Berbagi: khutbah, dalil, hukum, amalan, sosial, agama

yuqm.blogspot.com

  • Welcom to menu 1

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcom to menu 2

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

  • Welcome to Menu 3

    Selamat datang di blog kami. Semoga Anda mendapatkan sesuatu yang berarti.

Tuesday, May 31, 2022

Khutbah Jumat, Ikhlas dan 3 Tingkatannya

Kategori: Khutbah Jumat
Judul: Ikhlas dan 3 tingkatannya
Durasi: 8 + 5menit
Tags: #khutbah_jumat #ikhlas #tingkatan_ikhlas #dalil_ikhlas


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ االَّذِيْ هُوَ إِلهُ الْعَالَمِ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسْوْلُه الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ الْأنَامِ. اَللَّهُمَّ َصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَ صَحْبِهِ وَ كُلِّ مَنْ تَبِعَهُ فٍي الدِّيْنِ. أَما بعد: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى الله بامْتِثَالِ أَوَامِره وَاجْتَاب نَوَاهِيْهِِ، وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرّآنِ الْكَرِيْمِ: أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ (آل عمران، ١٠٢). وَقَالَ أَيْضًا: قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (الأنعام، ١٦٢)

Hadirin jama’ah shalat Jumah rahimakumullah,
Kami berpesan kepada kami pribadi, juga kepada jamaah semuanya supaya kita selalu bertaqwa kepada Allah dengan mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dalam rangka mewujudkan taqwa kepada Allah, kita perlu melakukan ibadah dengan benar dan ikhlas. Maka pada khutbah kali ini kami akan menyampaikan hal-hal penting tentang ikhlas beserta tingkatannya.

Hadirin rahimakumullah,
Kata: إِخْلَاصٌ memiliki arti: murni dan memiliki pengertian:
تَجْرِيْدُ قَصْدِ التَّقَرُّبِ اِلَى اللهِ تَعَالَى عَنْ جَمِيْعِ الشَّوَاهِبِ
yakni: memurnikan tujuan taqarrub kepada Allah ta’âlâ dari segala hal yang mencampurinya.

Penyusun tafsir Al-Mishbah, Prof. Dr. M. Qurais Syihab memberikan satu gambaran tentang ikhlas dengan sebuah gelas yang penuh dengan air putih. Tak ada sedikit pun di dalam gelas itu selain air putih saja, murni tanpa campuran apa pun. Itulah yang gambaran tentang ikhlas.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa seseorang dikategorikan ikhlas melakukan suatu ibadah apabila semata-mata melakukannya karna Allah, tidak ada satu maksud atau niat lain yang mencampuri tujuan ibadah tersebut melainkan murni karena menghamba kepada Allah SWT saja.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Artinya:
Dan mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (QS Al Bayyinsmah, 5)

Hadirin jama’ah shalat Jumah rahimakumullah,
Ikhlas merupakan satu syarat diterimanya amal ibadah seseorang. Tanpa keikhlasan, seperti apapun amal yang dilakukan oleh seorang maka tak akan ada nilainya di sisi Allah SWT.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلعم: إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal ibadah kecuali yang ikhlas hanya kepada Allah, dan yang diharap dari amal ibadah tersebut hanya Allah.” (HR. An-Nasa’i No. 3140)

Hadirin jama’ah shalat Jumah rahimakumullah,
Oleh karena sulitnya pengamalan ikhlas maka Syekh Muhammad Nawawi Al Banteni menjelaskan di dalam kitab beliau, Nashâihul ‘Ibâd، bahwa ikhlas ada 3 tingkatan;

Tingkatan ikhlas pertama yaitu:

فأعلى مراتب الاخلاص: تصفية العمل عن ملاحظة الخلق، بأن لا يريد بعبادته الا امتثال أمر الله والقيام بحق العبودية دون اقبال الناس عليه بالمحبة والثناء والمال ونحو ذلك
Artinya:
"Tingkatan ikhlas yang pertama adalah memurnikan amal ibadah dari perhatian makhluk, tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukannya karena kewajiban sebagai hamba Allah, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta dan sebagainya.” Inilah tingkatan ikhlas yang paling utama.

Tingkatan ikhlas kedua yaitu:
والمرتبة الثانية: أن يعمل لله ليعطيه الحظوظ الأخروية، كالبعاد عن النار وادخاله الجنة وتنعيمه بأنواع ملاذها
Artinya:
“Tingkat ikhlas yang kedua adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian-bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga dan menikmati berbagai macam kelezatannya.”

Tingkatan keikhlasan kedua ini diperbolehkan, karena Allah dan Rasulul-Nya sering memotivasi para hamba dan umatnya untuk melakukan amalan tertentu dengan pahala yang besar dan kenikmatan yang hakiki di akhirat nanti.

Tingkatan ikhlas ketiga yaitu:
والمرتبة الثالثة: أن يعمل لله ليعطيه حظا دنيويا، كتوسعة الرزق ودفع المؤذيات
Artinya:
“Tingkatan ikhlas yang ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian duniawi, seperti kelapangan rizki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.”

Tingkat keikhlasan ketiga ini adalah tingkat keikhlasan yang paling rendah. Namun demikian ini masih tetap dianggap sebagai ikhlas, karena syari'at menawarkan imbalan-imbalan tersebut ketika memotivasi umat untuk melakukan suatu amalan tertentu.

Lalu beliau Syeikh Nawawi Al Banteni menegaskan:
وما عدا ذلك رياء مذموم
Artinya:
“Selain 3 tingkatan ikhlas di atas adalah termasuk riya yang tercela.”

Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,
Dengan demikian, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan amal ibadah kita, baik ritual ibadah individual maupun sosial. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan niat sebelum melakukan amal ibadah, menjaga keikhlasan sewaktu melakukan amal ibadah, dan mempertahankannya sekalipun sudah beramal ibadah.

Akhirnya, marilah kita selalu berharap dan berdoa kepada Allah, semoga kita dipermudah dalam melakukan amal ibadah; ringan sewaktu memulai, tenang sewaktu melakukan, dan syukur setelah menyelesaikannya. Dan satu hal yang terpenting yaitu mudah-mudahan kita dapat memulai dan mengakhiri ibadah dengan balutan ikhlas LILLAHI TA'ALA. Syukur-syukur bisa mencapai tingkatan ikhlas yang pertama dan paling utama, yakni beramal ibadah yang murni karena menjalankan perintah Allah, sebagai penghambaan terhadap-Nya. Aaamiiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (المؤمن/غافر ٦٥). وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II

الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُم،ْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Share:

Wednesday, May 4, 2022

Khutbah, 4 Hal Penting Dilakukan Setelah Ramadhan

Judul: 4 Hal penting yang perlu dilakukan setelah Ramadhan
Kategori: Khutbah Jum'at
Durasi: 8+5 menit
Tags: khutbah_jumat, pasca_ramadan, 4_hal_penting_dilakukan
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا، وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوْءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيْدًا، وَيُحَذِّرُكُمُ اللهُ نَفْسَهُ وَاللهُ رَءُوْفٌ بِالْعِبَادِ (آل عمران،٣٠)

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah di manapun kita berada. Dan marilah kita senantiasa takut akan adzab Allah, dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Karena inilah esensi dari ketakwaan. Sedangkan meninggalkan perintah-perintah-Nya dan menjalankan larangan-larangan-Nya adalah suatu kemungkaran yang berindikasi tidak takut akan azab Allah. Wal'iyaadzu billaah.

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Baru-baru ini, kita berada di bulan yang penuh berkah. Bulan dimana kaum muslimin berpuasa di siang harinya dan shalat tarawih di malam harinya. Selain itu kaum muslimin mengisinya dengan berbagai amal ketaatan sebagai penyempurna rukun Islam ketiga karena iman dan mengharap pahala berlipat ganda. Kini bulan itu telah berlalu dan akan menjadi saksi di hadapan Allah, mengiringi catatan amalan yang akan diperlihatkan kelak pada hari kiamat.

Allah SWT berfirman sebagaimana yang kami bacakan di atas, yang artinya:
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati (pada catatan amalan) segala kebajikan dihadapannya, begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; sehingga ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya." (Ali ‘Imran, 30)

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Momentum puasa Ramadhan yang berlangsung setiap satu tahun sekali itu tentu menyisakan kesan membahagiakan dan atau menyedihkan. Maka berbahagialah orang yang dapat melewati Ramadhan dengan amal ketaataan. Dan bersyukurlah kepada Allah karena itu merupakan anugerah rahmat, hidayah dan inayah-Nya.

Sebaliknya, bersedihlah orang yang tidak dapat melewati Ramadhan dengan semestinya karena kelalaiannya. Namun demikian bukan berarti sudah tidak ada lagi kesempatan baginya untuk berbenah diri. Karena kesempatan berbenah diri atau bertaubat bukan hanya di bulan Ramadhan saja.

Maka pada pada khutbah kali ini kami akan menyampaikan 4 hal penting yang perlu dilakukan setelah Ramadhan, demi mempertahankan nilai-nilai ketaatan dan membenahi kekurangan-kekurangan:

Pertama: Melanjutkan amal ibadah ramadaniyah.

Ibadah yang sangat identik dengan bulan Ramadhan ialah puasa, tarawih, dan tadarus. Untuk melanjutkan jenis-jenis ibadah tersebut di luar Ramadhan bisa dilakukan dengan ibadah yang serupa. Puasa wajib bisa dilanjutkan dengan puasa sunnah, shalat tarawih bisa dilanjutkan dengan shalat malam, dan tadarus bisa dilanjutkan dengan khataman Al Quran. Karena beribadah kepada Allah adalah tugas hidup yang harus dilakukan oleh setiap orang hingga ajal menjelang.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ
Artinya:
Dan beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian mendatangimu. (Al-Hijr: 99)

Kedua: Mempertahankan pahala puasa.

Pahala puasa harus kita pertahankan agar tidak berkurang atau habis apalagi minus. Bahkan bukan hanya pahala puasa saja. Pahala amal ibadah apapun semestinya kita pertahankan sekuat mungkin. Karena banyak sekali perbuatan yang bisa menghapus pahala amal ibadah, seperti: menyekutukan Allah, mendustakan ayat Allah, mengingkari takdir Allah, murtad, ujub, riya', takabbur, dzalim, dengki, dll.

Allah SWT berfirman:

ذٰلِكَ بِاَنَّهُمُ اتَّبَعُوْا مَآ اَسْخَطَ اللّٰهَ وَكَرِهُوْا رِضْوَانَهٗ فَاَحْبَطَ اَعْمَالَهُمْ

Artinya:
Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus segala (pahala) amal mereka. (QS Muhammad, 28)

Ketiga: Mengqadha' puasa yang tertinggal.

Puasa Ramadhan yang tertinggal harus diganti di luar Ramadhan. Perintah mengqadha' atau mengganti puasa termaktub dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 184. Allah SWT berfirman:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya:
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang tertinggal itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat (udzur) menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al Baqarah,184)

Keempat: Bertaubat atas dosa dan kesalahan

Setiap orang pasti pernah berbuat dosa atau kesalahan. Tebusannya adalah istighfar dan taubat. Kendati penebusan atas dosa sangat dianjurkan di bulan Ramadan namun kesempatan bertaubat masih terbuka lebar, selama ajal belum sampai di kerongkongan. Meskipun begitu, bukan berarti bahwa kita leluasa menunda-nundanya. Bahkan semestinya taubat segera dilakukan karena kematian bisa datang secara tiba-tiba pada waktu yang tidak disangka-sangka.

Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا. وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ اْلآنَ وَلاَ الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيْمًا

Artinya:
Sesungguhnya Allah hanyalah akan menerima taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan karena ketidakhati-hatiannya dan kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang Allah terima taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan sehingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’ Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi mereka itu telah Kami siapkan azab yang pedih.” (An-Nisa`, 17-18)

Hadirin jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,
Marilah kita memohon kepada Allah agar berkenan menerima amalan-amalan kita sekaligus memberikan kekuatan agar kita mampu mempertahankannya. Dan mudah-mudahan Allah SWT mengampuni dosa-dosa kesalahan kita sekaligus memberikan pertolongan agar kita mampu menghindarinya lalu mencintai kebaikan-kebaikan. Akhirnya marilah kita selalu berharap semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Aaamiiin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَأُولۤئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ، وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خَالِدُوْنَ.
Artinya:
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” (Al-Mu`minun: 102-103)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْن، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. وَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ. فَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ أللّهُمَّ تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ،

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلهِ مُقَدِّرِ الْمَقْدُوْرِ وَمُصَرِّفِ اْلأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ، وَأَحْمَدُهُ عَلَى جَزِيْلِ نِعَمِهِ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الشَّكُوْرُ. فأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صَاحِبُ الْبَشِيْرِ وَ النَّذِيْرِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. 
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ، اِتَّقُوْاللهَ، لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إنْدُوْنِيْسِيَا خَاصَّةً، وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Share:

Monday, May 2, 2022

Khutbah Idul Fitri Memaknai Hari Raya dengan Amalan Takwa

Kategori: Khutbah Idul Fitri
Judul: Memaknai Hari Raya dengan Amalan Takwa
Tags: khutbah, idul fitri, makna hari raya, malan, takwa


 
Khutbah 1

اللهُ أَكْبَرُ ×٩
اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا هَلَّلَ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ ،
 
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ سَهَّلَ لِلْعِبَادِ طَرِيْقَ الْعِبَادَةِ وَيَسَّرَ ، وَأَفَاضَ عَلَيْهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ الَّتِيْ لَا تُحْصَرْ ، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْدًا يَعُوْدُ فِيْ كُلِّ عَامٍ وَيَتَكَرَّرَ ، نَقَّاهُمْ بِهِ مِنْ دُوْنِ الذُّنُوْبِ وَطَهَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ خَلَقَ الْخَلْقَ فَقَدَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اللِّوَاءِ وَالْكَوْثَرْ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْبَشَرِ ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمُطَهَّرِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ جَزَاءِ الْأَكْبَرِ ، أَمَّا بَعْدُ
فَيآأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ، اتَّقُوا اللهَ ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخْشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ. (النور, ٥٢)

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Di hari yang berbahagia ini kami berwasiat kepada diri kami dan kita semua, marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan semua perintah-perintahNya dan menjauhi semua larang-laranganNya.

Salah satu wujud takwa kepada Allah ialah berkumpul bersama dalam rangka menunaikan sunnah Rasul, yaitu Shalat Idul Fitri. Semoga upaya ini dapat meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT dan menambah kecintaan kepada Rasulullah SAW. Aaamiiin Ya rabbal ‘Aalamiin. Perintah ini sangat dianjurkan sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW. dalam hadits berikut ini:


أُمِرْنَا أَنْ نَخْرُجَ فَنُخْرِجَ الحُيَّضَ، وَالعَوَاتِقَ، وَذَوَاتِ الخُدُورِ فَأَمَّا الحُيَّضُ؛ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ، وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلْنَ مُصَلَّاهُم (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Kami memerintahkan untuk keluar (ketika hari raya), dan mengajak keluar wanita haid, para gadis, dan wanita pingitan. Adapun para wanita haid, mereka menyaksikan kegiatan kaum muslimin dan khutbah mereka, dan menjauhi tempat shalat.” (HR. Bukhari No.981, Muslim No.890).

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Satu bulan penuh kita menjalankan ujian kesabaran; Menahan lapar dan dahaga serta mengekang hawa nafsu karena puasa di siang hari. Kita juga menahan lelah dan kantuk untuk shalat tarawih, witir tadarus, dll. karena qiyamul lail di malam hari. Maka pada hari ini, kita bersuka cita, merayakan Hari Raya Idul Fitri sembari berharap ampunan dari Allah dengan ungkapan: Taqabbalallaahu Minna Waminkum. Minal ‘Aaidiin Walfaa-iziin. Semoga amal ibadah kita maqbul dan dosa-dosa kita diampuni. Akhirnya kita termasuk orang yang kembali kepada fitrah serta termasuk orang-orang yang beruntung. Mengenai hal ini, Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW. Bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه)

Artinya, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Kita juga sudah mengeluarkan zakat fitrah untuk menunaikan kewajiban rukun Islam keempat, juga sebagai penyempurna pahala puasa Ramadhan yang telah kita jalani selama sebulan. Hal ini kita rayakan dengan Idul Fitri sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kita selama ini dan turut serta andil peduli terhadap sesama. Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah sangat ditekankan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. berikut:

صَوْمُ شَهْرِ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَلاَ يُرْفَعُ إلاَّ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ». رَوَاهُ أَبُوْ حَفْصِ بْنِ شَاهِيْنٍ فِيْ فَضَائِلِ رَمَضَانَ ، وَقَالَ : حَدِيْثٌ غَرْيْبٌ جَيِّدُ الْإِسْنَادِ (رواه ابو داود وغيره)
Artinya: Puasa Ramadhan masih menggantung diantara langit dan bumi, belum dinaikkan (belum diterima) kecuali dengan Zakat Fitrah. (HR. Abu Hafsh Bin Syahin)

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Amalan lain yang dianjuran sebagai penutup dari rangkaian kegiatan ibadah puasa Ramadhan dan mengisi hari raya Idul Fitri, yaitu saling mengucapkan: Taqabbalallaahu minnaa waminkum (semoga Allah menrima amal ibadah kami dan kalian), memperbanyak dzikir Takbir, bersilatur rahim, saling memaafkan sesama muslim, dan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Inilah rangkaian upaya untuk mendapatkan esensi puasa dan hari raya. Yakni berhasil mendapatkan ampunan Allah dan bertambah ketatan karena takwa. Pepatah Arab mengatakan: 

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيْدُ ، لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِّبَاسِ وَ الرُّكُوْبِ ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوْبُ

Artinya: Hari raya bukan untuk seseorang yang memakai baju baru, akan tetapi hari raya sebenarnya hanya untuk seseorang yang kadar ketaatannya bertambah. Hari raya bukan untuk seseorang yang berhiaskan diri dengan pakaian dan kendaraan, akan tetapi hari raya sebenarnya untuk seseorang yang berhasil mendapatkan ampunan.

Hadirin, Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,
Semoga dengan hidayah dan pertolongan Allah SWT. perjumpaan kita dengan bulan Ramadan tahun ini dapat menghapus dosa-dosa kita di masa lalu, menempa kita menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa dan tergolong sebagai orang yang beruntung dunia akhirat. Amin, Amin, Amin Ya Robbal Alamin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ } البقرة : ١٨٥}
جَعَلَنَا وَإيَّاكُم مِنَ العائِدِين والفائِزين, وأَدْخَلَنا وإيَّاكُم في زُمْرَةِ المُوَحِّدِين, وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, والحمد لله رب العالمين
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ  ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Khutbah 2


×٧اللهُ أَكْبَرُ 
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ لِلهِ مُعِيْدِ الْجَمْعِ وَالْأَعْيَادِ ، وَجَامِعِ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ ، إِنَّهُ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُفَضَّلُ عَلَى جَمِيْعِ الْعِبَادِ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الدَّاعِيْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ السَّادَةِ الْأَمْجَادِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ التَّنَادِ ، أَمَّا بَعْدُ

فَيَآ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاحْذَرُوا أَسْبَابَ سَخَطِ الْجَبَّارِ فَإِنَّ أَجْسَامَكُمْ سَوْفَ لاتَقْوَى عَلَى النَّار. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ ، اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأمْوَاتِ . اللهم أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ ، اللهم نَوِّرْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ قُبُوْرَهُمْ ، وَيَسِّرْ لَهُمْ أُمُوْرَهُمْ ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ ، وَالْوَبَاءَ ، وَالرِّبَا ، وَالزِّنَا ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ ، عَنْ بَلَدِنَا إنْدُونِيسِيَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَا، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ وَالطُّغْيَانْ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،

Share: