Kategori: Khutbah Jumat
Khutbah I
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah ini kami berwasiat kepada diri kami dan seluruh jamaah, untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan upaya melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua keharaman.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Termasuk ke dalam bukti upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah adalah menjaga akhlak di dalam setiap perilaku sehari-hari. Maka pada Khutbah Jum'at kali ini, kami akan menyampaikan khutbah dengan tema: “Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia”.
Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Kata akhlak merupakan jama’ dari kata: (خُلُقٌ) khuluqun yang mengandung arti: tabi’at (sifat sejak lahir), adat (sifat melalui latihan), dan watak (mencakup keduanya).
Imam Al-Ghazali mengartikan bahwa:
Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir, diproses dengan latihan pembiasaan, dilakukan secara sadar, bersumber dari dorongan jiwa, dan terjadi secara spontan. Sifat itu bisa tampak berupa perbuatan baik, kemudian disebut akhlak mulia. Bisa juga tampak berupa perbuatan buruk, kemudian disebut akhlak tercela.
Sebagai orang Islam kita diperintah untuk berakhlak mulia sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan maka kebaikan itu akan menghapus keburukan. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang bagus.” (HR. At-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Secara global, penerapan akhlak cukup dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari Al Quran atau mencontoh prilaku Rasulullah SAW. Hal ini sesuai dengan hadits beliau sebagaimana berikut:
Dari Aisyah RA berkata bahwa akhlak Nabiyullah Muhammad SAW adalah Al Quran. (HR. Muslim dalam kalimat hadits yang panjang).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dan secara rinci, Akhlak mulia setidaknya ada tiga penerapan; 1. Berakhlak kepada Allah, 2. Berakhlak kepada sesama manusia, 3. Berakhlak kepada diri sendiri.
Contoh Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya: bertakwa di dalam setiap keadaan, ikhlas di dalam beramal dan beribadah, bersyukur atas segala macam nikmat, bertawakkal setelah berusaha dan berdoa, berharap ketentuan yang disenangi Allah, merasa takut akan siksaan Allah, dan bertaubat atas perbuatan buruk yang pernah dilakukan.
Adapun contoh akhlak mulia terhadap sesama manusia diantaranya: saling menyayangi, saling menjaga hubungan baik, saling tolong menolong dalan kebaikan, saling memberi jika ada rezeki, saling menasehati, saling memaafkan, berkata benar, berprasangka baik, bersikap santun, tidak meremehkan orang lain, dan suka menepati janji.
Sedangkan contoh akhlak mulia terhadap diri sendiri diantaranya: menjaga kesucian dan kehormatan diri, rendah hati, jujur, amanah, tanggung jawab, senantiasa berharap kepada Allah, qana’ah atau menerima pemberian dari Allah, sabar atas berbagai ujian, dan tawakal dengan ketentuan Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemulian akhlak seseorang akan dikenang sepanjang waktu, bahkan setelah ia wafat. Namun ada hal yang lebih penting dari pada itu yaitu derajat agung setara ahli puasa dan shalat malam. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
Dari Aisyah dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya dengan akhlak yang bagus, seseorang itu akan mendapatkan derajat ahli puasa dan shalat malam.” (HR. Ahmad No. 24361).
Kemudian di hadits lain disebutkan bahwa orang yang berakhlak mulia dijamin sebuah rumah di surga yang tinggi. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda::
Dan dari Abu Umamah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku menjamin dengan suatu rumah di tepian syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia berhak, menjamin dengan rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda, dan aku menjamin dengan rumah di puncak syurga bagi orang yang memperbagus akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dengan uraian singkat di atas, marilah kita berusaha memperbagus akhlak kita, baik akhlak kepada Allah, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri, sehingga kita mendapatkan derajat yang tinggi seperti yang dijanjikan dan dijaminkan oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT. Selanjutnya, marilah kita berharap semoga Allah menutup akhir hayat kita kelak dalam keadaan husnul khuluq dan husnul khatimah. Amin.
Khutbah II
Judul: Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia
Durasi: 8 menit +3
Tags: khutbah, rumah di surga, akhlak mulia, akhlakul karimah
Ilustrasi Gambar: Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاَۗ ( الأحزاب: ٢١ )
Mengawali khutbah ini kami berwasiat kepada diri kami dan seluruh jamaah, untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan upaya melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua keharaman.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Termasuk ke dalam bukti upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah adalah menjaga akhlak di dalam setiap perilaku sehari-hari. Maka pada Khutbah Jum'at kali ini, kami akan menyampaikan khutbah dengan tema: “Mendamba Rumah Di Surga dengan Berakhlak Mulia”.
Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Kata akhlak merupakan jama’ dari kata: (خُلُقٌ) khuluqun yang mengandung arti: tabi’at (sifat sejak lahir), adat (sifat melalui latihan), dan watak (mencakup keduanya).
Imam Al-Ghazali mengartikan bahwa:
الْخُلُقُ عبَارَةٌ عَنْ هَيْئَة فِي النَّفْسِ رَاسخَةٌ عَنْهَا، تَصْدُرُ الْأَفْعَالُ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ إلَى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir, diproses dengan latihan pembiasaan, dilakukan secara sadar, bersumber dari dorongan jiwa, dan terjadi secara spontan. Sifat itu bisa tampak berupa perbuatan baik, kemudian disebut akhlak mulia. Bisa juga tampak berupa perbuatan buruk, kemudian disebut akhlak tercela.
Sebagai orang Islam kita diperintah untuk berakhlak mulia sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عنْ أبِي ذَزّ رضي الله عنه قال، قال رسولُ اللهِ صلعم: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya:“Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan maka kebaikan itu akan menghapus keburukan. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang bagus.” (HR. At-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Secara global, penerapan akhlak cukup dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari Al Quran atau mencontoh prilaku Rasulullah SAW. Hal ini sesuai dengan hadits beliau sebagaimana berikut:
عنْ عائشة رضي اللَّه عَنْهَا قَالَتْ: "كَانَ خُلُقُ نَبِيِّ اللَّه ﷺ الْقُرْآنَ" رواهُ مُسْلِم في جُمْلَةِ حدِيثٍ طويلٍ.
Artinya:Dari Aisyah RA berkata bahwa akhlak Nabiyullah Muhammad SAW adalah Al Quran. (HR. Muslim dalam kalimat hadits yang panjang).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dan secara rinci, Akhlak mulia setidaknya ada tiga penerapan; 1. Berakhlak kepada Allah, 2. Berakhlak kepada sesama manusia, 3. Berakhlak kepada diri sendiri.
Contoh Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya: bertakwa di dalam setiap keadaan, ikhlas di dalam beramal dan beribadah, bersyukur atas segala macam nikmat, bertawakkal setelah berusaha dan berdoa, berharap ketentuan yang disenangi Allah, merasa takut akan siksaan Allah, dan bertaubat atas perbuatan buruk yang pernah dilakukan.
Adapun contoh akhlak mulia terhadap sesama manusia diantaranya: saling menyayangi, saling menjaga hubungan baik, saling tolong menolong dalan kebaikan, saling memberi jika ada rezeki, saling menasehati, saling memaafkan, berkata benar, berprasangka baik, bersikap santun, tidak meremehkan orang lain, dan suka menepati janji.
Sedangkan contoh akhlak mulia terhadap diri sendiri diantaranya: menjaga kesucian dan kehormatan diri, rendah hati, jujur, amanah, tanggung jawab, senantiasa berharap kepada Allah, qana’ah atau menerima pemberian dari Allah, sabar atas berbagai ujian, dan tawakal dengan ketentuan Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemulian akhlak seseorang akan dikenang sepanjang waktu, bahkan setelah ia wafat. Namun ada hal yang lebih penting dari pada itu yaitu derajat agung setara ahli puasa dan shalat malam. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Artinya:Dari Aisyah dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya dengan akhlak yang bagus, seseorang itu akan mendapatkan derajat ahli puasa dan shalat malam.” (HR. Ahmad No. 24361).
Kemudian di hadits lain disebutkan bahwa orang yang berakhlak mulia dijamin sebuah rumah di surga yang tinggi. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda::
وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Artinya:Dan dari Abu Umamah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku menjamin dengan suatu rumah di tepian syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia berhak, menjamin dengan rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun bercanda, dan aku menjamin dengan rumah di puncak syurga bagi orang yang memperbagus akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dengan uraian singkat di atas, marilah kita berusaha memperbagus akhlak kita, baik akhlak kepada Allah, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri, sehingga kita mendapatkan derajat yang tinggi seperti yang dijanjikan dan dijaminkan oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT. Selanjutnya, marilah kita berharap semoga Allah menutup akhir hayat kita kelak dalam keadaan husnul khuluq dan husnul khatimah. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ اِنْعَامِهِ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ . فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى . وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ اَجْمَعِيْنَ وَالْمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات.ِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُخْلِصِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. فَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ