงَّ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุงَ ุดَุฑَِْูู َُูู، َُูู ุงْูู
ُُْูู ََُููู ุงْูุญَู
ْุฏُ ََُููู ุนََูู ُِّูู ุดَْูุกٍ َูุฏِْูุฑٍ، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุฑَุณُُْูู ุงِููู ุตَุงุญِุจُ ุงْูุจَุดِْูุฑِ َู ุงَّููุฐِْูุฑِ.
ุงَُّูููู
َّ ุตَِّู َูุณَِّูู
ْ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِِูู َู ุฃَุตْุญَุงุจِِู ุฃَุฌْู
َุนَِْูู َูุงุฑْุถَ ุงَُّูููู
َّ ุนَِู ุงْูุฎََُููุงุกِ ุงูุฑَّุงุดِุฏَِْูู ุฃَุจِْู ุจَْูุฑٍ َูุนُู
َุฑَ َูุนُุซْู
َุงَู َูุนٍَِّูู َูุนَْู ุฌَู
ِْูุนِ ุงูุตَّุญَุงุจَุฉِ َูุงูุชَّุงุจِุนَِْูู َُููู
ْ ุจِุฅِุญْุณَุงٍู ุฅَِูู َْููู
ِ ุงูุฏِِّْูู.
ุฃَู
َّุง ุจَุนْุฏُ. ََููุงุฃََُّููุงุงَّููุงุณُ، ุงِุชَُّْููุงَููู، َูุนََُّููู
ْ ุชُِْููุญَُْูู.
ุงَُูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ ِْููู
ُุคْู
َِِْููู َูุงْูู
ُุคْู
َِูุงุชِ َูุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงْูู
ُุณِْูู
َุงุชِ ุงَูุงَุญْูุขุกُ ู
ُِْููู
ْ َูุงْูุงَู
َْูุงุชِ. ุงُูููู
َّ ุฃَุนِุฒَّ ุงْูุฅِุณْูุงَู
َ َูุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู َูุฃَุฐَِّู ุงูุดِّุฑَْู َูุงْูู
ُุดْุฑَِِْููู َูุงْูุตُุฑْ ู
َْู َูุตَุฑَ ุงูุฏَِّْูู َูุงุฎْุฐُْู ู
َْู ุฎَุฐََู ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู َู ุฏَู
ِّุฑْ ุฃَุนْุฏَุงุกَ ุงูุฏِِّْูู َูุงุนِْู َِููู
َุงุชَِู ุฅَِูู َْููู
َ ุงูุฏِِّْูู. ุงََّูููู
َّ ุงุฏَْูุนْ ุนََّูุง ุงْูุจََูุงุกَ ูุงَููุจุงุกَ َูุงูุฑِّุจَุง َูุงูุฒَِّูุง ูุงูุฒََّูุงุฒَِู َูุงْูู
ِุญََู َูุณُْูุกَ ุงِْููุชَِู ู
َุง ุธََูุฑَ ู
ِْููุง َูู
َุง ุจَุทََู ุนَْู ุจََูุฏَِูุง ุฅْูุฏُِْْูููุณَِูุง ุฎَุงุตَّุฉً، ูุนَْู ุณุงุฆِุฑِ ุจَِูุงุฏِ ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู ุนَุงู
َّุฉً ูุง ุฑَุจَّ ุงْูุนَุงَูู
َِูู.ุฑَุจََّูุง ุธََูู
َْูุง ุงَُْููุณََูุง َูุงุฅْู َูู
ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู
َْูุง ََََُّْูููููู ู
َِู ุงْูุฎَุงุณِุฑَِْูู. َูุงุบِْูุฑََْููุง َูุงุฑْุญَู
َْูุง. ุฑَุจََّูุง ุขุชِูุงَ ِูู ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َِููู ุงْูุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ.
ุนِุจَุงุฏَุงِููู ! ุฅَِّู ุงَููู َูุฃْู
ُุฑُ ุจِุงْูุนَุฏِْู َูุงْูุฅِุญْุณَุงِู َูุฅِْูุชุขุกِ ุฐِู ุงُْููุฑْุจَู َََْููููู ุนَِู ุงَْููุญْุดุขุกِ َูุงْูู
َُْููุฑِ َูุงْูุจَุบْู َูุนِุธُُูู
ْ َูุนََُّููู
ْ ุชَุฐََّูุฑَُْูู. َูุงุฐُْูุฑُูุง ุงَููู ุงْูุนَุธِْูู
َ َูุฐُْูุฑُْูู
ْ َูุงุดُْูุฑُُْูู ุนََูู ِูุนَู
ِِู َูุฒِุฏُْูู
ْ ََููุฐِْูุฑُ ุงِููู ุฃَْูุจَุฑْ
0 comments:
Post a Comment