Khutbah Jum'at, 3 Keutamaan Istighfar, posted by YUQM Sharing
Khutbah 1
Khutbah 1
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنْ. ( هود, ۵۲ )
hud,52
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Tiada ungkapan yang paling pas untuk kita dahulukan kecuali ucapan Alhamdulillah, sebagai ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat dan karuniakan-Nya sehingga kita mampu memenuhi kewajiban shalat Jumat seperti sekarang ini.
Shalawat beserta salam seumpama ucapan: Allahumma sholli 'alaa Muhammad, marilah kita selalu selipkan di lisan, sembari berharap semoga kita mendapat berkah dan syafa’at beliau, di dunia ini dan di akhirat.
Selanjutnya, marilah kita senantiasa menjaga takwa kita kepada Allah beriring perwujudan aksi melaksanakan perintah-perintah-Nya, serta menjauhi larangan-laranganNya.
Hadirin rahimakumullah,
Adalah termasuk suatu keajaiban jikalau kita manusia biasa, tidak pernah berbuat dosa selama hidup di dunia. Karena selaku manusia biasa, kita tak akan pernah lepas dari fitrahnya yakni tempatnya salah dan lupa. Baik kesalahan itu karena disengaja atau memang karena lupa. Jika kesalahan itu kita kerjakan karena betul-betul lupa, maka Allah pasti mengetahui dan sudah mengampuni. Akan tetapi jika kesalahan itu kita kerjakan dalam keadaan sadar/sengaja, maka salah satu jalan menuju ampunan Allah ialah dengan membaca istighfar. Namun ternyata, membaca istighfar itu bukan hanya dapat menghapus dosa-dosa, akan tetapi dapat mendatangkan keutamaan-keutamaan lain, misalnya seperti yang akan disampaikan pada khutbah kali ini.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Keutamaan pertama dari istighfar yaitu agar kita diberikan kenikmatan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Kenikmatan di dunia bisa berupa kesehatan, jabatan, harta benda, anak soleh, dan hal-hal lain yang dapat menentramkan hati. Sedangkan kenikmatan akhirat bisa berupa husnul khatimah, kebebasan dari siksa kubur, naungan di padang mahsyar, hingga masuk surga bersama orang-orang yang diterima taubatnya. Mengenai keutamaan istighfar yang pertama ini, Allah swt berfirman:
وَاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا اِلىَ اَجَلٍ مُسَمىَّ وَيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهْ. وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرْ . ( هود , ۳ )
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakannya), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan, (balasan) atas keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. ( QS. Surah Huud, ayat 3 )
Hadirin yang dirahmati Allah,
Keutamaan kedua dari istighfar yaitu agar kita mendapatkan solusi dari setiap kesulitan dan mendapatkan rizki tanpa diduga-duga. Kesulitan itu bisa berupa kesulitan dalam rumah tangga, kesulitan dalam bertetangga, kesulitan di tempat bekerja, kesulitan untuk taat beribadah, kesulitan dalam menerima kebenaran, dan hal-hal lain yang membuat hati sempit. Solusi kesulitan-kesulitan tersebut adalah istighfar. Semakin banyak semakin bagus, semakin sering semakin afdol. Dalam hal ini, Rasulullah saw bersabda:
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ: مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارْ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبْ. ( رواه ابو داود وابن ماجه واحمد والطبراني والبيهقي وغيرهم )
Dari Abdullah Bin Ibnu Abbas radhiyallaahu anhuma berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membiasakn istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar dari setiap kesulitannya dan memberikan rizki dengan cara tak terduga-duga. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Thabrani, Baihaki dan lainnya).
Hadirin rahimakumullah,
Keutamaan ketiga dari membaca istighfar yaitu agar di saat kita menerima catatan amal di akhirat, kita menerimanya dengan penuh kegembiraan. Kegembiraan paling utama adalah terhapusnya dosa-dosa berkat kecintaan terhadap bacaan istighfar sekaligus dinampakkannya balasan pahala setiap kebaikan yang telah dilakukan selama di dunia. Catatan menggembirakan seperti inilah yang didamba setiap insan di hadapan Penciptanya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda:
عن زبير ابن عوّام رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، مَنۡ أَحَبَّ أَنۡ تَسُرَّهُ صَحِيۡفَتُهُ؛ فَلۡيُكۡثِرۡ فِيۡهَا مِنَ الۡاِسْتِغۡفَارِ. (رواه البيهقي)
Dari Sahabat Az-Zubayr Ibnul 'Awwam, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang suka catatan amalnya dapat menyenangkannya (di hari Kiamat nanti), maka hendaklah ia memperbanyak istighfar pada catatan amal tersebut." (HR. Al-Baihaqi)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikianlah khutbah singkat yang dapat kami sampaikan pada Jumat kali ini, mudah-mudahan 3 keutamaan istighfar tersebut bisa memberi semangat kepada kita sehingga rajin ber-istighfar. Dan semoga kita mendapatkan keutamaan-keutamaannya serta tergolong kepada ahli taubat yang menjadi asbab kebahagiaan hidup kita di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal 'alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدِنا مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى سيِّدِنا آلِ سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ وَالرَّخَاءَ لَهُمْ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالرِّبَا، وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا أندُونِيسِيَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ،