Kategori: Khutbah Jum’at:
Judul: Membiasakan Ibadah Tafakkur
Durasi: 7 dan 5 menit
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الّذِي لَهُ مَا فِي السمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَلَهُ الحَمْدُ فِي الآخرَة الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وهو الرّحِيم الغَفُوْر. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ، الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Jamaah shalat Shalat Jum’at hafizhakumullâh,
Kita bersyukur, karena Allah masih senantiasa memberikan kesempatan untuk berbuat amal baik berupa keampuan untuk melaksanakan shalat Jumat, khususnya hari ini. Kita bershalawat atas Rasulullah karena ajaran beliaulah yang menjadi lentera jalan keislaman ini. Selanjutnya, marilah kita bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah2Nya dan meninggalkan larangan2Nya.
Kita telah memaklumi, bahwa akal merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada manusia sebagai cara untuk memuliakannya daripada semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Nyaris semua kemampuan fisik yang dimiliki manusia, juga dipunyai hewan; Bahkan hewan bisa lebih andal dalam hal-hal fisik. Hanya saja, sehebat apa pun kapasitas hewan, ia tetap tidak akan mampu menciptakan peradaban agung lantaran tak mempunyai akal sebagaimana dimiliki manusia.
Dengan demikian, pantaslah manusia (al-insân) selalu didefinisikan sebagai hayawân nâthiq, yakni hewan yang berpikir. Maka akal atau pikiran adalah kunci pembedanya. Hilangnya fungsi akal pada diri manusia akan menurunkan derajatnya selevel dengan hewan, atau bahkan lebih rendah.
Jamaah shalat Shalat Jum’at hafizhakumullâh,
Al-Qur’an telah menyebutkan bahwa kebanyakan ahli neraka adalah mereka yang tak mau menggunakan akal pikiran, mata, dan telinganya untuk merenungkan ayat-ayat Allah sebagai ibroh dan pembelajaran kehidupan. Akibatnya mereka pun tersesat di dalam mengarungi kehidupan. Allah SWT berfirman:
أُوْلَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS al-A’raf: 179)
Jamaah shalat Shalat Jum’at hafizhakumullâh,
Peringatan utk berpikir, merenung, atau mendayagunakan akal tersebar banyak dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Semua itu menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan potensi akal manusia. Oleh karena itu, memikirkan atau merenungi ciptaan Allah dikategorikan sebagai ibadah, bahkan bisa lebih utama dibanding ibadah sunnah semalaman. Perintah tentang berpikir dan menghayati ciptaan Allah datang langsung dari Allah, termaktub dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ، الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran, 190-191).
Dan keutamaan bagi orang yang berfikir tentang keagungan ciptaan-ciptaan Allah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
التَّفَكُّرُ سَاعَةً خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ
Berfikir sesaat lebih baik dari pada shalat malam (al-Adzamah, juz 1/ hal. 297).
Jamaah shalat Shalat Jum’at hafizhakumullâh,
Anjuran berfikir tentang ciptaan Allah sangat luas tanpa batas. Namun utk mengerucutkan jangkauan khayal, kita tarik satu perumpamaan saja, misalnya berfikir tentang keagungan ciptan Allah berupa langit; Bagaimana langit diciptakan tanpa tiang, bagaimana perencanaan konstruksinya, berapa lama proses penciptaanya, berapa macam hiasan dan ornamennya, berapa banyak makhluk yang menghuninya, dan seterusnya.
Dengan membiasakan berfikir semacam itu maka akan tercetus suatu pengakuan dalam hati seraya berkata: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari siksa neraka.” Dengan itu maka semakin tampak keagungan Allah Yang Maha Perkasa, dan semakin nyata bahwa tiada satu pun yang perlu diagungkan selain-Nya.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
تَفَكَّرُوْافِي خَلْقِ اللهِ، وَلاَ تَتَفَكَّرُوْا فِي اللهِ، فَإِنَّكُمْ لَنْ تَقْدِرُوْا قَدْرَهُ
“Berpikirlah tentang ciptaan Allah, dan jangan kalian memikirkan tentang Dzat Allah karena kalian pasti tak memiliki kesanggupan untuk itu.” (HR. Abu Syekh dari Ibnu ‘Abbas)
Jamaah shalat Shalat Jum’at hafizhakumullâh,
Dalam sehari semalam ada 24 jam, dan ada jam-jam tertentu yang dapat kita tentukan untuk se-saat berfikir. Di saat itulah kita kerahkan fikiran utk memilih jenis ciptaan Allah yang mana yang dianggap paling pas utk difikirkan sebagai perenungan. Semoga dengan ini kita terbiasa berfikir, digolongkan sebagai orang-orang yang menggunakan akal fikiran (ahli tafakkur), dan mendapat pahala ibadah yang sempurna sebagaimana yang diharapkan. Amin .
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم